Keesokan harinya Lyra sudah datang pagi-pagi sekali ke sekolah. Rekor terbaru dalam hidupnya karena jam baru saja menunjukkan pukul 06.15 WIB.
Bahkan Mamanya saja sempat menanyakan apakah dirinya kesambet setan sampai-sampai berangkat sekolah pagi-pagi sekali.
Alasannya simpel dia punya misi rahasia.
"Ngapain sih disini Ra ? Horor tau",
Lyra hanya menatap malas ke arah cowok yang sedang memeluk tubuhnya sendiri. Wajahnya terlihat ketakutan dan sorot matanya ngeri.
"Badan lo aja yang besar Deva, giliran berdiri di belakang sekolah aja udah mau ngompol", ejekan itu berasal dari arah kanan Lyra.
Seorang cowok dengan jaket kulit hitam tengah bersandar di bahu Lyra.
Lyra hanya terkekeh ringan sebelum menonyor kepala Deva cukup kuat.
"Seriusan tu anak mau dateng kesini ?" Tanya cowok berjaket hitam itu.
"Tau, doain aja lah Gib", jawab Lyra.
Gibran Pradana dan Deva Listanto adalah sahabatnya sejak SMP.
Dan misinya kali ini adalah......
"Maksud lo apa hah ?" bentak seseorang yang baru saja datang dengan jaket biru dongker yang masih ia kenakan.
Lyra tersenyum licik. Dia sudah memberitahu Gibran soal rencananya kali ini. Dengan berdalih akan menyebarkan fakta tentang Alvero yang sebenarnya cogan ia berhasil membuat Alvero datang ke tempat yang ia inginkan.
"Gib, sekarang aja", kata Lyra.
Gibran bangkit dari posisi bersandarnya dan bergerak cepat, mengunci kedua pergelangan tangan Alvero di belakang tubuhnya.
"Dev rencana iblis", lanjut Lyra.
Deva yang juga sudah di beritahu saat sampai di sekolah tadi ikut menyeringai kejam ke arah Alvero.
"Mau ngapain lo", bentak Alvero.
Alvero merasa terjepit, ia benci posisi ini. Dimana kedua tangannya terkunci dan Lyra yang berdiri di hadapannya tengah tersenyum mengejek.
Deva tersenyum manis tepat di depan wajah Alvero yang mengernyit jijik.
"Babe, kita dandan dulu ya ?" Ucap Deva dengan nada manja.
Kedua tangan Deva segera menarik lepas dasi Alvero, lalu beralih mengacak-ngacak rambut lebatnya. Sedangkan Gibran udah ketawa jahat sambil nahan pergerakan Alvero agar tidak lepas.
"Belum cocok stylenya Dev", ucap Gibran.
"Aduh aike bingung nih bok, harus aike kasih gaya apa nih cogan," dengan nada letoy mirip banci Deva mencolek dagu Alvero.
Alvero bergidik ngeri dan selanjutnya kembali meronta dari kekangan Gibran.
Deva cuma geleng-geleng kepala, tidak menyangka jika cowok yang kelihatan kalem seperti Alvero bisa mengerikan saat ngamuk.
Deva menarik keluar seragam Alvero agar terlihat berantakan tak lupa juga menarik jaketnya hingga lepas dengan bantuan Gibran.
Cowok dengan label spik kanan kiri itu menarik tas Alvero hingga terjatuh.
"Udah Dev", ucap Lyra tiba-tiba. Lama-lama dia kasihan juga dengan Alvero.
Gadis berkuncir kuda itu kini mendekati Alvero yang menatapnya murka, seringai licik terulas di bibirnya.
Jemari Lyra terulur meraih kacamata Alvero dan berhasil mendapatkan teriakan murka dari pemiliknya.
"BALIKIN RA"
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
RandomLo beda. Dan gue nggak sadar itu dari awal. Gue gak nyangka kalo itu lo. Gue terlalu dibutakan sama ambisi gue. Dan lo selalu ada buat gue. Please demi apapun gue cuma pengen lo jadi milik gue dan gue akan pertahanin lo dengan segala keegoisan gue. ...