"Diam adalah caraku mencintai dan mengagumimu dari jauh. Hal itu kulakukan karna pada kenyataannya aku tak mampu mengungkapkan perasaan ini padamu. Biarlah diri ini tetap mencintai tanpa kau tahu."❤❤❤
SMA Garuda di siang ini begitu ramai. Banyak siswa-siswi yang sedang menonton pertandingan bola basket antar kelas XI IPA dan IPS. Mereka saling tanding dengan sama-sama mempertahankan point agar tidak jatuh.
Sorak sorai para siswi semakin bergemuruh seperti suara hujan lebat yang membasahi bumi. Renia menutup telinganya dengan telapak tangan karena mendengar suara yang begitu memekakkan indra pendengarannya. Ia merasa risih mendengar jeritan para teman-temannya yang sedang bersemangat me-support Aldo---pria yang kini Renia kagumi. Ia tampak tampan dan berkarisma mengenakan baju bernomor urut 13 itu.
Renia tersenyum saat melihat Aldo berhasil memasukkan bola ke dalam ring. Pertandingan semakin sengit. Seakan-akan Anak IPA dan IPS itu tidak ada yang mau kalah. Mereka saling mencuri-curi kesempatan untuk memasukkan bola ke dalam ranjang.
"Ayo Aldo semangat,"
"Ambil bolanya, Do! Ambil!"
"Awas Do! Itu ada lawan yang akan menghambatmu."
"Yeee ... Bolanya berhasil diambil,"
"Awas Do! Itu ada lawan yang ingin ngerebut bola."
"Aldo! Hati-hati dia mau ngambil bolanya."
"Aaaaa ... Aldo keren!"
"Yeee .... Gol."
Suara tepuk tangan terdengar begitu nyaring ketika Aldo berhasil memasukkan bola lagi ke dalam ring. Aldo tersenyum bahagia. Rasa lelahnya terbayar sudah. Sungguh senyuman itulah yang mampu membuat hati Renia semakin terpikat akan pesonanya. Senyuman yang mampu meluluhkan hati setiap wanita yang melihatnya.
Aldo, seandainya kau tahu bahwa di sini aku mengagumimu. Bahkan mungkin lebih dari itu, batin Renia dengan diiringi senyuman yang terlukis indah di setiap sudut bibirnya.
Dari kejauhan Renia melihat Aldo yang sedang dipeluk oleh teman-teman satu tim-nya. Karena Aldo merupakan pemain andalan yang berhasil mencetak point lebih unggul dari pihak lawan. Hal itu pun yang membuat tim Aldo menang dalam pertandingan.
Menjadikan kelas XI IPA menang dengan memperoleh point paling banyak dari kelas XI IPS.
Mencintai tanpa kau tahu mungkin lebih baik, ucap Renia dalam hati sembari terus melihat Aldo yang tengah bahagia berhasil memenangkan pertandingan yang selalu di adakan satu tahun sekali itu.
***
Renia menyusuri koridor sekolah dengan hati gembira. Ya, gembira karena Aldo kemarin memenangkan pertandingan bola basketnya dengan begitu sempurna.
Renia menunduk memandang lantai sekilas dengan hati yang begitu antusias. Betapa terkejutnya Renia saat mendongak langsung melihat Aldo tersenyum ke arahnya. Ia tak tahu kapan Aldo sudah ada di hadapannya yang kini tengah menatapnya dengan senyum sumringah.
"Hay kamu Renia, kan?" sapa Aldo sambil mengulurkan tangan. "Namaku Aldo. Kelas XI IPA-1."
Renia tersenyum kaku menerima uluran tangan Aldo. Ia tak mengerti kenapa hatinya tiba-tiba berdebar ketika berdekatan dengan Aldo---si bintang pelajar. "Namaku Renia. Kelas XI IPS-4."
"Salam kenal, Renia." Aldo tersenyum dengan melambaikan tangan ke arah Renia sambil berlalu.
Renia mengangguk sambil menyunggingkan senyum. Ia melihat punggung Aldo semakin menjauh dengan perasaan yang sulit di artikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sejuta Rasa (Kumpulan Cerpen)
Short StoryCinta tanpa adanya perbedaan itu rasanya hampa serperti kata tak bermakna. Terasa tidak adanya daya tarik ataupun kesan tersendiri dalam menjalin sebuah hubungan. Namun sebaliknya bila cinta yang ada perbedaan di salah satu pasangan pasti itu terasa...