Lyra memasang wajah super duper kesal sejak tadi. Matanya yang sudah terasah begitu tajam tak henti-hentinya menatap Alfa.
Alfa Radeya Adrian, salah satu adik kembarnya yang super nyebelin dan suka ikut campur urusan orang.
Dan ya Alfa sudah berteriak seperti orang gila tentang dirinya yang di bonceng Alvero hingga Mamanya curiga.
Dan disinilah dia, di kursi ruang makan di iringi oleh tatapan penasaran dari penghuni rumah sambil menunggu Papanya pulang.
"Masih ngambek ?", tanya Mama.
"Gimana nggak ngambek coba, Alfa bikin malu orang tau Ma", adu Lyra.
Sedangkan Alfa hanya mencibir, sambil memainkan garpu yang ada di depannya.
"Kamu kayak nggak tau Alfa gimana aja", tutur Mamanya.
"Tapi kakak bener Ma, Alfa keterlaluan, Alfi aja sampai kedengeran padahal Alfi ada di kamar", Lyra menatap adiknya yang satu lagi.
Saudara kembar Alfa, Alfi Radeya Adrian, adik tercinta yang selalu memihak ke arahnya.
Lyra tersenyum penuh kemenangan saat Alfa menatapnya tajam.
"Kak Alfa juga apa-apaan sih kayak anak kecil tau nggak", ucap seorang gadis kecil di samping Alfa.
Skak Mat, Lyra ingin berteriak di depan wajah Alfa sekarang juga. Satu lagi seseorang yang ada di pihaknya.
Adiknya yang paling kecil, Violin Ambar Adrian. Yang masih kelas 5 SD.
Ia tidak bisa menahan seringaian di wajahnya, dan melihat wajah kesal Alfa adalah jackpot tersendiri untuknya.
"Nah sekarang, Alfa minta maaf sama kakak. Buruan", suruh Mama.
"Iya. Maaf", ucap Alfa.
"Kagak ikhlas lo", sindir Lyra.
"Emang",jawab Alfa judes.
"Alfa", peringat Mama.
"Bercanda", ucap Alfa sambil nyengir.
"Tapi, emang tadi siapa ? Setahu Mama kamu nggak lagi deket sama cowok tuh", ujar Mamanya penasaran.
"Apaan sih Ma", keluh Lyra.
Tapi Mama tetap Mama, yang akan selalu kepo dengan kehidupan remajanya. Memang sih selama ini ia tidak pernah begitu dekat dengan cowok apalagi sampai diantar pulang seperti Alvero tadi.
"Itu cuma temen, Lyra nolongin dia dari cabe-cabean sebagai imbalannya dia nganterin Lyra pulang", terang Lyra.
Mama hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti, meskipun Lyra yakin Mama sedang menahan senyumannya.
Tak berselang lama, pintu rumahnya di ketuk dan Mama bangkit dari duduknya untuk membukakan pintu.
Papa muncul di ruang makan dengan senyuman di ikuti Mama di belakangnya.
"Siapa tadi yang dianterin cowok pulang ?",tanya Papa.
"Kak Lyra lah", jawab Vio.
"Vi", rengek Lyra.
"Pacar kamu ?", tanya Papa lagi, beliau menggulung lengan kemejanya sambil menatap Lyra. Mama menatapnya sambil tersenyum.
"Nggak mungkin lah Pa, orang kakak modelannya begitu. Mana ada yang mau", jawab Alfa sambil mengangkat bahu.
"Huss kamu ini", peringat Mama sambil menyerahkan piring berisi nasi ke arah Alfa.
"Apaan sih Al, ikut-ikut aja", ucap Lyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
With You
RandomLo beda. Dan gue nggak sadar itu dari awal. Gue gak nyangka kalo itu lo. Gue terlalu dibutakan sama ambisi gue. Dan lo selalu ada buat gue. Please demi apapun gue cuma pengen lo jadi milik gue dan gue akan pertahanin lo dengan segala keegoisan gue. ...