Meski kamu benci, tapi aku rindu ~ Arlyn
*~*~*~*~*
PRAAKK..
Sebuah triplek tebal terbelah menjadi dua karena tendangan melayang dari Arlyn.
"Lagi," ujar kak Tegar-senior yang melatihnya.
Arlyn pun mengangguk dan melakukannya lagi, lalu berputar barisan ke belakang.
"Pemanasannya selesai. Sekarang melawan. Yang gue sebutin, berarti itu lawan main kalian."
"Bagas dengan Bayu."
"Siap!" ujar Bayu dan Bagas bersamaan
"Mampus lyn, gue sama Bayu." bisik Bagas yang berada disamping Arlyn. Bayu, bisa dibilang jagoannya di taekwondo. Banyak yang kalah saat bertanding dengannya. Selain bakat taekwondonya yang hebat, ia juga memiliki wajah yang tampan. Tak heran jika para wanita tergila-gila padanya.
Arlyn hanya terkekeh. "Semangat. Demi sabuk item bro," ujarnya
"Yosh! Semangat!" kata Bagas yang tiba-tiba saja semangatnya membara kalau sudah berbicara tentang sabuk hitam.
"Halah. Giliran ngomong sabuk item aja semangat 45"
Sebentar lagi ujian menuju sabuk hitam. Ujian ini sudah ditunggu-tunggu oleh Bagas karena ia akan mendapatkan Lia -perempuan yang ia suka- dengan janji sudah mencapai sabuk hitam. Memang perjanjian yang aneh.
"Arlyn dengan Andin,"
"Siap!"
"Uuuuu.. Andin bro," ledek Bagas padanya sambil menyenggol lengan Arlyn. Namun Arlyn hanya menatapnya seolah berkata 'apaan sih'. Namun tanpa Arlyn sadari, Andin memerhatikannya.
"Galih dengan ...,"
"Siap!"
"...dengan Riska,"
"Siap!"
"... dengan ...,"
"Siap!"
Beberapa menit kemudian...
Setelah Bagas dan Bayu, sekarang giliran Arlyn dan Andin yang mulai.
"Semangat lyn,"
"Jangan lupa baca basmalah,"
"Fokus ea.." teriak Bagas yang baris dibelakangnya yang sedari tadi membuyarkan pikirannya untuk fokus.
"Anjir! Brisik lo!"
Bagas terkejut, "Buset. Nggak usah ngegas kali pak."
Kali ini Arlyn benar-benar ingin fokus. Ia menarik nafas dan membuangnya perlahan. Namun pandangannya beralih pada seorang gadis yang sedang berjalan didepannya atau tepatnya di belakang Andin. Ya, si gadis bermata nila. Sesaat pandangan mereka bertemu yang membuat Arlyn kehilangan fokusnya.
Namun gadis itu hanya berlalu.
"Arlyn," panggil Andin pelan. Namun pandangannya masih mengikuti gadis itu.
"Jangan bengong lyn," ujar Andin memperingatinya.
Arlyn menoleh. Pandangannya beralih pada Andin. Pikirannya buyar.
"Yap!" aba-aba dari kak Tegar bahwa telah dimulai.
Arlyn terkejut, tiba-tiba Andin telah memberikannya pukulannya terlebih dahulu. Untungnya Arlyn bisa menghindar kesisi kanan ketika pukulan masuk. Namun ketika ia ingin membalas pukulannya, langkahnya kalah cepat dengan Andin, ia meraih siku Arlyn dengan tangan kirinya. Lalu ia memasukan tangan kiri Arlyn ke area dalam sehingga tangannya tepat di depan dada Andin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nila
Teen FictionVanila Maharani, gadis bermata ungu yang membenci kemampuannya karena ia terlahir menjadi manusia spesial yang setiap harinya dapat merasakan makhluk tak kasat mata. Namun bagaimana jika makhluk tersebut adalah masa lalunya yang kini merasuk kedala...