Chapter Seven: Cody, Greyson, and Kidnapper.

958 33 13
                                    

Maria POV.

Aku batuk begitu mendengar perkataan Cody yang tajam dan dingin itu, menyebabkanku memuncratkan (katanya kurang tepat, ya?) teh yang barusan aku teguk. Cody menghela napas dan mengelap pakaianku yang basah.

"Mind to tell me?" Ujarnya lagi, menunjukkan puppy-facenya. Aku membuang muka, berusaha mengacuhkan wajahnya yang mirip anak anjing kecil sekarang. "Pweaaassseee?" Cody memegang lenganku, berusaha seperti anjing yang sedang memohon kepada majikannya. Aku mengumpat, lalu mengangguk terpaksa.

"OK, OK. Tapi janji, jangan pernah balas dendam, maafkan saja mereka OK? Dan, jangan pernah bilang kepada Greyson!" Cicitku. Cody memutar kedua bola matanya, lalu mengangguk cepat. "Woah, smooth." Gumamku sambil menyeringai.

"Jangan mengulur-ulur waktu, Maria!" Serunya sambil mengangkat kedua tangannya ke udara. Aku tertawa.

"Baiklah." Ujarku sebelum mengambil napas panjang dan dalam. "Aku tidak tahu kenapa dan apa," Dustaku. "Tapi Ariana dan Lauren mengurungku disini, katanya ini adalah, semacam... Pesta sambutan kepada anggota baru, mungkin?" Desahku. "Mungkin mereka cuma ingin mengetes nyaliku saja, Cody. Mana mungkin, mereka mencoba membunuhki, bukan? Mungkin saja tadi mereka ingin membuka pintu tapi mereka ketiduran..."

"Kau yakin? Ariana dan Lauren?" Secara mental aku menampar diriku sendiri. Kenapa aku beritahu Cody kalau yang mengurungku adalah Ariana dan Lauren?! Mana mungkin dia percaya. Sangat benar sehingga terdengar sangat salah. "Well, yang penting kau aman sekarang." Ujarnya sambil tersenyum hangat.

Ba-thump. Ba-thump. Ba-thump.

Aku menguap. Kemudian Cody menguap beberapa detik kemudian.

"Errr, selamat malam kalau begitu." Ujarku, beranjak pergi. Namun, Cody menahanku. Aku menoleh dan menemukan Cody sangat gugup.

"Stay? M-maksudku, malam ini sangat dingin dan... Aku tidak mau tidur sendirian." Ujarnya, menghindari kontak mata denganku, dan wajahnya semerah kepiting rebus. Wow, aku tidak pernah melihatnya segugup ini. Tentu saja, aku tertawa.

"OK, i'll stay." Kataku sambil mengedipkan sebelah mataku, berusaha terlihat cheeky. Tapi sepertinya malah kelihatan creepy (LOL).

---

Aku bangun dengan aroma yang asing namun enak dihirup. Aku mendongak dan menemukan Cody tidur, mendengkur sedikit. Menurutku, wajahnya yang sedang tidur manis. Wtf, apa yang barusan aku bicarakan? Aku segera menepis pikiran itu jauh-jauh, dan menenggelamkan wajahku di dada Cody lebih dalam. Aku suka aromanya.

Aku baru sadar kalau tangan Cody berada di pinggangku, menarikku lebih dekat dengannya. Refleks, tentu saja, sisi bodoh dari diriku, memeluk perutnya seperti sedang memeluk bantal guling. Wajahku memanas begitu menyadarinya.

Aku mengerling kepada jam. Sudah jam setengah tujuh, lebih baik aku segera pergi sebelum Mrs. Skyla marah.

Aku pelan-pelan meninggalkan Cody, lalu meninggalkan catatan di sampingnya, berisikan permintaan maaf karena meninggalkannya di pagi hari. Eh, kenapa aku pikir dia akan kecewa jika aku tinggalkan? Maksudku, kita kan tidak pacaran. NO way, brain, kamu ngaco lagi.

Aku mengganti baju piyama Greyson dengan bajuku yang kemarin aku kenakan saat pergi kesini. Aku keluar kamar dan menemukan Ariana dan Lauren sudah pergi. Hanya ada Greyson di sofa.

"Greyson, aku pulang, ya," Bisikku. Greyson mengigau lalu menarik bajuku. "Woah, greys!" Kataku. Greyson segera membuka kedua kelopak matanya dan Pupil matanya membesar begitu melihatku, ada di atas tubuhnya. "Uhh, morning." Kataku, awkwardly.

Kami berdua jatuh dari sofa.

Kami berdua kemudian tertawa.

"Heh, apa yang kau lakukan semalam? Kau tidak nonton film, ya?" Tanya Greyson.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2012 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Greyson Chance: Waiting. (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang