Chapter two: Forgotten.

1K 18 2
                                    

Itu sih, lima tahun lalu. Sekarang aku sudah berumur 14 tahun.

Aku dan Greyson masih berhubungan sampai kelas enam sd, dan saat kelas enam sd, dia tiba-tiba pindah ke LA dengan suatu alasan. Aku sih terima-terima saja. Lagipula dia sudah berjanji akan kembali.

Sekarang aku sudah smp! Aku tidak terlalu kuper lagi. Justru aku sudah punya sahabat cewek sekarang, namanya Rebecca. Teman-teman memanggilnya Becca, tapi aku memanggilnya Rebe biar kedengaran jelek :p ohoho. Dia memanggilku Mar. Rebe mempunyai rambut coklat bergelombang dengan mata karamel. Dia mempunyai senyum yang manis, bahkan aku tidak percaya saat dia bilang ingin bersahabat denganku. 

"Hey Rebe."

"Hey Mar."

Kehidupanku di smp jauh lebih baik daripada saat aku masih di sd. Oh, ya, aku bersekolah di Cheyenne Middle School. Di sini aku tidak dijuluki 'Gadis Bakteri' lagi. Apa mungkin karena aku sudah mempunyai sahabat atau karena aku sudah memperbarui penampilanku. Aku lebih suka dikucir satu, bahkan aku menambahkan anting.

"Kau tahu Greyson Chance?" Tanya Rebe. Aku mengernyit. Darimana dia tahu nama sahabatku?

"Well, errr, yap. Maksudku, tidak!" Jawabku gagap. Rebe mengangkat sebelah alisnya. "Aku benar-benar tidak tahu. Serius."

"Ohh. Dia itu kan penyanyi! Masa' kau tidak tahu! Dia itu penyanyi terkenal sekarang. Bahkan di gosipkan dia berpacaran dengan Lauren." Ujar Rebe. Ya ampun, aku gaptek banget!

"Lauren?"

"Yap!! dia juga dekat dengan Ariana!!!"  Cicit Rebe.

Tiba-tiba aku teringat masa-masa SD, Dimana Lauren dan Ariana mengejekku 'Gadis Bakteri'. Oh, dan Jake yang mukanya merah sebab dipukul Grey. Dan... saat aku merekam permainan piano Grey.

"Hello? Earth to Maria. Earth to Maria." Canda Rebe.

"Oh... aku memang belum tahu... aku tidak-"

"Apa kau tidak menonton youtube-nya?" Potong Rebe. Aku menggeleng. "Ya ampun, pantas kau tidak tahu siapa dia." Gumam Rebe, tapi aku mendengarnya. "Sebenarnya nanti ada konser Grey loh. Kau mau ikut tidak? aku belikan deh tiketnya... aku ga mau datang sendiri." Tawar Rebe. Aku menggeleng.

"Aku khawatir dengan Mrs. Sykla." Jawabku.

"PLEEEAASSEEEE??" Rebe memasang puppy-face.

"ARRGGHH baiklah. aku akan minta izin." Jawabku. Rebe meloncat-loncat girang. "Jam 19.00 kan?"

"Yap." Jawab Rebe. "Aku pengen banget dapat backstage pass-nya!!! Ya ampun, dia itu ganteng and kece banget sumpaaah!! Kalo sampe dia dapat pacar, bakal kubunuh pacarnya!" Seru Rebe.

"Hush!"

---

Aku mendengar klakson mobil di depan panti. Ya ampun, sekarang saja masih jam 18.30!

Entah mengapa rasanya aku teringat saat Grey menjemputku. Tapi kurasa sekarang dia tidak akan pernah datang, karena dia sudah jadi penyanyi terkenal. Mana mungkin dia ingat denganku yang jelek ini.

Lamunanku buyar ketika Mrs. Skyla menepuk pundakku. "Kau mau pergi, kan?" Tebak Mrs. Skyla. Aku mengangguk. "Pergilah. Pulang dibawah jam sembilan malam, oke? Kecuali kau memberikan alasan yang pasti." Ujarnya sambil mencubit hidungku. Aku terkikik lalu mengangguk lagi.

"Sampai jumpa!" Seruku sambil berlari keluar panti."Hey Rebe!" Sapaku.

"Hey Mar. Ini ayahku, James." Ujar Rebe sambil menunjuk ayahnya yang sedang tersenyum.

"Oh, halo pak. Aku Maria." Ujarku sambil menyodorkan tangan. Kami berjabat tangan.

Rebe mendekat ke arah telingaku. "Aku punya rahasia. Kau janji tidak beritahu siapa-siapa?" Tanya Rebe. Aku mengangguk. "Sebenarnya aku ini piatu."

"Oh ya ampun, kau tidak pernah memberitahuku, Rebecca Sanford!" Pekikku setengah kesal sambil menyebut nama panjangnya.

"Oh ya ampun, kau seharusnya tidak berteriak di sini!" Rebecca mengikuti perkataanku. "Maaf, maaf. lebih baik kita pergi sekarang." Ujarnya mengalihkan pembicaraan.

---

*skip sampai saat Grey nyanyi*

"Oh. Maria. Aku. Tidak. Bisa. Bernapas." Bisik Rebe dengan suara serak.

"oh for love of God, kamu ini fangirling banget!" Aku balas berbisik. Rebe hanya bisa berdiri tanpa suara dengan muka cengo liatin Grey lagi nyanyi dengan pianonya. Aku memutar kedua bola mataku lalu mengibas-ngibaskan tanganku di depan matanya. "Oh ya ampun dia tidak berkedip!" Seruku dalam hati.

Aku tidak berteriak seperti cewek lainnya. Kasian kan Grey-nya, mau nyanyi malah ketutupan suara jeritan.

Aku menatap Grey dengan muka bosan. "Kita sudah boleh pulang?" Tanyaku pada Rebe. Rebe (masih dengan muka cengonya) tidak berkata apa-apa melainkan menggeleng. "Oh God sampai kapan ini akan berlanjut," Gumamku.

Aku tersentak ketika pandanganku bertemu dengan Grey. Aku mencoba untuk mengalihkan pandangan, tapi ketika aku kembali menatapnya, dia masih menatapku! Semoga dia tidak ingat diriku siapa...

---

Tepat jam sembilan malam.

"Terima kasih Rebe." Ujarku sambil memeluknya.

"Terima kasih kembali," Ia balas memelukku.

"Urrmm, sudah ya! sampai jumpa besok di sekolah..." Aku berjalan ke pintu. Sekilas aku membalikkan badan, dia sudah pergi.

AARRGGHHH, Maria bodoh! Mengapa kau selalu teringat akan Greyson?! Dia itu sudah jadi PENYANYI TERKENAL, mana mungkin kan dia akan mengingatmu lagi?! Lagipula itu sudah dua tahun berlalu!

Aku menggelengkan kepalaku beberapa kali. Saat masuk ke dalam panti, aku melihat Mrs. Skyla sedang menonton di ruang utama.

"Aku pulang, Mrs. Cuma lewat beberapa menit, bukan?" Tanyaku. Mrs. Skyla mengangguk. Aku dengan cepat masuk kedalam kamarku lalu ganti bajuku dengan PJs.

Baru saja aku ingin merebahkan diri ke kasurku yang empuuukk, aku langsung di kagetkan dengan klakson mobil. "MRS! APAKAH KAU AKAN MEMBUKAKAN PINTU?!" Seruku dari lantai dua.

"TIDAK." Aku memutar kedua bola mataku ketika mendengar jawaban Mrs. Skyla.

"AKU AKAN MEMBUKANYA!" Seruku lagi.

Aku berlari dari lantai dua ke lantai dasar dengan cepat. Awalnya aku pikir dia Rebe.

"Rebe-" kata-kata terputus begitu melihat siapa yang sebenarnya datang malam itu.

---

*p.s*

Yay! akhirnya sudah chapter dua!Sori kependekan,

Mungkin alurnya rada ga nyambung+alur kecepetan+gaje. +__+ tapi inilah diriku!! >_<

Awalnya sih tadi aku ingin buat cerita tentang Niall dan Grey yang rebutan Maria. Tapi berubah, soalnya ga bagus kan, nanti kalo Grey yang dipilih, Niall bunuh diri (?).

Pokoknya makasih banyak ya udah baca! :3

Greyson Chance: Waiting. (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang