3-Masa Lalu

344 7 0
                                    

Kintan dan Bella telah sampai tempat tujuan. Bella turun dari motor sport warna merah milik Kintan dengan rambut yang agak acak acakan karena ia tak memakai helm.

Sembari membuka helm Kintan memandang kearah Bella, ada apa dengan sahabatnya ini. "Heh kenapa lo??" Diakhiri dengan kekehan.

"Lo kalo naik motor suka gak kira-kira ngebutnya, gue kan jadi pusing tujuh keliling" sembari merapikan rambutnya yang acak acakan.

"Yaelah alay lo, ketularan Salsha ya lo jadi alay kek gini. Lagian kayak gak pernah gue bonceng aja lo"

"Serah lo dah, ya udah ayo!!" Bella menarik tangan Kintan.

Dari kejauhan terlihat Salsha yang sedang berselfie ria lalu melambaikan tangan kearah Kintan & Bella yang sedang berlari kearahnya.

Mata Kintan mengitari seluruh tempat ini, lalu ia memandang danau yang begitu luas nan indah. Tempat ini, gumamnya. sepertinya tempat ini begitu familiar, Kintan mendekat pada pinggir danau. Sementara Bella & Salsha yang sedang mengobrol.

"OMG Oh My God lama pake bingitz sih, kemana dulu!! Liat gue udah selfi ampe 50 kali, kalian baru nyampe!!" Salsha mulai mengoceh.

"Iih gue tadi ngebangunin dulu si Kintan terus nunggu dia siap-siap jadi lama"

"Alesan aja !!"

"Lo gak percaya?? Tanya Kintan, kan Tan??" namun Bella baru sadar bahwa Kintan sudah tidak ada disampingnya. Bella melihat kedepan ternyata Kintan berada dipinggir danau. Bella & Salsha melangkahkan kaki mendekati Kintan.

"Kalian ngapain bawa gue kesini??" Kintan menyadari kehadiran Bella & Salsha.

Bella dan Salsha saling bertukar pandang.
"Gue cuma kangen tempat ini Tan" Bella menepuk pundak Kintan pelan.

"Iya Tan kita udah lama bingitz gak kesini. Semenjak lo berubah" Kalimat terakhir, Salsha ucapkan agak pelan, namun Kintan masih mendengar, lalu menoleh pada Salsha yang ada disamping kirinya.

"Jadi kalian bawa gue kesini cuma buat ngingetin masa lalu!!" Ketus
Kintan.

"Bukan Tan kita cuma ..."
Lanjut Salsha kembali namun terpotong.

"Cukup!! Gue udah nyaman sama diri gue yang sekarang!! Jadi kalo kalian gak terima sama gue yang sekarang gak usah sahabatan lagi sama gue!!" Ketusnya lagi.

Bella & Salsha merasa bersalah karena membuat Kintan kesal. tapi mereka tidak bermaksud untuk itu.

"Kita sayang sama lo Tan, kita kangen lo yang selalu ceria, kita pengen lo ketawa lagi, kita gak mau ngeliat lo kayak gini!!!" Kali ini mata Bella mulai berkaca-kaca. Begitupun dengan Salsha namun ia sudah menangis.

Kintan terus menatap danau yang amat tenang, tanpa menoleh sedikit pun pada kedua sahabatnya. Air mata Kintan mulai menetes, entah karena terharu karena mempunyai sahabat yang begitu perhatian, atau kesal kepada sahabatnya itu.

"Kintan" panggil Salsha.

Kintan akhirnya mendengar panggilan Salsha, ia menoleh pada kedua sahabatnya dan langsung memeluknya.
"Hiks hiks, maafin gue. Kalian emang sahabat gue, tapi gue harap kalian ngerti sama keputusan gue"
Kintan melepaskan pelukannya, dan tersenyum.

Bella & Salsha pun membalas senyuman Kintan.

****

Revan sedang mendrible bola basket yang ia mainkan lalu sekali-kali memasukan bola tersebut ke ring. Di rumahnya memang terdapat lapangan basket namun tidak luas. Tak lama keluar seorang pria tampan dari pintu keluar rumahnya, ia Farel sepertinya hendak pergi.

Revan menghentikan permainanya.
"Mau kemana lo??"

Farel menoleh kearah Revan sekilas, lalu menaiki motor sportnya. "Kemana aja" sembari memakai helm dan menyalakan mesin motornya. "Lo gak usah cari gue" lalu melajukan motornya meninggalkan Revan.

Revan menghembuskan nafas beratnya. Sudah kebiasaan Farel pergi tanpa ada yang tahu kemana ia pergi. Kenapa ia harus mempunyai saudara kembar seperti dia. Revan menghentikan permainanya, ia duduk dikursi yg sudah disediakan serta meminum minuman yang pembantunya bawakan tadi. Dari luar pagar rumahnya terdengar suara orang yang sedang berbincang.

****

"Lam gue yakin ini pasti rumahnya, insting gue gak pernah salah"

"Insting pala lo, emang bener ini rumahnya pea"

"Sembarangan, lo kali yang pea. Cowok ganteng mah emang gk pernah salah" jitak Reza

"Sapa yang ganteng??"

"Ya gue lah, masa elo!!"

Ternyata Reza & Revan lah yang sudah berada didepan rumah Revan, mendengar keributan didepan Revan mendekat pada pagar rumahnya dan melihat duo curut udah ada didepan rumahnya terpampang nyata.

"Tuh kan bener apa gue bilang ini rumah Revan!!" Sembari mendorong Alam.

"Santai aja kali!!" Sentak Alam.

Revan membukakan pagar rumahnya.
"Kok kalian bisa tahu rumah gue??"
"Ya taulah, secara ni ya sekarang udah zaman now gampang ngelacak orang" cerocos Alam.

"Ngapaain kesini??" Dingin Revan.

"Main yuk Van!!" Reza menepuk pundak Revan.

"Kemana??" Tanya Revan.

"Ada tempat yang pasti lo suka, pokoknya enak deh buat nongkrong-nongkrong"

"Gak penting" singkat Revan.

"Eh penting lah, sambil kita cari cecan disana. Ye gak Za" Ucap Alam. Reza mengangguk.

"Gak!!" Revan hendak pergi memasuki rumah tapi langsung ditahan oleh Reza dan Alam.

"Pokoknya lo harus ikut!! Roman-romannya lo sendirian di rumah. Dari pada lo jaga rumah kayak satpam, mending ikut kita" paksa Reza.

Revan memutar bola matanya malas, dengan terpaksa ia menyetujui ajakan duo curut ini.

****

Kintan masih memandang danau didepanya sembari duduk sendiri dipinggir danau merasakan angin sejuk yang sesekali lewat, Bella dan Salsha sedang pergi mencari makanan karena kebiasaan Salsha yang perutnya selalu lapar.
"Tempat ini gak berubah"

Tempat ini menyimpan seribu kenangan karena tempat ini adalah tempat favorit keluarga nya dan sahabatnya, dulu mereka selalu berkumpul disini. Tapi itu dulu..

Flashback On..
Seorang perempuan paruh baya sedang menyiapkan makanan bersama Kintan, ya mereka sedang piknik keluarga.

"Kalian senyum dulu dong" ucap pria paruh baya sembari membawa kamera hendak memotret kebersamaan istri dan anak semata wayangnya itu. 'Ciss' Kintan dan mamahnya tersenyum kearah kamera.

"Papah bantuin Kintan sama mamah dong nyiapin makanan" ucap Kintan.

"Gak mau" masih memotret.

"Iih papah" lalu mendekat hendak mengambil kamera papahnya itu. Hingga terjadi lah aksi rebutan, seperti anak kecil.

"Eh kalian jangan rebutan dong" ucap mamah Kintan sembari tertawa melihat kelakuan keluarga kecilnya itu.

Masih terdengar canda dan tawa antara Kintan dan keluarga kecilnya itu. Mungkin itu hanya tinggal kenangan bagi Kintan.
Flashback Off..

Tes tes air mata Kintan mulai menetes, sedih rasanya jika ia mengingat masa-masa itu.
"Kintan kangen mamah, coba kalo mamah masih hidup" air mata yang keluar semakin banyak.

"Kenapa lo??" Ucap pria berkaca mata gaya berwarna hitam ia terlihat tampan memakai kacamata itu, tiba-tiba berada disamping Kintan tanpa ada tanda-tanda pria ini datang.

Kintan menoleh pada pria itu. Siapa pria ini?? Batinnya. Apakah pria ini mendengarkan ucapannya tadi? Sejak kapan ia disini?.

Pria itu lalu membuka kacamatanya..
.
.
.

Kasihan Kintan ya
Thanks for reading!!
Jangan lupa follow, coment, dan suaranya ya.

Tunggu next chapter

ig : fellinard
#CutFellinard

Bad Girl VS Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang