Chapter Three: Cody.

979 16 0
                                    

"Rebe-" napasku tertahan. Sosok yang sudah lama tidak kulihat, kini muncul kembali. "GREY?!" Pekikku.

Yap, Greyson Michael Chance. Orang yang sudi berteman denganku saat aku masih kelas lima (atau enam?). Sekarang dia mungkin bukanlah 'orang' yang kukenal, karena dia adalah penyanyi terkenal sekarang.

"Kau masih ingat aku?" Tanyanya.

"Ya ampun, seharusnya aku yang tanya begitu!! Apa kau masih ingat aku?" Aku balik bertanya. Dia nyengir.  "Ba-bagaimana rasanya jadi terkenal?" Tanyaku. Aku berjalan mendekatinya.

"Tidak terlalu buruk. Dikenal semua orang itu bagus, tapi fans-nya itu loh!! Bahkan ada yang nangis pas aku konser," Jawabnya sambil mendengus. Untuk beberapa detik, mata kami bertemu. "Kau masih sama seperti dulu." Ujarnya.

"Mungkin hanya aku saja yang masih sama. Kau sekarang sudah lebih berbeda." Ujarku sedikit bercanda. Dia menunduk. "Oh, ya. Bagaimana hubunganmu dengan... Lauren atau Ariana?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan. Dia tampak tidak senang membahasnya.

"Well... aku dan Lauren baru saja putus. Kalau aku dan Ariana sih, kita cuma teman doang. Gak lebih dan gak kurang." Jawabnya. "Bagaimana denganmu? kau sudah punya pacar?" Tanya Grey. Aku tersenyum pahit.

"Kebanyakan orang justru menghindariku. Tapi aku tidak seperti saat dulu lagi, loh! Aku juga sudah punya temen," Jawabku. Greyson tersenyum sambil mengangkat sebelah alisnya.

Kami berdua sedang asyik mengobrol, sampai saat ada suara yang menghentikan percakapan kami. "Grey... masih lama? aku sudah mau pulang!" Seru seseorang dari dalam mobil Grey. Aku mengernyit.

"Siapa itu yang ada didalam mobilmu, Grey?" Tanyaku.

"Sahabatku, Cody. Cody Simpson." Jawab Grey.

Kaca mobil terbuka secara tiba-tiba. Aku melihat orang yang bernama Cody itu pirang. Dia lumayan lucu loh.

"Oh hei! Apakah kau pacarnya Greyson yang baru?" Tanya cowok pirang itu. Aku menggeleng. "Oh syukurlah, masih bisa jadi pacarku kan?" Godanya. Grey menonjok pelan lengan cowok pirang itu. "By the way Aku Cody Simpson. Kau?"Tanyanya sambil mengulurkan tangan.

"Aku Maria. tidak ada nama lengkap," Jawabku. Kami berdua berjabat tangan."Senang bertemu denganmu," ujarku di sela jabatan tangan kami.

"Hey, bagaimana kalau besok kita jalan-jalan?" Usul Cody. Senyumku mengembang.

"Boleh juga, kau mau ikut kan Grey?" Tanyaku. Grey mengangguk pelan. "Ya sudah sebaiknya kalian pulang sekarang, hari sudah semakin larut." Ujarku. "Sampai jumpa." Kataku pelan. Aku kembali memasuki panti.

---

[Grey's pov]

Mobil perlahan pergi dari panti tempat Maria tinggal.

"Cody, kau benar-benar pelawak yang lucu, terkadang." Ujarku. Cody menaikkan sebelah alisnya.

"Bung, aku bukan pelawak. atau bukan juga pembohong. Aku serius!" Kata Cody. Aku mengernyit bingung. "Ck! Itu namanya 'godaan'. Aku ingin menjadi pacarnya." Tambah Cody.

Entah kenapa rasanya hatiku sakit. Mengapa? aku cuma sahabat Maria. tidak kurang, tidak lebih. Aku tidak berhak merasa cemburu. Tunggu, cemburu?

"O-Oh. Baguslah." Kataku.

"Apa? kau sepertinya tidak senang," Ujar Cody sambil mendengus. aku menggigit bawah bibirku. "Aha! atau kau menyukai dia?" Tanya Cody mengagetkanku.

"Apa? me-menyukainya? kau bercanda! mana mungkin! mana mungkin, kan aku menyukai anak yatim piatu?" Jawabku. Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja aku katakan. Aku mengucapkannya dengan spontan, bahkan aku terkejut aku mengucapkannya.

"Baguslah. Jadi nanti, kalau aku dan dia sudah jadian, tidak akan ada masalah, bukan?" Tanya Cody lagi.

"Ayolah mate. Kau tidak serius mengajaknya berkencan, bukan?" Aku balik bertanya. Entah mengapa dan bagaimana, sesuatu dalam diriku tidak ingin dan tidak akan mengizinkan orang lain mendapat dan memiliki Maria. Hanya aku seorang yang boleh memilikinya.

Cody melototiku. "Bagaimana kalau aku serius?" Tanya Cody. Aku pasrah.

"Bagaimana kalau kita lupakan saja tentang Maria dan kembali menjalin persahabatan seperti biasa?" Usulku, menawarkan perdamaian.

"Tidak." Jawab Cody. "Supir, tolong turunkan aku di pertigaan sana." Pinta Cody. "Dan kau, Grey, kita bertanding mulai sekarang." Ujarnya tajam.

"Cody-"

"Stop! aku tidak ingin dengar apa-apa darimu." Potong Cody. "Aku berhenti di sini. Aku bisa memanggil supirku sendiri."

----

:D Hari ini pendek dulu yah! :D Soalnya busy banget ngurus pendaftaran smp... :(

Greyson Chance: Waiting. (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang