CHAPTER 7

23 4 6
                                    

Krrieet...

Saki memasuki kamar Hina dengan perlahan sambil membawakan nampan dengan dua cangkir cokelat panas di atasnya.

Mereka ditemani oleh alunan musik klasik yang diputar Hina. Saki menunggu lagu itu selesai sambil duduk.

Hina POV

Lagu yang aku putar itu berakhir.

Aku menunggu Saki memulai percakapan.

Aku mendengar langkah kakinya berjalan menujuku dan duduk di depanku.

"Uuh.. anu... aku ingin meluangkan waktu. Sebentar saja! Anggap saja cokelat ini sebagai tanda maafku karena peristiwa tadi." ujar Saki yang mencoba menaruh satu cangkir di tangan kananku yang sedang ia pegang.

Dia bilang minta maaf ya? Hmm...

Sluurp....

"Lain kali, coba pikir dua kali untuk izin. Memangnya tadi kamu izin?! Tidak kan?!" omelku kepada Saki, semoga saja ia merasa jera.

Meski aku sering mengalami hal seperti ini dan mengomelinya, tapi tidak selamanya aku bisa memakluminya.

Coba saja bayangkan, jika tadi dia tidak izin kepadaku dan tiba-tiba hilang. Seluruh tanggung jawab berada di tanganku.

"Sekarang aku mengangkat jari kelingkingku. Aku harap kau bisa memercayaiku sampai seterusnya jika kau lilitkan juga kelingkingmu!" pinta Saki kepadaku.

Aku bingung harus memaafkannya atau tidak. Tapi aku tahu bagaimana perasaannya jika aku tidak memaafkannya. Dan aku sampai rumah juga karena Saki yang mengantarku.

Lalu aku menautkan jari kelingkingku di jarinya.

"Baiklah, mulai saat ini!"

Sekarang aku merasakan apa yang dia rasakan. Seperti lega dari semua kesalahan.

"Hehe! Terima Kasih telah memaafkanku, onee-san!" ujar Saki.

Aku tersenyum. "Sama-sama. Janji yang kau ucapkan tadi, jangan dilanggar. Oke?"

"Iya."

"Omong-omong, memangnya kau kemana saat kau meninggalkan aku tadi?" tanya-ku penasaran.

"E-Eh?!"

Aku mengernyitkan dahi. "Ada yang kurang jelas dari pertanyaanku?"

Bukannya jawaban yang aku dapat, aku malah mendapatkan keheningan kamar.

"Saki? Kau mendengarku kan?"

"A-Ah, iya. A-Anu..."

"Ayolah cepat. Aku penasaran sekali." paksa-ku kepada Saki

Aku mendengar Saki membuang nafasnya kasar.

"Jadi..."

---

Jangan lupa kritik & saran!
Klik tombol bintangnya juga ya!
Arigatou~

Forgotten MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang