Prolog

122 11 0
                                    

Seorang gadis kecil berumur 5 tahun dengan poni yang dimiringkan duduk diruang konsultasi seorang psikiater bersama ibunya. Matanya yang berwarna nila menatap seisi ruangan dengan tatapan tajamnya.

Dokter Andra bilang, dia termasuk salah satu anak yang memiliki indra ke enam atau indigo.

Ibu dari gadis bernama Vanila Maharani ini memang sering melihat anaknya melakukan hal-hal yang tidak biasa seperti yang dilakukan oleh anak-anak seumurannya. Seperti berbicara sendiri, menjawab PR kakaknya yang duduk di kelas 3 SD, melayangkan benda, dan masih banyak lagi. Karena ibunya takut akan terjadi apa-apa dengan anaknya, ia membawanya pada seorang psikiater.

"Nila, om mau periksa Nila ya," kata Dokter Andra setelah ibu dari gadis itu menceritakan semuanya. Dia pria berumur 30-an berkulit putih dan berkumis tipis. Bibirnya yang tipis membentuk senyuman.

Nila pun mengangguk. Dokter Andra menyuruh Nila untuk duduk di nakas, lalu memeriksanya. Setelah selesai, ia kembali pada ibunya.

"Ada beberapa kasus anak yang mempunyai keunikan yang dapat ditemukan pada anak indigo, yaitu sakit kepala yang tidak tertahankan dan juga lambung yang kadang melemah, hal ini dikarenakan adanya tingkat stress yang tinggi pada para indigo yang dimana dalam berpikir yang keras yang tidak dikendakinya sehingga memerlukan energi yang besar.

Sedangkan untuk penyakit lambung yang melemah ini disebabkan oleh produksi asam lambung dari si anak indigo itu akan meningkat pada anak indigo yang stress dan berakibat kinerja lambung nya melemah.

Terkadang mereka mengalami susah tidur. Ini karena anak indigo biasanya akan mendengar berbagai macam suara yang letaknya jauh serta merasakan gerakan dari orang-orang maupun makhluk yang tidak kasat mata." ujar Dokter Andra pada Regina -mama Nila.

Regina menganggukan kepala seraya memahami perkataannya. Namun ada satu yang ganjil pada anaknya.

"Lalu, kenapa warna matanya bisa berwarna nila?" tanya Regina. Dia dan Dokter Andra adalah teman semasa SMA nya. Jadi, tak heran jika mereka berbicara dengan bahasa informal.

"Ini disebut dengan sindrom Alexandria Genesis." Jawab Dokter Andra.

"Selama masa pubertas, warnanya akan lebih tebal atau ungu-biru ungu dan warnanya akan bersifat permanen, tapi tidak akan mempengaruhi kemampuan indera penglihatannya." jelasnya

*~*~*~*~*

Yoo!

Yang belum ngevote, ya vote!

Yang mau ngoment, ya silahkan!

Semoga betah ya ama ceritanya^^

Happy Reading**

NilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang