Kini pandangan seluruh murid tertuju pada Seulgi yang tengah berjalan di koridor bersama Wendy. Pandangan mereka bermacam macam. Ada yang menunjukan rasa benci, kesal, ataupun iri. Tidak luput juga kata kata kasar yang terdengar di telinga Seulgi. Dan orang pertama yang akan Seulgi salahkan atas ini adalah Park Jimin.
Setelah berangkat bersama, Jimin berjalan bersama Seulgi sambil memeluk Seulgi, padahal Seulgi sudah menolak Jimim. Apalagi saat Seulgi tidak sengaja melihat Taeyong yang menatapnya dengan pandangan tidak suka.
"Heh Seulgi, mereka kenapa si? Matanya gitu amat belom ae gue colok" kata Wendy sedikit membisik ke Seulgi
"Gatau, lagian gue gak peduli juga"
Kembali, mereka berjalan bersama menuju tujuan sebelumnya, kantin.
Dilihat di sana ada Taeyong yang sedang makan sendirian di meja kantin. Tidak, tidak sendirian, karna banyak perempuan yang mengerumuninya.
"Ugi!" Panggil Taeyong pada Seulgi seraya melambaikan tangannya ke atas, mengisyaratkan agar Seulgi agar duduk di meja yang sama.
Seulgi dan Wendy duduk tepat di depan Taeyong. Memakan makanan sembari bercerita sedikit.
"Anjir Wen, rasanya gue mau nginjek nginjek muka mantan lo. Dia budaknya Yeri kali? Sampe mau disuruh suruh kaya gitu. Apalagi sampe menyakitin lo" sungguh mengingat ingat kejadian beberapa waktu lalu membuat emosi Seulgi bangkit. Apa lagi ini menyangkut sahabatnya.
"Keep calm Seul, lagian gue gak ngurusin dia lagi"
Di tengah pembicaraan mereka bertiga, tiba tiba kantin berubah menjadi sangat berisik. Kalian pasti tau itu apa. Ya, Bangtan Boys.
Jimim yang berjalan paling depan langsung tersulut emosi ketika lagi lagi ia menemukan Seulgi dekat dengan Taeyong. Dengan sigap ia berjalan cepat menuju meja Seulgi, Taeyong, dan Wendy, meninggalkan anggota BTS yang lain di belakang.
"Hai sayangnya Jimin" Jimin tiba tiba saja mengecup kepala Seulgi dan duduk di kursi sebelah Taeyong.
'Tenang Seulgi, jangan baper lagi, jangan jatuh ke lubang yang sama' batin Seulgi sambil menetralkan degup jantungnya.
Tidak beda jauh dengan Seulgi, Jimin pun merasakan hal yang sama. Bahkan debaran jantung Jimin jauh lebih kencang di bandingkan degup jantung Seulgi.
---
Setelah pulang sekolah keduanya fitting baju pernikahan dan sekarang keduanya tengah berada di sebuah taman di kawasan gangnam.
Bisa dilihat jika keduanya terlihan lebih akur dari sebelumnya, bercanda dan tertawa, tidak lupa kedua tangan yang yang saling menggenggam membuat mereka terlihat lebih romantis.
Keduanya memilih untuk duduk sebentar dibangku taman, menikmati angin sejuk yang menerpa kulit mereka, ntahlah keduanya hanya merasa nyaman saat ini.
"Jim gue laper, mau makan"
"Makan di cafe yang di sana mau nggak?" Ajak Jimin
Keduanya berjalan bersama ke arah cafe, menempati kursi yang tersisa karna cafe ini cukup ramai oleh pengunjung
---
Bel pulang sekolah telah berdering, dengan cepat Jimin menghampiri Seulgi yang tengah sibuk membereskan bukunya
"Ayo" ajak Jimin
"Kemana? Hari ini gue udah ada janji sama Taeyong" kata Seulgi sembari berjalan melewati Jimin
"Lupakan janjinya, kita berdua harus fitting baju buat pernikahan" dengan cepat Jimin menarik lengan Seulgi dan menggenggamnya
Di koridor banyak yang memperhatikan kejadian tersebut, tak henti hentinya mereka mencibir Seulgi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Enemy ✔
Fanfiction[ original story by @bublelex ] Kang Seulgi dan Park Jimin yang jelas-jelas saling bermusuhan harus menikah karna di jodohkan. Apa yang akan terjadi diantara mereka berdua? "Mimpi buruk apa gue semalem! kenapa harus gue yang dijodohin sama namja byu...