Terdapat tiga orang yang mengisi meja makan yang bahkan dapat menampung sepuluh orang. Mereka menyantap makan malam dengan tenang. Belum ada yang memulai pembicaraan sedari mereka makan sehingga memunculkan hawa dingin bagi Seulgi. Karna ia terbiasa makan bersama kedua orang tuanya dengan berbicara banyak hal, bagi Seulgi dan keluarganya makan malam merupakan ajang kebersamaan.
"Seulgi, Jimin" panggil tuan Park. Yang namanya merasa terpanggil pun menengok kearahnya.
"Pernikahan kalian seminggu lagi, jadi besok kalian bisa melakukan fitting baju pengantinnya" ucap tuan Park.
Jimin hanya mengangguk dan berkata, "aku sudah selesai." Dan Jimin pun segera bangkit lekas meninggalkan ruang makan itu.
Seulgi yang sudah selesai pun ikut bangkit tapi tidak seperti Jimin. Ia mengucapkan selamat malam terlebih dahulu.
Saat Seulgi berjalan dan ingin mencapai kamarnya disana terlihat Jimin sedang menyenderkan punggungnya seraya menatap Seulgi.
"Ngapain lo?" tanya Seulgi karna Jimin menghalangi jalan masuk kekamarnya.
"Nunggu lo" jawab Jimin lalu menarik lengan Seulgi.
Seulgi awalnya sedikit memberontak tapi Jimin mempercepat jalannya dan menarik Seulgi menuju sebuah kamar.
"Lo mau ngapain? Kenapa kita kesini?" tanya Seulgi sambil menghempas tangan Jimin dari lengannya.
Seulgi melihat kamar yang warna temboknya hitam dan putih itu sangat rapih sepertinya ini kamar Jimin, pikir Seulgi. Kamar yang berada di samping kamar Seulgi ini menyimpan banyak barang-barang mahal punya pemiliknya.
"Ini kamar lo?" tanya Seulgi lagi kali ini hanya di balas deheman dari mulut Jimin.
Seulgi melihat Jimin duduk di sofanya di depan sofa itu terdapat sebuah televisi besar dan tipis. Lalu Jimin mengambil beberapa kaset yang terletak di dekatnya.
"Lo mau sampe kapan berdiri disana, cepat kesini" ucap Jimin karna sedari tadi Seulgi hanya mematung melihat gerak geriknya.
Seulgi pun mendekat dan duduk disamping Jimim tapi dia menjaga jarak sedikit jauh. Tentu saja dia berhati-hati disini hanya ada mereka berdua.
"Lo mau apa?" tanya Seulgi lagi. Jimin memutar bola matanya malas karna sedari tadi gadis mungil itu terus bertanya.
"Gue mau makan lo"
Jawaban yang keluar asal dari mulut Jimin itu membuat Seulgi bergidik ngeri lalu memberi jarak lebih jauh dari Jimin. Jimin tertawa melihat tingkah Seulgi karna menurutnya gadis itu benar-benar bodoh.
"Ya gue mau nonton film lah bego" Jimin mengangkat kaset yang ia pilih di depan wajah Seulgi.
"Hm.. oke," jawab Seulgi sambil mengaruk tengkuknya.
Seulgi tadi hanya sedikit melihat cover kaset itu, sepertinya itu film horror dia tak melihat jelas judulnya apa. Jimin bangkit dan memasukan kaset itu setelah selesai dia kembali duduk di samping Seulgi.
Dan dugaan Seulgi pun benar itu film horor. Jimin memperbaiki sedikit posisi duduknya lalu ekor matanya melihat Seulgi yang fokus terhadap film itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Enemy ✔
Fiksi Penggemar[ original story by @bublelex ] Kang Seulgi dan Park Jimin yang jelas-jelas saling bermusuhan harus menikah karna di jodohkan. Apa yang akan terjadi diantara mereka berdua? "Mimpi buruk apa gue semalem! kenapa harus gue yang dijodohin sama namja byu...