Setelah menemani anaknya hingga tertidur, Baekhyun mendudukan dirinya di sofa ruang tengah, ia memandang laptopnya yang menampilkan desain beberapa baju dan skecth book di samping laptop itu. Baekhyun bukanlah seorang yang tidak mampu secara material, pekerjaannya sebagai desainer membuatnya hidup cukup nyaman dan lebih dari mampu untuk memenuhi kehidupannya dengan anaknya.
ia menyandarkan tubuhnya pada sofa itu, merileks kan dirinya sebentar, ia tidak bisa tidur malam ini mungkin akan lebih baik jika ia menghabiskan malamnya dengan mengerjakan pekerjaannya, kemudian ia kembali fokus pada laptopnya, namun tak berselang lama pintu apartemennya terbuka menampilkan pria berkemeja biru gelap dengan jas hitam di tangannya masuk ke dalam dengan wajah yang lelah.
"Kenapa kau datang jam segini?" Baekhyun berdiri menghampiri pria itu kemudian mengambil alih jas dan tas kantor pria itu menaruhnya di atas sofa ia berjalan ke dapur mengambil segelas air dingin untuk prianya.
"Terimakasih." kata pria yang sudah duduk di sofa tepat di samping tempat ia duduk tadi.
"Ya, sama-sama jadi ada apa?" tanya Baekhyun.
"Memangnya aku tidak boleh berkunjung ke sini?" tanyanya setelah meminum airnya.
"Tentu saja boleh, tapi ini terlalu malam kau tahu? bagaimana jika seorang paparazi mengikutimu?" cemas Baekhyun kemudian membuat senyum tipis di wajah pria yang berwajah lelah itu.
"Chanyeol, seriuslah sedikit ada apa?!" Baekhyun mencoba membentak pria itu dan malah membuat Baekhyun terlihat menggemaskan.
"Apa terlihat sekali jika aku sedang kacau?" Baekhyun mengangguk.
"Aku gagal memenangkan tender besar di tiongkok, ah perusahaanku rugi agak banyak dan membuatku sedikit pusing." Chanyeol menyandarkan kepalanya pada pundak Baekhyun.
"Tak apa, aku ada di sini untuk mendukungmu." Baekhyun mengusap bahu Chanyeol hangat, ini yang Chanyeol suka dari diri Baekhyun, pria mungil ini begitu hangat dan penuh kasih sayang setiap saat, memberikannya begitu banyak kepercayaan diri dan ia tidak akan menemukan sosok ini pada diri siapapun.
"Terimakasih Baek." Baekhyun tersenyum.
"Apapun untukmu Chanyeol, nah jadi sekarang apa kau sudah makan?" Chanyeol menegakkan tubuhnya.
"Belum, aku lapar bisakah kau panaskan masakanmu tadi?" Baekhyun menggeleng.
"Kenapa?" Tanya Chanyeol.
"Semalam kami hanya makan ramyeon." jelas Baekhyun.
"Apa Munjae yang meminta?" Baekhyun mengangguk lagi.
"Baiklah masakan aku ramyeon juga." Baekhyun meninggalkan Chanyeol yang kemudian menyamankan dirinya di sofa.
"Chanyeol kemarilah ramyeonnya sudah matang." seru Baekhyun dari dapur namun tidak mendapat jawaban, akhirnya ia menghampiri Chanyeol yang terlelap di sofa, ia berjongkok tepat di depan wajah Chanyeol, ia meneliti wajah tampan itu kemudian secara otomatis tangannya mengelus permukaan wajah Chanyeol, mengikuti garis rahang tegas milik pria itu, kemudian tersenyum.
"Chanyeol... Kau begitu tampan." lirih Baekhyun.
"sangat-sangat tampan." ia tersenyum sendiri.
"Ya, aku tahu." mata yang terpejam itu kemudian membuka perlahan, dan senyum kecil muncul di wajahnya yang masih mengantuk, tangan Baekhyun ia genggam.
"Ah! Kenapa kau berpura-pura tertidur dasar." Baekhyun bangkit dan berjalan menuju dapur.
"Aku tadi memang tertidur kok, aku baru saja terbangun." ia melangkah mengikuti arah pria mungilnya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still in Love
FanfictionBXB, Homophobic Do Not Reading please!! Aku begitu mencintainya. hanya itu yang aku miliki sejauh ini untuk bertahan dengannya. seorang pria serakah akan cinta. seorang pria yang berkata bahwa ia juga mencintaiku begitu dalam. seorang pria yang keny...