I'm out of touch, I'm out of luck
I'll pick you up when you're getting down
And out of all these things I've done
I think I love you better now
~Ed Sheeran ‘Lego House’~
.(namakamu) bertepuk tangan paling keras ketika band Aldi selesai membawakan lagu terakhir mereka.
Ia berdiri di barisan paling depan, sedangkan Iqbaal memilih untuk berada di barisan paling belakang.
Sangat tidak lucu jika seorang pimpinan perusahaan seperti Iqbaal terlihat menonton konser band yang personilnya lebih muda darinya. Lagipula Iqbaal tidak mau (namakamu) bermasalah dengan tunangannya. Menurutnya, sekarang bukanlah saat yang tepat.
Dan dari gerak-gerik gadis itu, Iqbaal jadi tahu bahwa si drummer adalah tunangan (namakamu).
Sangat disayangkan karena Aldi tidak membalas tatapan (namakamu), ia justru terlihat kesal dan agak marah.
Tunangan macam apa itu, huh?“Mr. Blackford?”
Iqbaal berbalik ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Ia memasang wajah dingin kepada siapapun, kecuali (namakamu).
Sekarang, ia berhadapan dengan gadis pirang berponi lurus yang seumuran dengan (namakamu).
Ia mengenakan kaos berlengan panjang yang turun dibagian punggung, juga celana pendek selutut.
Iqbaal berdeham pelan, “Ya?”
Gadis itu tersenyum dan mengulurkan tangan,“Saya Salsha, sahabat dari (namakamu).”
Iqbaal menjabatnya singkat, kemudian menatap ke arah panggung lagi. Lebih tepatnya ia mencari keberadaan sekretaris pribadinya itu.Tapi yang ia lihat justru seorang pria bermata sipit tengah menarik paksa (namakamu) ke backstage.
Seketika Iqbaal merasa ada yang tidak beres, ia takut Aldi...ah baiklah, pria itu kan tunangan (namakamu), terserah dia mau melakukan apa pada gadis itu.
Iqbaal bukan siapa-siapa, ia tidak berhak ikut campur sekalipun ia adalah atasan (namakamu). Tempat ini bukanlah kantor.
“Tenang aja, Mr. Blackford. Aldi ga bakal ngapa-ngapain (namakamu) kok, dia kan cinta sama gadis itu.”
“Darimana kamu tau saya sedang memikirkan (namakamu)?”
“Mata Mr. Blackford tidak lepas dari dia sedari tadi.” Salsha tersenyum penuh kemenangan.
“jadi, saya benar bukan?”
“Mungkin.”
“Ehm, sembari menunggu (namakamu) kembali, apa Mr. Blackford mau minum kopi sebentar? Dengan saya?”
“Uh, baiklah.”
Entah kenapa Iqbaal merasa harus menyetujuinya.Salsha adalah sahabat (namakamu), berarti ia tahu banyak tentang gadis itu.
Apa salah jika Iqbaal menanyakan tentang (namakamu) pada Salsha? Iqbaal hanya ingin tahu apa kesukaan gadis itu, atau bagaimana sifatnya ketika di rumah. Dan kalau bisa, Iqbaal ingin tahu tipe pria seperti apa yang (namakamu) inginkan.
Seiring dengan langkah mereka ke kedai kopi terdekat, Iqbaal pun berucap,“Salsha?”
“Ya?”
“Bagaimana kalau kita minum kopi sembari berbincang tentang (namakamu)?” Iqbaal tersenyum canggung.
“karena saya belum mengenal dia sepenuhnya. Maksud saya, saya dan dia lebih banyak menghabiskan waktu di kantor, jadi saya tidak tahu bagaimana dia diluar itu.”
Salsha mengangguk mengerti. Ia tahu bahwa pria berumur 28 tahun yang berjalan di sampingnya ini mulai tertarik dengan (namakamu).
Bahkan sudah tertarik, dan sedang berusaha mencari tahu lebih banyak hal tentang gadis itu.
Salsha tahu bahwa semuanya memang berjalan sesuai yang dipikirkannya sedari awal.
Gadis itu tersenyum kemenangan untuk yang kedua kalinya,
“Dengan senang hati, Mr. Blackford.”
***
Keesokan harinya, tidak banyak hal yang dilakukan Iqbaal di kantor. Ia benar-benar fokus pada pekerjaannya, sehingga ia tidak sempat mengobrol banyak dengan (namakamu).

KAMU SEDANG MEMBACA
60 Shades Of Iqbaal
Teen FictionSo, Love me and Touch me Like you do! Andrea's Story by Febyanti.R