E - N - A - M

18 10 0
                                    

Ditengah keterbingungan Chanyeol, seorang perempuan masuk ke UKS. Dia memegang kepalanya, menunjukkan jika sedang pusing.

"Eh? Ada orang." Ujarnya dengan panik.

Matanya melirik ke kaki Hyelin yang membengkak. "Kenapa bisa bengkak?" Tanyanya.

Chanyeol yang sedang berdiri di samping kasur UKS hanya terdiam. Membuat perempuan itu kebingungan.

"Lo bisa gak bantu gue obatin kaki gue. Cowok ini gak bisa ngapa-ngapain." sungut Hyelin, melirik Chanyeol sinis.

"Tapi, gue kan lagi pusing. Kalau gue salah obat, nanti kan makin parah." tolak perempuan itu dengan halus.

Hyelin merengut. "Udahlah gapapa! Obat-obatin aja gue. Dari pada diem mulu." Sindir Hyelin lagi kepada Chanyeol.

Perempuan itu membersihkan kaki Hyelin yang membengkak. Lalu di tempelkannya bagian yang membengkak dengan es yang sudah dibalut dengan handuk.

Ketika es itu menyentuh kulit Hyelin, rasa dingin yang menyakitkan menyerang. Sementara Chanyeol berdiri di sebelah kasur UKS, meringis ketika teriakan Hyelin keluar.

"Nih udah gue kompres. Sebaiknya lo gak usah ke kelas dulu." Saran perempuan tadi. Dia berdiri dari jongkoknya, lalu menepuk- nepuk pahanya, seolah-olah membersihkan debu.

"Eum..." Perempuan itu melirik ke arah Chanyeol dengan ragu. Pasalnya, sedari tadi cowok itu terus menatap kegiatan mereka tadi dengan raut muka serius. Membuat dia ketakutan sendiri.

Chanyeol dengan fokus memperhatikan, seolah-olah sedang mengikuti ujian Matematika.

"Gue permisi tidur dulu ya." Izin dia sambil nyengir.

"Ya udah. Kalau mau tidur, tidur aja. Gak usah izin sama gue juga." Memang dari sananya mulut si Hyelin pedes, mau diapain lagi.

Setelah perempuan itu tertidur di ranjang sebelah. Hyelin kembali mengurusi Chanyeol. Dia langsung berkeringat dingin ketika ditatap Hgelin.

"Udah nontonnya?"

"Nonton apa? Gak ada TV disini." jawab Chanyeol sok polos.

Hyelin berdecak kesal. "Ck, tanggung jawab lo! Gue keseleo gini, gara-gara elo!"

"Kok salah gue. Yang kesandung kan elo. Seharusnya lo salahin lobang itu dong, bukan gue."

Skakmat! Sekarang giliran Hyelin yang berkeringat dingin. Sekarang, apa yang harus ia lakukan?

"Lo yang berdiri paling deket waktu kejadian itu terjadi. Dengan kata lain, lo termasuk pelakunya!" Hyelin sudah berlagak layaknya detektif connan.

Chanyeol yang tidak salah apa-apa tentu saja protes. Pemikiran macam apa itu? Kenapa Chanyeol yang disalahkan.

Jika yang berdiri paling dekat dengan Hyelin adalah pelakunya, daun yang jatuh di dekat kaki Hyelin itu apa?

"Masa gue sih."

"Terus gue harus minta ke daun yang jatoh deket kaki gue? Ya Enggak lah." Sepertinya Hyelin tau persis apa yang sedang dipikirkan Chanyeol.

"Yaudah. Kalau lo mau minta pertanggung jawaban, gue bakal nikahin lo sekarang juga."

"Gila! Bukan gitu maksud gue ogeb!" Pipi Hyelin merona. Salting pula.

Jika Hyelin sedang salting, tangannya bisa kemana-mana. Tuh, buktinya tangannya sudah nabok pipinya Chanyeol sampai merah.

Alhasil, pipi mereka sama-sama merah.

'Kayaknya gue jadi nyamuk ya.'
—cewek yg tadi ngobatin kaki Hyelin(panjang amat name lu)

Chanyeol cuma bisa senyum-senyum girang. "Yaudah, gue bakal bantu lo sampai lo pulang ke rumah dengan slamet!"

"Slamet? Gue gak mau pulang sama Slamet! Dia kan mantan anak geng motor."

Hyelin malah ungkit-ungkit Slamet, si mantan anak geng motor yang sudah pernah ke tangkap polisi itu.

Wajar kalau Hyelin khawatir, jika Slamet mengantar Hyelin pulang dengan ugal-ugalan, yang bahaya kan juga Hyelin.

"Gue gak ngerti lagi deh, sama pikiran lo." Keluh Chanyeol, memasang ekspresi masam.

Hyelin hanya nyengir. "Pokoknya lo harus pulangin gue sampai rumah! Gamau tau."

"Tapi kan, lo bawa motor."

"Nanti gue minta tolong temen gue bawa pulang."

Oke, Chanyeol pasrah.
.

.

.
TBC

✔ A/n :

SEE YOU NEXT CHAP

Nasi Padang ;✔Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang