Apa yang dikatakan Natalia benar-benar membuatku shock, dia memaksaku untuk membuat janji. Tapi menurutku, keputusan yang kubuat tidak terlalu buruk. Entah bagaimana rasanya menjadi orang yang terbuka kepada semua orang, membayangkannya saja sudah membuatku muak. Seorang Arman Radithya yang selalu menyendiri, tiba-tiba bergaul dan berbaur bersama teman-teman.
Aku berjalan kembali ke kelas karena bel istirahat sudah berbunyi, menandakan bahwa waktu istirahat telah usai. Natalia ikut ke kelas berjalan bersamaku. Gadis ini sangat membuatku kewalahan, apa benar dia adalah teman satu SMP ku? Dan yang lebih hebatnya lagi, dia mengalahkanku di ujian beasiswa SMA Budiman.
Baru kali ini sepertinya aku menemukan alasanku untuk sekolah, disamping karena mamah yang selalu berusaha membuatku bahagia. Mungkin akan aku coba membuat 3 tahun SMA ku ini berwarna. Yup, benar sekali, aku harus membuka lembaran baru. Akan kuhias lembaran kosong itu dengan berbagai warna yang indah.
"eh, Arman tunggu..."
Tiba- tiba Natalia berhenti di sebuah mesin makan ringan. Natalia mengambil uang yang ada di dalam saku kemejanya. Mesin berbunyi, Natalia menuliskan kode snack itu. Aku hanya bisa diam dan melihat Natalia mengotak-atik mesin snack itu.
"nih man, dimakan yah...!"
Natali memberikanku sebuah snack, sepertinya merek snack itu jarang ku kenal. Snack itu seperti waffer krim yang biasa dijual di toko-toko. Tapi tunggu, rasa dari waffer itu.
KEJU!!!
"aku tau kamu suka banget keju, dari SMP kamu terus bawa bekel dari keju. Jadi aku beliin yang rasa keju!"
"ahh, makasih natalia. Tapi lo kok bisa tau gitu sih."
"udah ambil yah, aku kasih gratis loh!"
"i..iya deh gue ambil."
Natalia tahu aku suka keju? Itu berarti dia sering melihat aku makan bekal dari mamah di SMP. Itu berarti....
Aku dan Natalia dulu di SMP satu kelas juga!
"Na..natalia..."
"iya?"
"lo dulu SMP kelas apa?"
"kelas berapa?"
"pas kelas 9"
"ohhh kelas 9 A"
9 A !?
itu kelas yang sama denganku. Sudah kuduga, dia satu kelas. Tapi aku tak pernah melihat sosok Natalia di SMP. Memang benar sih, soalnya diriku sendiri yang tidak akrab dengan teman-teman di SMP. Jadinya aku tidak kenal siapa-siapa di SMP kecuali wali kelas dan guru BK.
Aku dan Natalia telah sampai dikelas. Beruntung guru belum sampai di kelas.
"Arman, lo dari mana aja? Gua cari lo kemana-mana!" Rangga tiba-tiba bertanya.
"eh, sory ngga gue tadi ada urusan."
Rangga melirik Natalia yang ikut masuk ke dalam kelas, raut mukanya berubah seperti orang yang sedang mempergoki pencuri.
"heeeh... jadi gitu. Gua ngerti kok."
"jangan mikir yang aneh-aneh..."
Wafer keju yang diberi Natalia langsung ku makan, aku tidak tahan dengan rasa keju yang menyelimuti wafer itu. Ternyata sangat enak, dan harganya tidak terlalu mahal. Natalia hanya tersenyum melihat tingkahku yang aneh saat makan wafer keju itu.
***
Pelajaran untuk hari ini telah berakhir. Sepertinya rangga tidak pulang bersamaku, karena dia bilang ada urusan mendadak di ekskul basket. Aku baru tahu Rangga adalah pemain basket, kalo dipikir-pikir dulu saat SMP aku tidak mengikuti ekskul apapun. Rasanya sekolah ini terasa sangat besar. Disini banyak sekali jenis kegiatan ekstra yang bisa diikuti siswa-siswi SMA Budiman. Kira- kira aku harus ikut denga kegiatan ekskul atau tidak yah.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Message
Любовные романы"Diam bukan berarti aku tak peduli dengan sikapmu, diam adalah bentuk perasaanku padamu." Ketika sebuah pilihan membuat suatu perasaan yang begitu kuat, sebuah pesan sangat sulit untuk disampaikan. kisah seorang anak SMA, Arman Radithya yang tidak...