LITD-7

36 8 1
                                    

Kamu itu seperti bintang di langit. Indah di lihat. Namun, sulit di gapai.
-Dio Ravendra.

🍃🍃🍃

Hujan di pagi hari tampak turun dari luar kaca jendela yang sedang dipandangi oleh Dio. Langit tampak gelap di tutupi oleh awan tebal kehitaman. Sama seperti suasana hati Dio saat ini yang benar-benar buruk dari kemarin. Dan sialnya, pelaku perusak mood nya tidak sadar, Zahra.

Pagi ini mungkin saja pagi yang bersejarah untuk kelas Zahra. Bel masuk sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Tapi suasana kelas tampak sunyi. Padahal siswa - siswi tersebut sudah datang dan mengisi bangku masing-masing, termasuk Zahra yang kini menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasnya karena kedatangan tamu spesial, Dio dan Dino-- mereka bukan anak kembar ya gengs.

Dio meletakkan roti coklat di meja Zahra. Sedangkan Dino, kini ia meletakkan susu coklat kemasan kotak di meja Zahra.

"Kalian ngapain ke sini?" Tanya Zahra kepada Dio dan Dino.

"Mau ngasih ini." Ucap Dio dan Dino barengan.

"B..buat apa?"

"Buat lo" Ucap Dio dan Dino barengan lagi.

Suasana kelas yang tadinya sunyi kini mulai ricuh. Teman-teman sekelas Zahra berbisik-bisik, tak peecaya bahwa Zahra mendapatkan dua cogan sekaligus di sekolahnya.

"Kalian ga perlu repot-repot. Gue bisa beli nanti di kantin." Ucap Zahra tak enak hati.

"Gue sama sekali ga kerepotan Ra." Ucap Dio yang sinis melihat Dino di sebelahnya.

"Gue malah seneng kalo bisa kasih susu coklat buat lo, setiap hari juga ga masalah." Ucap Dino santai yang melihat ada Dio di sebelahnya.

Dio membantu membuka bungkusan pada roti coklatnya. Sedangkan Dino membantu menusukkan sedotan pada susu kemasan. Kemudian, mereka mengulurkannya mendekati Zahra.

"Dimakan Ra." Ucap Dio.

"Diminum Ra." Ucap Dino.

Kemudian Zahra mengambil dengan kedua tangannya dari tangan Dio dan Dino. Lalu memakan roti coklatnya yang setelah habis langsung meminum susu coklat pemberian Dino.

"Nanti siang pulang bareng gue, ya." Ucap Dio dan Dino lagi-lagi barengan.

"Eh. Sorry, yo,kak. Gue gabisa. Gue nanti ada kerja kelompok di rumahnya Cindy. Yakan Nday?" Zahra menginjak kaki sebelah kanan Cindy dengan kaki kirinya.

"Aww-- Eh iyaa." Ucap Cindy dengan suara pelan tapi terdengar oleh mereka bertiga.

"Gapapa kan?" Tanya Zahra.

"Gapapa Ra. Ini juga buat kepentingan tugas lo. Yaudah kalo gitu gue balik ke kelas ya. Dahhh" Ucap Dino yang sambil melenggang dari kelas Zahra.

Tetapi Dio masih betah duduk di depan Zahra sepertinya. Buktinya ia tak beranjak pergi dari kelas gadis itu.

Dio tersenyum yang semakin lebar "Selamat belajar, my girl." Ia mengusap pelan puncak kepala Zahra dan beranjak.

Tubuh Zahra menegang seketika. Setelah sosok Dio dan Dino sudah tidak terlihat di balik pintu kelasnya, Zahra bisa bernapas lega.

"CIEE ZAHRA."

"PJ PJ PJ PJ PJ PJ"

"ZAHRA DAPET DUA COGAN SEKALIGUS COY!!!!"

"BAGI SATU KEK RA. JOMBLO MASIH BANYAK YANG NGANGGUR NIH."

"HAHAHAHAHA"

Zahra hanya bisa menunduk tersipu malu karna perbuatan teman-temannya.

Light In The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang