Upin, Dzul dan Rajoo berkumpul di ruang tipi dengan macbook di atas meja untuk mengedit video agar lebih menarik.
"Eh backsound lagunya yang 'wacegat wacegat limitedese!
Du wa du wa litat
du wa litat
du wa du wa litat
du wa litat
mededep mededep
denslop denslop'
Tau kaga itu judul lagunya apaan seh?" tanya Upin seraya menyanyikan lagu yang dimaksud."Gue kaga tau masa." jawab Dzul garuk-garuk kepala merasa asing dengan lagu yang dinyanyikan Upin.
"Itu lagunya Dawin judulnya Dessert." ucap Rajoo sambil mengutak-atik macbooknya.
"Wah jebolan London mah beda yeu." celetuk Upin dibalas kekehan Rajoo. Ih Rajoo ini sering terkekeh gak sih? Hngghhh jadi ga kuat bayanginnya.
"Gila! Bego banget sih lu, Pin! Kalo lagi di rekam tuh yang cool napa! Lu mah cengar-cengir mulu!" omel Dzul ketika bagian Upin muncul di aplikasi edit video yang baru saja di import Rajoo.
"Yaelah abisan komuk lu, Dzul! Mupeng abis." Upin terbahak diikuti Rajoo.
"Gue juga kan pengen eksis." rajuk Dzul.
"Tenang Dzul, mulai sekarang kan lu tinggal disini. Pake dah gymnasium gue sepuas lu. Terus kita bikin akun youtube sendiri dan upload video tutorial kita."
Rajoo masih terbahak, teringat proses pembuatan video tadi.Jadi rencananya, mereka akan membuat tips tentang "Membuat Otot Perut Hanya Dalam 3 Menit!"
Tetapi sayang, Dzul hanya mempunyai perut one pack.
Perut lelaki jangkung itu bahkan membuncit seperti penderita cacingan.
Otomatis Dzul yang kebagian merekam keduanya seraya bersungut-sungut."Tinggal render nih, btw kalian emang dikasih akses akun youtubenya kak Sibong?" tanya Rajoo pada keduanya.
"Ya kagaklah, kita sih disuruh ke kantornya bawa flashdisk." jawab Upin cepat, kaga mungkin si Sibong ngasih akses akun yutubnya. Batin Upin kesel.
"Ribet amat." komentar Rajoo.
"Ya emang, tuh gara-gara mahluk satu." tunjuk Upin pada Dzul yang asik ngemilin keripik bertabur emas. Hm.
***
"Gimana? Sukses?" tanya Ipin kepada kakaknya yang baru turun dari si Samuel, mobil merah Rajoo.
"Eh ayam! Ngagetin gue lu, Pin!"
"Tinggal kasih ke Sibong doang sih." lanjut Upin membuat Ipin ber-oh-ria.
"Kak Ros gapapa 'kan?"
"Nggak." jawab Ipin singkat, ia kan pengen naik mobil Rajoo juga. Tega sekali kakaknya tidak mengajaknya.
Dari gerbang, terlihat Nurul membawa kotak nasi berwarna pink menuju ke arah mereka berempat.
"Ehm, Dzul ini dari Ijat. Doi gak masuk sekolah, mau terapi di Nusakambangan katanya." Nurul menyodorkan bekal itu pada Dzul, tidak menyadari bahwa Upin sedang menatapnya.
"Eh? Ah makasih." Dzul merasa heran, tumben-tumbenan Ijat memberinya bekal.
"Gue duluan ya." ucap Nurul seraya berlalu pergi
"Nurul!" Upin memanggil gadis dengan rambut sebahu itu refleks. Duh goblok! Ngapain gue manggil! Makinya dalam hati.
"Apa?" tanya Nurul jutek, ya gimana, udah bukan rahasia umum lagi kalo Nurul ini benci banget sama Upin.
Awalnya sih pas masa-masa MOS, saat itu Nurul yang sedang merangkai flower crown tiba-tiba dikejutkan oleh ulat bulu di tangannya.
Nurul berteriak dan disaat itu Upin datang membawa kayu dan membunuh ulat itu tepat ditangannya. Iya, ditangannya!
Sampai-sampai memarnya masih membekas di hati Nurul. Uh, Nurul jadi kesal sendiri kalo liat Upin.
"Lo tembus!" celetuk Upin tak sadar, membuat Ipin, Dzul, dan Rajoo menoleh ke arahnya cepat.
"Tapi gue lagi nggak mens tuh." skak, Nurul sudah bisa menyerang balik.
Pasalnya selama ini Nurul sudah sering dijahili oleh Upin."Ih dasar goblok!" Ucap Dzul tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini, katanya sayang, tapi kok kerjaannya bikin sewot mulu.
"Kampungan!" Komentar Rajoo membuat Upin menatapnya tajam.
"Sangat t e r c e l a!" Ipin tak mau kalah mengomentari sikap kakaknya yang payah.
"Gak usah ikut campur kalian!" Upin mendengus seraya berlalu menuju kelasnya.
***
"Jar bagi PR MTK dong!" todong Upin pada Jarjit yang sedang membuat Puisi untuk lomba, katanya.
"Gue asal jawab. Ambil aja."
"Ngasal lu kok bisa bener semua ya, Jar? Heran gue." Upin segera mengambil buku Jarjit dan menyalinnya.
"Yah gue duduk sendiri." ujar Dzul merana.
"Gausah drama deh lu." celetuk Jarjit.
"Eh gays! Gue ada berita mencengangkan nih!" Ekhsan dan Fizi terengah-engah begitu memasuki kelas.
"Apa?" tanya Mail.
"STM Kudu Bisa ngajak tanding futsal!" jawab Fizi cepat.
"Si Boy lagi?" tanya Upin.
"Boboiboy?" tanya Rajoo memastikan, Ekhsan hanya mengangguk.
"Wah sinting tuh anak, keseringan kalah aja belagu pake mau tanding lagi." nyinyir Dzul.
"Sekarang apa yang mau di taruhin?" tanya Upin pada akhirnya.
"Rating."
Bwuak
Gak deng boong, tunggu part selanjutnya aja 😗😗😗
Komen yang banyak ya gays, gue demen banget liat komenan lu pada😚
Salam manjhaaa😘
KAMU SEDANG MEMBACA
When Upin Ipin Are Adult
FanfictionPernah kepikiran nggak Upin Ipin gedenya kapan dan kayak gimana? Nah di cerita ini, Upin Ipin dkk udah pada remaja gais. Penasaran kan? Baca aja hayuuuuu A fanfic created on Sept/24/2017.