3. RUMAH ALVERO

55 6 0
                                    

Alvero baru saja sampai di rumahnya. Setelah mengucapkan salam, ia bergegas naik ke kamarnya.

Tepat di undakan tangga cowok itu menoleh dan menatap seorang wanita yang sedang berkutat dengan beberapa bahan masakan.

"Bun, Al makan nanti aja ya", ucapnya.

"Ya udah nggak papa, kamu buruan ganti baju sana", kata wanita itu, Bunda Alvero.

Setelah melemparkan senyum Alvero melanjutkan langkah kakinya menuju ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, ia melepaskan semua atribut sekolahnya. Bahkan ia melemparkam tasnya ke sofa yang ada di sudut kamarnya.

Cowok itu melepaskan seragamnya dan menaruh ponselnya di nakas samping tempat tidurnya lalu pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Setelah keluar dari kamar mandi, ia mengambil ponselnya dan melihat sebuah chat WA yang masuk sekitar 5 menit yang lalu.

Lyra Keren

Buruan share alamat lo bege, gue lgi darurat ini.

Alvero membelak. Sejak kapan ia menyimpan nama narsis itu di ponselnya, tapi setelah di ingat lagi Lyra sendirilah yang menulis nomernya di ponsel Alvero.

Ia tersenyum dan menshare lokasinya melalui aplikasi Google Maps.

Lyra Keren

Ok. Tunggu bntar, gue dah dket.

Dahi Alvero berkerut menatap balasan chat dari Lyra.

Alvero : Maksud lo udh dket ?

Lyra Keren : Maksud gue, gue dah mau sampe ke rumah lo, gue dah muter* dritadi-_

Alvero : Serius lo ?

Lyra Keren : Iye

Alvero tidak membalas lagi chat dari Lyra, emang cewek itu nggak pusing atau apa gitu muter-muter terus.

Ia menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur, lalu mengambil earphone dari laci nakas dan memakainya.

Jemarinya memilih lagu I'am The One-Justin Bieber, yang kemudian menggema di telinganya. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk mengikuti alunan musik.

Tepat saat lagu itu berganti ponselnya bergetar, menandakan ada chat yang masuk.

Lyra Keren

Gue dah di depan-_- sampe kpan lo ngebiarin gue kyak pengemis ?

Sontak saja Alvero bangun dan setengah berlari ke arah bawah, hampir saja ia terpeleset di undakan tangga.

Dan saat pintu rumahnya terbuka, seorang cewek dengan senyum jahil menyambutnya.

"Hai", sapanya dengan kedua alis yang di naik turunkan.

Alvero mengamati Lyra dari bawah hingga ke atas.

Kaos lengan panjang berwarna merah maroon, lalu celana training berwarna biru dan sandal jepit.

Rambut ikal sebahunya di ikat di bagian samping kanan. Dan hebatnya gadis itu tidak membawa buku, jangankan buku, selembar kertas saja tidak. Hanya sebuah bolpoin di ikat rambutnya yang jelas terlihat.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang