Hari yang bebas. Mereka dipersilahkan oleh guru untuk bermain atau pun berkenalan dengan teman baru.
Hyelin menghela nafas bosan. Teman-teman terdekatnya tidak ada yang sekelas dengan dia. Dengan terpaksa, Hyelin harus mulai beradaptasi dan mencari teman untuk menghapuskan rasa bosannya.
Karena tidak ada teman yang dikenalnya, dia mencari tempat duduk secara random. Hyelin menduduki kursi kosong yang terletak di dekat tembok sebelah kiri. Lumayan, dekat dengan jendela.
Hyelin melirik orang yang duduk disebelahnya. Cantik. Itu adalah kata yang cocok untuk mengatakan bagaimana rupa perempuan itu.
Muncul keinginan untuk mengajaknya berkenalan. "Halo." Sapa Hyelin sambil tersenyum.
Perempuan itu menoleh, lalu membalas sapaan Hyelin dengan senyuman manis.
"Nama Lo siapa?" Agak kasar memang. Tetapi Hyelin merasa harus memakai Lo - Gue agar mereka bertambah dekat.
"Nama aku Irene."
"Mau jadi temen gue?" Tawar Hyelin.
Pertanyaan yang agak bodoh. Tetapi Irene hanya tertawa, lalu menerima ajakan Hyelin.
Hyelin tersenyum lalu menyodorkan tangan kanannya. Irene memasang raut kebingungan.
"Jabat tangan gue, sebagai tanda perkenalan." Hyelin tersenyum bodoh. Jika Chanyeol melihatnya, mungkin Hyelin kembali dicap sebagai 'cewek sinting'.
Irene membalas jabatan tangan Hyelin sambil tertawa. Hyelin sangat suka dengan teman barunya itu. Selain cantik dan kalem, dia sangat mudah tertawa.
"Ke kantin yuk." Ajak Hyelin. "Nanti gue kenalin sama temen-temen gue yang lain."
"Yuk."
Mereka pergi ke kantin. Meninggalkan kelas yang ramai oleh suara tawa Kai dan Baekhyun.
"Berisik kalian." Gerutu Chanyeol sambil menutup kedua telinganya.
Kai dan Baekhyun dikenal dengan tawa mereka yang melengking, merusak telinga. Sehingga, ketika mengajak mereka bercanda, mereka akan tertawa keras. Dan tentu saja itu mengganggu yang lain.
"Aduh, sakit telinga gue. Kalian itu ketawa udah ngalahin suara lumba-lumba!" Suho menggeram sebal.
Sementara mereka masih tertawa. Chanyeol membuka sebelah kaus kakinya, lalu melemparkannya ke arah mereka mereka dan jatuh tepat dimuka.
"Aduh! Sialan lo Chanyeol." Baekhyun kembali menjadi mode emak emak senggol bacok.
Kai yang juga kesal, berlari keluar kelas sambil membawa kaus kaki Chanyeol. "Gue buang kaus kaki lo ke tempat sampah!" Ancam Kai.
Chanyeol langsung mengejar Kai ketika merasa Kaus kakinya terancam. Alhasil mereka kejar-kejaran di koridor dengan kaki kanan Chanyeol yang tidak berkaus kaki.
Mereka kejar kejaran sampai di depan kantin.
Di kantin para murid diharuskan melepaskan sepatunya. Alasannya untuk menjaga kebersihan. Padahal, kantin akan kembali kotor karena murid yang suka membuang sampah sembarangan.
"Berenti lu!" Chanyeol mengambil asal sepatu yang tergeletak di rak sepatu khusus pengunjung kantin. Lalu melemparkan sepatunya ke arah Kai.
Sepatu itu sukses mendarat di kepala Kai.
"Adoh!"
Chanyeol mengunci kedua tangan Kai lalu merebut kembali kaus kakinya. Chanyeol berlari menjauh sambil membawa kaus kakinya kembali.
Kai merengut kesal. Lantas mengambil sepatu yang tadi dilemparkan Chanyeol. Pikiran jahat datang untuk menyimpan sepatu itu dan jika pemiliknya mencari maka yang akan disalahkan Chanyeol.
Akhirnya Kai kembali kekelasnya dengan membawa sepatu entah punya siapa.
Hyelin yang mendengar ribut ribut di koridor dekat kantin, penasaran. Tetapi yang didapatinya malah kejadian menyebalkan lagi.
Sepatunya dilempar Chanyeol!
Awalnya dia ingin berteriak. Tetapi Irene muncul dibelakangnya dan menepuk bahunya.
"Kenapa Lin?"
"Gak papa." Hyelin pura-pura kalem. Padahal di dalam hatinya, ia sudah ingin menjambak rambut Chanyeol.
'Lihat aja nanti.' Batin Hyelin dengan kesal.
Sementara dikelas.....
"Woi Chanyeol." Kai cengengesan.
Chanyeol menatap Kai dengan kebingungan.
"Nih." Kai meletakkan sepatu yang tadi dilempar Chanyeol keatas mejanya.
Chanyeol melotot melihat sepatu itu. Dia menoleh lalu mendelik horror ke Kai yang hanya cengengesan.
Entah suatu kebetulan atau apa. Tepat setelah Kai meletakkan sepatu di atas meja Chanyeol. Hyelin masuk ke kelas dengan muka garang. Irene dengan kalem mengekor di belakang Hyelin.
Hyelin memukul mejanya. Lalu berteriak "Siapa yang ilangin sepatu gue!" Bersiap mengamuk.
Sebenarnya Hyelin sudah tau siapa pelakunya, tetapi dia ingin membuat Chanyeol mengaku tentang itu.
Kai menunjuk-nunjuk Chanyeol. "Ini nih pelakunya!"
Hyelin berjalan mendekati Chanyeol. Setiap langkah kakinya menghentak membuat efek horror bagi Chanyeol.
"Lo! Dari kemaren lo udah ngerusak mood gue!" Hyelin mulai mengamuk. Dia merebut paksa sepatu yang sedang dipegang Chanyeol. Lalu memakai sepatu itu.
Chanyeol masih melongo seperti orang bodoh. Ketika Hyelin membuka mulutnya, hendak mengeluarkan kata-kata kasar. Irene menepuk pundak Hyelin.
Hyelin menoleh, dan menemukan muka kalem Irene. Hatinya kembali menjadi tenang lalu dia berbalik, berjalan menjauhi meja Chanyeol.
Sebelum keluar kelas, Hyelin mengacungkan jari tengahnya ke arah Chanyeol sambil menjulurkan lidahnya.
'Cewek sinting. Dia bener-bener marah kayaknya.' Batin Chanyeol dengan agak bersalah.
"Chanyeol, chanyeol." Baekhyun menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kemaren lo udah ngintipin dada tuh cewek. Sekarang lo lempar lempar sepatunya. Kalau gue jadi dia, lo udah dari tadi gue jambak."
Chanyeol merengut. Dia tidak suka ini.
✔ A/n :
Jangan lupa vote dan comment
See you next chap :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasi Padang ;✔Park Chanyeol
FanfictionDisinilah kita bertemu, merajut kenangan indah tentang kamu dan aku. Sebuah tempat yang penuh kehangatan. Seperti kehangatan nasi. Yap! Nasi padang! . . . "Aku gak tau mau ngapain lagi, biar kamu peka." -Park Chanyeol . . . "Sampai kapan kamu mau ng...