Pelajaran akhirnya berakhir. Walaupun selama kegiatan belajar mengajar belum sepenuhnya efektif. Gara-gara gadis yang bernama Natalia ini aku jadi kerepotan.
Dimana dia sekarang? Kenapa dia tidak masuk? Aku sangat malas jika disuruh melakukan hal yang merepotkan seperti ini. Tak banyak siswa di kelas A yang mengetahui Natalia . Mungkin lebih baik aku bertanya kepada Mr. T mengenai gadis ini. Atau bahkan lebih baik aku titipkan saja kepada Mr. T, ah sungguh pemikiran yang cerdas.
"Arman!!!"
Hah, tiba-tiba saja ada yang memanggilku.
"eh nih buku lo ketinggalan di loker meja."
Aku baru ingat dengan buku ku yang tertinggal. Selama hidupku baru kali ini aku lupa mengambil buku yang kusimpan sendiri di dalam loker meja.
"oh iya, thanks yah."
"Gua Rangga, mau pulang bareng?"
Siswa itu menjulurkan tangannya dengan hangat. Baru kali ini aku bertemu dengan orang yang mau berbicara denganku.
"Gue Arman..."
"iya gua tau kok lu, makanya kalo perkenalan lain kali yang bener dong....!"
Tawa pecah di mulut Rangga. Dia siswa yang yang penampilannya bisa dibilang lumayan. Rambutnya pendek dengan sedikit potongan tipis di sampingnya. Bajunya tidak acak-acakan dan enak diajak bicara.
"Gua tadi liat lu bengong terus, ada apa sih emangnya?"
"enggak kok..."
"lu di ajak ngomong jawabannya selalu singkat, padat, dan jelas yah."
"hehehe...."
Tanpa disengaja aku dapat teman baru di SMA super elit ini. Mungkin sosok Rangga bisa menjadi sahabatku nanti, tapi tunggu aku punya sahabat? Tidak mungkin. Itu adalah mimpi buruk saat SMP. Aku tidak suka bergaul. Aku terlalu menikmati buku-buku ku di sekolah, hingga orang-orang mengecapku sebagai kutu buku. Sebenarnya aku tidak terlalu terganggu dengan sebutan itu. Dan aku sudah terlanjur nyaman dengan tidak mempunyai teman. Asal ada buku yang bisa di baca, itu sudah lebih dari cukup.
"Man, rumah lu dimana?"
"Dekat taman Duri"
"Wih gua juga disitu, gak nyangka gua bisa dapet temen satu komplek."
Tidak disangka rumah Rangga dekat dengan daerah rumahku. Setauku di dekat taman Duri hanya ada satu komplek disana, komplek dimana rumahku berada.
"Lu naik apa Man ke rumah?"
"Naik bus kota"
"Nah lu beruntung, sini biar gua anterin. Sama tetangga kan harus saling menolong kan."
"gak usah repot-repot ngga."
"udah sini ikut gua."
Tidak ku sangka, aku juga mendapat tumpangan dari teman baruku ini. Mimpi apa aku ini, tapi tunggu aku hampir lupa. Ada pekerjaan yang harus kulakukan. Pulpen Natalia ini sungguh merepotkan, tapi aku harus mengembbalikannya, mumpung di sekolah masih ramai. Aku hanya berharap Natalia belum pulang, jika sudah pulang jalan terakhir yaitu menyerahkan pulpen ini kepada Mr. T.
"Bentar ngga, gue baru inget kalo gue ada kerjaan."
"Jelasin dong Arman kerjaan apa..."
"Gue nemu pulpen punya cewek jatoh di belakang sekolah tadi. Pas dia pergi, dia gak nyadar kalo pulpennya ketinggalan. Yah jadi gua mau ngembaliin pulpennya."
![](https://img.wattpad.com/cover/130278476-288-k85939.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Message
Romansa"Diam bukan berarti aku tak peduli dengan sikapmu, diam adalah bentuk perasaanku padamu." Ketika sebuah pilihan membuat suatu perasaan yang begitu kuat, sebuah pesan sangat sulit untuk disampaikan. kisah seorang anak SMA, Arman Radithya yang tidak...