Hyelin melirik Chanyeol. Raut muka Chanyeol membuat Hyelin bergidik ngeri.
Pesalnya, wajah Chanyeol tampak sumringan dan menatapnya terus menerus.
Hyelin menjadi tidak nyaman untuk makan.
"Kenapa lo liat liat gue mulu. Gue mau makan." Tegur Hyelin.
Chanyeol menyadari tingkahnya, lalu gelagapan, salah tingkah. Dia mengaduk es tehnya dengan gugup.
Hyelin merasa canggung jika sudah begini. Ayolah Chanyeol! Katakan sesuatu, jangan membuat Hyelin merasa canggung begini.
"Gak makan lo?"
"Eh? Enggak." Terlintas dipikiran Chanyeol untuk mencairkan suasana yang terasa kaku ini. "Gue lagi diet." Sambil nyengir pula.
Hyelin mengerutkan keningnya. Diet? Chanyeol kurus begini ingin diet? Yang benar saja.
Chanyeol merasa khawatir melihat raut muka Hyelin. 'G-gak lucu ya.'
Chanyeol menjadi mati gaya. Hyelin sih masa bodo, dia memakan nasi padangnya dengan khidmat. Tidak memedulikan Chanyeol yang mencoba mencari kalimat yang pas untuk dikatakan.
"Tadi gue ngelawak loh. Gak lucu ya?" Chanyeol rasanya ingin menjambak rambutnya sendiri. Kenapa malah kalimat konyol yang keluar dari mulutnya!
Hyelin menatap Chanyeol sebentar, lalu tertawa setelah melihat wajah konyol Chanyeol.
Chanyeol yang mendengar tawa itu, hatinya menghangat.
"Udah ah. Gue mau makan." Hyelin kembali melanjutkan makannya.
Merasa tidak enak, akhirnya Chanyeol memesan makanan juga.
"Mbak! Batagornya satu mangkuk ya!"
"Sip mas Chanyeol!"
Hyelin membelalakkan matanya dengan tidak percaya. Batagor satu mangkuk? Tidakkah itu kebanyakan?
"Katanya lo diet? Kok makan batagor sampe satu mangkuk?" Tanya Hyelin dengan tidak percaya.
"Lo aja abis nasi padang satu bungkus. Gue yang cuma batagor satu mangkuk masa gak bisa ngabisinnya." Chanyeol cengengesan ketika melihat tampang garang Hyelin.
"Lagi pula, soal diet itu gue cuma bercanda."
Hyelin mendelik sebal, lalu melanjutkan makannya diselingi tawa ceria ketika Chanyeol mulai mengeluarkan lawakan garingnya.
Joy dan Irene menatap dua insan yang sedang tertawa ceria itu dengan tatapan curiga.
"Ne, mereka pacaran ya?" Tanya Joy penasaran tanpa mengalihkan tatapannya dari mereka.
"Enggak kok." Jawab Irene menoleh kembali ke siomay nya, melanjutkan makannya yang tertunda.
"Kok mereka deket banget ya. Mereka pasti pacaran! Backstreet kali." Gosip Joy mulai melenceng.
Irene mendelik sebal. "Mereka aja selalu berantem kayak kucing sama anjing, gimana mau pacaran coba."
Joy mengalihkan tatapannya ke Irene. "Ne! Cinta itu bisa aja datang kapan aja. Benci itu bisa aja jadi cinta! Belom tentu mereka musuhan tapi gak bisa pacaran. Siapa tau mereka backstreet."
Irene tertawa kecil "Sejak kapan kamu jadi puitis gini."
"Sejak digebet ama Bang Madon dong!" Ucap Joy bangga.
Irene menggeleng-gelengkan kepalanya. "Mau kamu sama model preman gitu?"
Joy melotot. Irene masih memasang wajah kalemnya.
"Bang Madon itu walaupun preman, tapi romantis tau!" Sungut Joy.
Irene kembali tertawa kecil. "Iya deh, terserah kamu."
Mereka berdua kembali makan dengan khusyuk. Tidak menyadari bahwa dua orang yang sedari tadi mereka awasi sudah berjalan meninggalkan kawasan kantin, menuju kelas mereka.
"Makasih ya traktirannya. Lain kali kalau mau taktir gue, di pizza hut aja." Hyelin nyengir tak bersalah.
Chanyeol hanya tersenyum masam. "Berarti lo udah maafin gue kan?"
Hyelin menggangguk sambil tersenyum. Chanyeol membalas senyumannya. Dimata orang lain, mereka itu sudah seperti pasangan yang sedang kasmaran.
Baekhyun berjalan membuntuti mereka, mengawasi dengan curiga. Tadi dia tidak sengaja melihat Chanyeol dan Hyelin keluar dari kantin, dia yang sejak tadi curiga, memutuskan mengawasi mereka dari jauh.
"Eh, ngapain lu." Tegur Kai menarik kerah bagian belakang seragam Baekhyun, membuat leher Baekhyun tercekik.
"Bego!" Marahnya, berbalik lalu memukul kepala Kai.
"Aduh. Apa salah gue njir." Kai mengusap kepalanya yang berdenyut sakit.
Baekhyun mengabaikan keberadaan Kai. Dia menoleh kanan kiri. Sialan! Hyelin dan Chanyeol sudah hilang entah kemana, Baekhyun kehilangan jejak mereka.
"Tuh kan, gue gak jadi buntutin mereka. Lo sih! Ganggu aja." Baekhyun kembali memukul Kai, kali ini di bahu.
"Udah ah. Temenin gue ke kantin dong. Kalau gue sendirian nanti dikira jomblo." Bujuk Kai. Baekhyun menemani Kai dengan setengah hati.
Sementara Baekhyun dan Kai sedang ke kantin. Hyelin dan Chanyeol asyik bercerita tentang makanan yang enak di kantin sambil terus berjalan ke kelas mereka.
Ketika sedang asyik-asyiknya mengobrol, Hyelin tidak menyadari jika ada lubang, yang terbentuk karena semennya rusak, didepannya.
Dengan tidak elitnya, kaki Hyelin masuk ke lubang itu. Dan tentu saja, Hyelin jatuh tengkurap.
"Adoh!"
Chanyeol bergidik ngeri. Membayangkan betapa sakitnya jika dirinya menjadi Hyelin.
"Lo gak papa!?" Chayeol berseru panik. Memegang kedua bahu Hyelin, mencoba untuk membantu Hyelin berdiri.
Hyelin meringis. Kakinya berdenyut sakit.
Chanyeol dengan khawatir memapah Hyelin, membawanya ke UKS.
Chanyeol membuka pintu UKS lalu menyuruh Hyelin untuk duduk di pinggir ranjang UKS.
Bingung. Itulah kalimat yang dapat menggambarkan bagaimana perasaan Chanyeol saat ini.
Dia tidak tau apa yang harus dilakukan untuk membantu Hyelin yang sedang kesakitan.
Hyelin mengerutkan keningnya dengan sebal. "Ih dodol! Ini gue kesakitan! Malah bengong."
Chanyeol menggaruk kepalanya kebingungan. Apa yang harus dilakukannya sekarang?
✔ A/n :
TBC
SEE YOU NEXT CHAP
KAMU SEDANG MEMBACA
Nasi Padang ;✔Park Chanyeol
FanfictionDisinilah kita bertemu, merajut kenangan indah tentang kamu dan aku. Sebuah tempat yang penuh kehangatan. Seperti kehangatan nasi. Yap! Nasi padang! . . . "Aku gak tau mau ngapain lagi, biar kamu peka." -Park Chanyeol . . . "Sampai kapan kamu mau ng...