Ikhlas

122 18 0
                                    

"Hatimu adalah sayapku, sayap yang tumbuh dari rasa sakit yang akan membawaku menuju cahaya"

Setelah lama tenggelam dalam kesedihan, akhirnya mereka berlima kembali seperti dulu. Meskipun kenangannya masih mendalam dan sulit di lupakan,  namun mereka belajar untuk menjadi dewasa bahwa yang pergi tidak akan kembali.

Setelah kepergian Aurin, sosok Zidan yang periang telah hilang. Sulit baginya untuk menjadi pribadi yang tegar disaat seperti ini, semuanya terjadi tanpa terkira bahkan di hari yang tidak terduga sekali pun.

Lena, Lauren dan Angel tetap berusaha selalu tenang di depan semuanya, sedangkan Bianca pun sudah menjadi pribadi yang lebih baik. Entah bagaimana, sepertinya kali ini Khaesa bertukar sifat pada Zidan, yang dulu hanya berdiam ketika semua berkumpul, sekarang menjadi sangat heboh untuk menghibur sahabatnya.

"Dan, bentar lagi lo bakal tampil, kan?" tanya Adam yang masih mengunyah baksonya.

"Jorok lo, baksonya sampe keluar itu." kata Khaesa.

Zidan hanya diam.

"Buat Aurin, yah? " tanya Lena.

"Apa?"

"Lagu yang bakal lo bawain."

"Iya"

"Yakin, lo? " tanya Lauren yang merasa Zidan tidak akan baik-baik saja.

"Emang gue kelihatan menyedihkan banget? Nggak, kan?" ucap Zidan sebelum berdiri dari tempatnya.

"Zidan!! Acaranya sudah mau di mulai, kita ke aula sekarang." kata Adam, mereka semua pun langsung ikut ke sana.

°

Bawalah cintaku - Afgansyah reza



Ia menyanyikan lagu itu dengan tenang, tanpa membiarkan orang tahu perasaannya saat ini.

Semua orang yang ada di dalam aula memberi tepuk tangan saat ia menyelesaikan lagunya, Lauren dan Lena ikut terharu dan terbawa suasana.

Terkadang hanya kepergian yang mampu membuat semuanya berubah menjadi lebih baik, kepergian Aurin banyak memberikan perubahan pada sahabat dan keluarganya.

Gue manusia biasa..

Walaupun nanti gue bakal jatuh cinta lagi, namun itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Lo tetap selalu ada di hati gue dan gak ada yang bakalan bisa gantiin posisi lo. Batin Zidan

...



Setelah sekolah selesai, Lena, Lauren dan Angel hampir setiap harinya mampir ke toko ice cream kesukaan Aurin.

"Ren, lo gak bilang sama Khaesa kalau lo mau ke sini? " tanya Angel saat mereka baru saja duduk.

"Biarin aja, dia gak bakalan nyari,kok." jawab Lauren santai.

"Jangan gitu Ren, jangan buat pacar lo khawatir." kata Lena

"Khawatir apanya, orang dia lagi sibuk main game." balas Lauren.

"Siapa bilang gue nggak khawatir?" ucap Khaesa yang sudah berada di belakang mereka.

"Kok, lo bisa di sini? " tanya Lena sedangkan Lauren tertunduk malu.

"Menurut lo? " katanya dan tiba-tiba datanglah Zidan dan Adam.

"Lo bertiga suka nguntit orang yah?! " kata Angel

Tiba-tiba saja ada satu orang lagi yang bergabung dengan mereka membuat semuanya terlonjak kaget, ia adalah Fatyah.

"Santai aja, gue cuman mampir bentar doang." kata Fatyah sambil memesan ice cream.

"Artinya, lo mau gabung sama kita? " tanya Angel.

"Gak sopan banget lo, dia itu senior kita." bisik Lena.

"Santai aja kali, Aurin juga kalau bicara sama gue biasa aja." kata Fatyah.

Sedangkan Zidan hanya tersenyum, semua orang sudah dapat menerima kepergian pacarnya. Tidak ada yang saling menyalahkan dan semuanya bersikap dewasa, itu artinya Aurin sudah bangga akan semua orang bisa menerima kepergiannya.

Disinilah mereka bersenda gurau, mulai sekarang mereka akan menjadikan tempat ini sebagai tempat berkumpul riang mereka. Termasuk Fatyah,  sepulang sekolah akan bergabung dengan mereka, ia sangat cepat bergaul meskipun agak cuek dan suka berbicara datar namun ia tetap bergaul dengan kehidupan Adiknya.

AURINA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang