Pernah kepikiran nggak Upin Ipin gedenya kapan dan kayak gimana?
Nah di cerita ini, Upin Ipin dkk udah pada remaja gais.
Penasaran kan?
Baca aja hayuuuuu
A fanfic created on Sept/24/2017.
"Yaudah lu ikut gue." Ucap Adit akhirnya membuat Fatiha cengengesan.
"Ngapain lu disini?" Tanya Adit membuat Felix--teman satu grupnya (bocah tersesat) dulu--terlonjak kaget.
"Bang Adit? Gue sekarang jadi bodyguard di London. Lo apa kabar?" Balas Felix dengan antusias.
Felix tidak bersekolah karena kendala biaya, setidaknya itu yang Adit tahu. Dan kini, lelaki yang berada satu tahun dibawahnya itu telah tumbuh begitu tampan.
"Seperti yang lo liat, Pel. Gue tanpa kalian mah apa. Btw, si Chan gimana? Changbin? Jisung?" tanya Adit semangat menghiraukan pipi Fatiha yang memerah kala menatap Felix.
"Chan ada di dalem kok, lagi ngobatin anaknya Chef Muthu." Jelas Felix,
"Chan jadi dokter?" Tanya Adit memastikan.
"Bukan, jadi pembantu dokter, apaan ya namanya gua lupa." Jawab Felix terkekeh, Fatiha yang berada di samping Adit bersuara.
"Gue nyusul yang lain, Dit." pamit Fatiha cepat karena tidak tahan berlama-lama menatap Felix yang langsung dihadang Adit.
"Yakin lu ga bakal tersesat?" tanya Adit mengangkat satu alisnya heran,
"Perlu gue anter?" Tawaran Felix membuat Fatiha melongo.
"Gak usah, gue bisa sendiri."
-
Ehsan hendak berlari kembali ke luar ketika melihat gurita pada dinding dihadapannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue kaga ikut masuk dah."
"Yaampoen San! Itu boongan keleus. Jangan lebay deh." Ucap Fizi menarik kerah baju Ehsan yang hendak berlari.
"Bacot lu, Zi." Ehsan melepaskan rangkulan Fizi.
"Tenang, kan ada gue." Fizi menaik turunkan alisnya, menggoda Ehsan.
"Nah ini ruangannya." Upin berhenti di pintu berwarna putih, membukanya lalu semua manusia itu melongo takjub.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Keren banget." Ijat berseru girang, Dzul sih biasa saja.
"Buku puisi dan pantun ada gak ya." Jarjit tanpa tahu malu segera melihat-lihat buku yang ada.
"Waw keren." Ipin menatap takjub tangga yang berada di pojok ruangan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini rumah udah gede, unik lagi." Pendapat Ipin diangguki semuanya.