SATU.2

1.3K 80 0
                                    

And all my friends have gone to find
Another place to let their hearts collide
Just promise me, you never leave again
'Cause you are the only one

~Ed Sheeran ‘One’~
.
.

‘You don’t know oh-oh, you don’t know you’re beautiful.’

Ponsel di meja rias Salsha berbunyi. Itu ponselnya. Segera saja gadis itu mengangkat telepon tanpa perlu melihat nomor pemanggil. Dari dering yang terdengar, Salsha tahu bahwa telepon itu dari Aldi—kekasih sahabatnya.

“Kenapa, Ald?”

‘Gua udah di lobby apartement lo, Sha.’

“Okay, (namakamu) juga udah siap kok. Tunggu ya,”

‘Eh, Sha!’

“Apalagi sih, Ald?”

‘Kalo gua boleh tau, kenapa sih lo nyuruh pacar gua buat masuk BSC? Lo tau kan kalo dia udah masuk kesana, bakal sulit buat bertahan ataupun keluar. BSC itu bener-bener ketat, Sha.’

Salsha tersenyum miring tanpa menjawab pertanyaan Aldi. Ia langsung menekan tombol merah di ponselnya.

“(namakamu), Aldi udah nunggu lo di lobby.” Ucapnya. Dapat ia lihat wajah sahabatnya itu semakin gugup dan mulai menggigiti bibir bawahnya.

***

“Ald, aku takut.”

Aldi mengeratkan pegangan tangannya pada (namakamu), dan melempar senyum setulus mungkin.

“Kamu pasti bisa, (namakamu). Gini deh, kalo yang interview kamu itu cewek, bayangin aja kalo dia Salsha. Kalo seandainya cowok, bayangin aja kalo itu aku. Jadi kamu jangan gugup lagi, okay?”
(namakamu) mengangguk meski ragu.

“Jangan tinggalin aku, Ald.”

“Ga akan pernah, (namakamu).”

“Janji?”

“Janji.” Aldi mencium kening gadis itu lambat-lambat.

“Maaf, apa anda yang bernama (namakamu)?”
Tiba-tiba seorang wanita muda dengan kacamata bergagang hitam metalik mendekat. (namakamu) melepaskan genggamannya dengan Aldi dan membenarkan sedikit pakaiannya. Rasa gugupnya muncul lagi.

“Y-ya, saya sendiri.” Ucapnya terbata-bata.
Wanita itu tersenyum,

“Mari ikut saya, anda sudah ditunggu oleh yang lain.”

“Yang lain?”

“Ya. Karena pelamar yang datang tepat waktu hari ini hanyalah tiga orang, anda salah satunya.”

“Bukannya kemarin jumlahnya ada sembilan pu—“

“BSC tidak menoleransi pelamar yang datang terlambat. Jadi, sekarang, lebih baik anda ikut dengan saya,”

(namakamu) mengangguk lalu menatap Aldi yang pagi itu kelihatan tampan. Ia mengenakan jaket berwarna biru terang, sangat kontras dengan warna gedung bagian luar maupun dalam ini.

Aldi menyemangatinya dengan angkatan jempol, lalu perlahan-lahan berjalan mundur. Ia akan menunggunya diluar, karena Aldi tak punya kepentingan lagi disini.

“Mari, nona (namakamu).” Ucap wanita itu setengah menarik pergelangan tangan (namakamu) menuju lift.

***
‘Ini gila!’ teriak (namakamu) dalam hati saat baru keluar dari dalam lift.

‘ga pernah kebayang sebelumnya!’
Lift yang amat cantik juga mahal. Dinding lift itu terbuat dari cermin yang dibentuk sedemikian rupa.

Sehingga ketika kalian ingin bercermin disana, akan terbentuk bayangan lebih dari satu dan tak terhingga.

60 Shades Of IqbaalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang