Pengantar Hati

3.7K 167 28
                                    

Pada bagian ini sengaja saya beri judul pengantar hati untuk mengajak para pembaca bersama membuka hati lebih dalam dan luas untuk memahami bahasa hati yang terkadang rumit dan sulit diartikan.

Sudah cukup lama sejak saya mulai serius menulis di tahun 2016 lalu, kini saya kembali lagi dengan tulisan yang jauh lebih berani. Mengapa? Karena dalam buku kali ini saya akan menceritakan beberapa kisah perjalanan cinta saya yang selama ini tidak banyak orang tahu.

Awalnya saya ingin menulis buku yang berisi kesenangan saja alias penuh dengan cerita kebahagiaan, candaan atau lelucon yang mampu mengocok isi perut pembaca. Tapi, nampaknya saya gagal karena selera humor saya sudah di ambang batas kronis yang sangat receh lagi garing. Saya tidak begitu ahli menghibur banyak orang dengan kisah kocak nan lucu.

Walau begitu, saya berharap melalui buku saya ini pembaca tetap merasa sedikit terhibur dengan banyak kejutan tak terduga di dalamnya. Tujuan utama saya menulis buku ini adalah hanya ingin menyampaikan seluruh isi hati lagi keluh kesah saya yang terpendam begitu lama di ruang waktu yang sudah berkarat dan mengusang.

Pada akhirnya saya mengerti lagi memahami bahwa semua rasa yang beragam itu hadir di kehidupan bukan untuk menghukum apalagi menghakimi diri. Semata-mata semua datang untuk mengajarkan lagi mendidik penuh tanggung jawab, bahwa cinta adalah hal yang perlu diterima dengan keikhlasan.

Cinta tak pernah datang tepat waktu, tepat sasaran, tidak mengenal keadaan dan suasana hati saat itu. Tidak peduli siap atau tidak, ia akan datang ketika hati mulai tersentuh dengan yang namanya kehangatan.

Tidak pernah ada hal yang pasti dalam cinta, tidak ada angka matematis untuk berpikir bahwa apa yang kita usahakan dalam meraih cinta akan berbuah sama dengan hasil yang akan didapatkan. Karena pengharapan yang berlebih, ambisi yang tak terarah itulah saya menjadi tersesat sangat jauh dari makna cinta yang sesungguhnya.

Cinta tidak tahu kepada siapa ia akan tinggal dan menetap, cinta pun tak mengerti bahasa manusia yang menggunakan panca indera untuk berkomunikasi. Entah lewat penglihatan, pendengaran.

Cinta menaruh maknanya dalam sesuatu yang sulit manusia pahami, lebih dari sekedar melihat atau mendengar. Kerja panca indera saja tak cukup, diperlukan hati yang lapang dan akal yang jernih untuk memahaminya.

Saking murninya cinta, sampai saat ini pun saya masih merasa takjub dan tak mengerti, mengapa dulu saya pernah begitu menyalahkan cinta? Di saat saya kini mengerti bahwa cinta adalah salah satu bahan bakar terbanyak yang harus kita miliki untuk mencapai beragam tujuan di dunia maupun akhirat nanti.

Saya pernah merasa sakit dan terluka karena cinta. Yang sebentar datang, ataupun yang pernah tinggal menetap dalam beberapa waktu. Cinta mampu mengubah angin sejuk menjadi angin topan, pun sebaliknya. Cinta mampu mengubah ombak besar menjadi air yang tenang, pun sebaliknya. Saya baru mengerti itu, ketika saya mulai mampu berpikir jernih.

Saya memiliki banyak kisah pahit lagi memilukkan dengan cinta. Saya sulit berteman akrab dengan kisah cinta sendiri, saya sendiri tidak begitu mengerti mengapa saya naif dan keras kepala. Saya terlalu banyak mengira dan menduga ketika cinta datang ingin menyapa hati saya yang sudah sangat tandus. Seolah saya menutup pintu rapat-rapat, karena takut akan mengalami luka yang sama. Saya akui, saya sangat egois waktu itu.

Saya memang sudah terjebak dalam stigma, "Cinta itu sulit". Ya, waktu itu, saat itu. Bagi saya cinta hanyalah sesuatu yang merepotkan, membingungkan dan aneh. Tidak jelas arah tujuannya, maknanya. Saya benar-benar buta dan bodoh soal cinta karena hati saya sudah dipenuhi dengan rasa takut lagi curiga.

Saya tidak percaya dengan kekuatan cinta dan semacamnya. Itu hanyalah omong kosong dan dongeng. Untuk apa percaya pada sesuatu yang hanya meninggalkan luka dan trauma? Untuk apa menaruh harapan pada sesuatu yang tiba-tiba pergi meninggalkan sesuka hati? Ya, betul. Saya benar-benar tolol karena terlalu lama membawa beban berat itu.

Serpihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang