princess

Promise

im back. gitu deh kira-kira. hehehe 

selamat membaca itupun kalau masih ada reader yay :')

____________________________________________

"Ehmm kamu tau aku punya adik perempuan?" tanya jaya membuka pembicaraan. Luna langsung menggelengkan kepalanya, dia tidak tau.

"Ah sepertinya aku memang belum pernah menceritakannya. Hmmm kemaren siang saat aku di perpus aku mendapat telfon dari sekolah adikku dia...."
Jaya akhirnya bercerita panjang lebar pada luna tentang kegalauannya dan kenapa dia kemaren terburu-buru pulang. Luna mendengarkan dengan tenang tanpa menyela sedikitpun.

"Uwahhh adik mu keren yaaa.. boleh aku bertemu dengannya? Aku pengen kenalan.. kayaknya aku bakalan akrab dengannya"
Luna menatap jaya dengan mata berbinar penuh harap dan kagum. Dia kagum pada adik jaya dari cerita yang diceritakan jaya. Dan jaya menatap Luna kosong karena kebingungan. Dia tidak menyangka kalau respon yang diberikan Luna seperti yang dilihatnya sekarang. Tadi dia berfikir luna akan menganggap adiknya aneh dan maniac ternyata malah sebaliknya. Dia malah kagum dengan adiknya.

"Kamu serius?"tanya jaya pada Luna setelah sadar dari keterkejutannya. Luna langsung mengangguk cepat dan tersenyum lebar.
"Ba-baiklah. Aku akan kenalin kamu dengan adikku".

***
"Kakak pulang"

"Kakaakkk"
Anak kecil setinggi dadaku mungkin(?) Berhamburan keluar menyambut kedatangan jaya. Dia imut dan lucu dengan baju onepiecenya. Dia memeluk jaya penuh kasih sayang begitu juga dengan jaya. Aku yakin 100% kalau ini adalah adik jaya. Mereka sangat mirip.

Awalnya dia tidak menyadari kehadiranku. Sampai aku menyapanya.

"Pacar kakak ya?" Tanyanya pada jaya.
Dia menggemaskan. Apalagi saat tersenyum dan memperlihatkan deret gigi kecilnya yang rapi.

"Ihhh adikmu gemesin banget jay, pengen aku bawa pulang"

Aku memeluk fina, adik jaya karena saking gemesnya. Aku ingin sekali punya adik tapi daddy gak bolehin. Daddy bilang ngurus aku aja susah apalagi nambah satu lagi. lagian kalau aku mau adik daddy harus nikah lagi dan aku gak mau itu. Kalau ngadopsi daddy takut nanti dia gak bisa bagi kasih sayang dengan adil katanya.
Daddy bilang anggap aja ira, anak tante tia sebagai adikku. Emang udah aku anggap adik sih tapi kan beda. Ira masih umur 3 tahun gak ngerti sama oppa"ku dan gak bisa diajak curhat, gak bisa diajak nonton konser, nobar korea. Masih lama nunggu baru dia paham. Dan juga haru selalu menghalangiku mendekati ira. Dia takut aku menginfeksi ira dengan virus korea ku. Emangnya suka oppa"ganteng dan drakor penyakit apa? Sampai dikatain virus.

"Aku mau punya kakak lagi apalagi kalau kakaknya secantik kakak" balas fina senang dan memelukku balik.
See!! Aku sepertinya benar-benar bisa akrab dengannya.
Jaya nyengir dan menggaruk garuk tengkuknya yang tidak gatal karena melihat drama antara aku dan adiknya fina.

"Yuk masuk dulu lun, gak sopan aku biarin tamu berdiri depan pintu gini" ucap jaya menghentikan peluk-pelukan gajeku dan adiknya.

Aku dan fina melepaskan pelukan kami dan bergandengan masuk kedalam rumah.
Aku dan fina mengobrol di ruang tamu sedangkan jaya dibelakang membuatkan aku dan fina minuman sekalian nyiapin cemilan.

"Kak luna dengar kamu berantem sama teman kamu disekolah ya?" Setelah memperkenalkan diri aku langsung menanyakan pertanyaan yang membuat aku penasaran dengan fina sejak disekolah tadi. Aku sudah tau alasan dia berantem dengan temannya dari jaya tapi aku hanya ingin memastikannya saja langsung dari orangnya.

"Ehehe kak jaya cerita ya" ucap fina nyengir dan menggaruk ujung hidungnya dengan telunjuk "iya kak abis temanku itu nyebelin. Masa ya kak dia ngehina oppaku. Dia bilang oppaku itu kantong kresek yang tidak bisa didaur ulang. Mereka ngehina oppaku sampai aku kesel ya akhirnya aku pukul aja deh itu hidungnya pakai kamus bahasa inggris yang kebetulan lagi aku pegang eh berdarah jadinya kemaren kak jaya ke sekolah deh gegara aku"