7 - Rindu.

64 5 2
                                    

Hanya satu penawar rindu
yaitu bertemu.
-Jim O'brien-

***


Masih terfokus dengan filenya, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu apartmentnya.

"Who is that? Oh, so tired today. Tamu macam apa datang semalam ini." Gumam Alona menuju pintu.

"How are you baby?" Sapa seorang pria ketika Alona membuka pintunya.

"Damn! I miss you." Alona melompat kepelukan kakaknya.

Pria itu adalah Jim O'brien, pria dengan tubuh tinggi dan rambut gondrongnya kini.

Jim kakak kandung Alona, keluarga satu-satunya yang Alona punya saat ini setelah kepergian orang tuanya.

Ya, sejak dulu Alona tinggal secara terpisah dengan kakaknya, jadi tak akan ada yang menyangka jika Alona memiliki seorang kakak, karna mereka jarang sekali bertemu bahkan hampir tidak pernah.

Terlebih sejak 2 tahun yang lalu kakaknya pergi ke Jerman dan hanya memberi kabar sesekali saja selama kepergiannya.

"Lepaskan! badanmu begitu berat, aku lelah." Jim mengusap kepala Alona lalu membawanya masuk.

"You think im fat?" Alona membulatkan matanya.

"Maybe," Goda kakaknya tertawa kecil dengan melempar tubuhnya yang lelah di atas sofa.

"No! Kau bau alkohol Jim. Bagaimana bisa kau baru tiba dari Jerman dan kau sudah minum disini?" Alona melangkah ke arah dapur.

Alona membuatkan minuman hangat menghilangkan pengar karna pengaruh minuman alkohol untuk kakaknya.

"Nampaknya adikku sudah semakin dewasa dan cerewet sekarang, apakah aku melewatkan masa pubermu?" jim terus menggoda Alona dengan sedikit bercandanya.

"Are you kidding me?."Alona tak terima dirinya selalu dianggap anak kecil.

"Im seriously. Apa kau nyaman tinggal disini?" jim tersenyum pada adiknya itu.

"Lebih nyaman dari pada harus tinggal bersamamu yang rusuh, lagi pula kau tak pernah mengizinkan aku mendatangimu" Jawab Alona.

"Tidak dulu untuk saat ini menunggulah hingga waktunya tepat." Jelas jim.

"Sudah terbiasa begini, asalkan kau masih sempat mengunjungiku dan memberi kabar, aku maklumi." Alona berjalan membawa minuman yang dibuatnya.

"Anak pintar." Jim menepuk sofa disebelahnya meyuruh alona duduk disebelahnya.

"Kau sekarang nampak terlihat lebih baik, meskipun aku tak tau kau kemari bukan untukku, ceritakanlah?." Alona menatap serius jim.

"Apakau sudah makan?" Balas jim.

"Tidak ada aturan menjawab pertanyaan dengan pertanyaan juga. Bodoh." Alona memukul kepala kakaknya.

"Aku merindukan pukulanmu itu." Jim tertawa kecil.

"Apakau kembali ke New York masih untuk mencarinya?." Tanya alona membuat suasana hangat menjadi bisu.

Jim hanya memejamkan matanya dan bersandar pada sofa tanpa menjawab pertanyaan Alona.

"Hei, jangan terlalu serius begitu. Aku hanya bertanya. Just drink it, and sleep well." Alona meletakan minuman itu dan meninggalkan jim.

"Ya, apa kau tidak rindu kepadaku, kemarilah duduk bersamaku." Teriak Jim menatap Alona yang terus berjalan memasuki kamarnya.

Alona hanya melambaikan tangannya keatas menandakan ketidak tertarikannya.

"kau masih saja menyebalkan bocah kecil," Jim dengan sedikit tersenyum rindu kepada adiknya itu.

Keesokan paginya Alona yang bergegas pergi ke kantor dan kaget ketika keluar kamar ada pria tertidur di sofanya, dengan ruangan yang begitu berantakan.

Ketika bangun tidur Alona melupakan satu hal yaitu bahwa seorang pria sedang bersamanya saat ini.

"Wake up! Mengapa kau tidak tidur dikamar tamu, shit! berantakan sekali ruangan ini." Teriak Alona menyiram wajah kakaknya dengan air.

"Please, aku lelah pergilah jangan mengganggu." Jim masih keadaan mengantuk.

"Lihatlah sekarang kau bertingkah mengusirku." Desis Alona.

"whatever urus dirimu sendiri, jangan merepotkanku, aku sudah cukup mendapatkan masalah dari tugasku." Alona mengomel pergi meninggalkan kakaknya.

Alona menuju kantor dengan terburu-buru dan saat tiba di meja kantor ia hanya bisa memandangi berkas tugasnya karna bingung harus mulai dari mana.

"how are you? How about you're job?" tanya Leon menghampiri meja Alona.

"Not good." Jawab Alona singkat dengan merebahkan tubuhnya ke kursi.

"Alona, mengapaa kau tak memberikan laporan Mr. George kepadaku?" Tanya bosnya yang juga menghampiri mejanya.

"Aku belum mendapatkannya, sedangku usahakan." Jawab Alona.

"Cepat selesaikan sana temui dia lagi, leon bantu dia." Ucap Adrick dan pergi meninggalkan mereka.

"its ok, look at that!" Leon menunjukan sesuatu padanya yang tertera pada layar poselnya.

"Are you sure? so thankyou." Jawab Alona girang mengambil tas lalu lari pergi meninggalkan teman leon.



***
Continue...
***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not Good GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang