CHAPTER 9

14 2 1
                                    

Rabu, 16:10 PM

Touju POV

Seperti biasa, gue melewati keramaian stasiun untu keluar. Tapi gue merasa pusing dan mempercepat jalan agar sampai rumah.

Dan secara tidak sengaja, gue mengalami deja vu. Di depan gue, ada seorang gadis buta yang waktu itu. Dan lagi-lagi, dia tidak didampingi siapapun.

Jalannya yang lama, membuatku mendorongnya untuk yang kesekian kalinya.

"WOI! KALAU JALAN YANG CEPAT!! DI BELAKANG KAN NUNGGU!!!"

Tapi, aku tidak melihatnya terjatuh seperti kemarin. Seorang anak kecil yang familiar di mataku menolongnya, Saki.

Fix! Saki adalah adiknya.

Setelah menolong kakaknya itu, dia menatapku sinis dan menghampiriku. Dari gaya berjalannya, kelihatan sekali Saki ingin mencincangku hidup-hidup.

Ini bocah kenapa lagi sih?! Keburu pusing nih gue!

"ARGH! KAKAK INI YA?! PADAHAL AKU UDAH BAIK SAMA KAKAK! DOMPET KAKAK ITU GAK HILANG KARENA AKU! JADI  SELAMA INI YANG MENDORONG KAKAKKU TERNYATA KAK TOUJU, HAH?!" bentak Saki sambil memukuliku dari tadi.

Aku hanya tertawa geli karena pukulannya tidak sakit. Sambil menyilangkan tanganku, aku membalas anak itu dengan "ejekan".

"Saki-chan, omae wa BA-KA!" (Saki, kamu bodoh!)

Setelah gue mengatakan itu, semua orang yang berada di stasiun pada sore itu melirik gue dengan aneh. Seolah-olah gue baru berbuat tidak sopan. Tapi, gue rasa tidak! Karena gue rasa itu biasa saja.

Gue melirik Saki dengan tajam. Dia menundukan kepalanya sambil mengepalkan kedua tangannya dibawah. Sepertinya dia marah banget ke gue.

Tiba-tiba saja, kepala gue pusing dan  berlutut sembari memegang kepala

"Hahaha! Aku akui aktingmu itu bagus sekali! Lumayan kalau ikut opera sabun!" puji Saki sinis sambil menepuk tangan.

Saki POV

Karena tidak ingin membuang waktu, aku membujuk Hina dengan menarik tangannya.

Tapi, Hina tetap berdiri disitu seolah-olah ia melihat Touju 'sekarat'.

"Ayo pulang! Kenapa harus mengasihaninya? Kan dia yang sudah mendorong kakak!"

"Meski begitu, aku juga pernah mengalamai hal yang sama dengan dia! Ada baiknya jika kita membawanya ke tempat duduk. Kenapa juga kamu harus mengomeliku barusan?! Cepat bantu aku membawanya ke tempat duduk!" omel Hina kepadaku.

———

Jangan lupa kritik dan saran^^

Forgotten MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang