0.11

53 5 2
                                    

Diamlah

Ku mohon

Jangan pergi

Jangan tinggalkan aku

.

.

.

Pengajian bulanan telah usai. Semua murid telah beranjak dari tempat duduknya. Namun Azkia masih setia duduk di atas lantai beralaskan karpet biru itu. Entah apa yang difikirkannya, namun itu pasti sangat pelik karena keningnya hingga berkerut.

"Dek..." Panggil Fahmi seraya mengibaskan tangannya di depan wajah Azkia.

Azkia tersentak dibuatnya, "Ah iya, kenapa?" tanya Azkia.

"Kamu ngapain di sini terus? Makan dulu yuk." Ajak Fahmi seraya menarik tangan Azkia untuk bangun dari duduknya, lalu menuntunnya ke kantin. Tak perlu menanyakan, Fahmi langsung memesankan mie ayam dan es jeruk kesukaan Azkia, kesukaan mereka berdua lebih tepatnya.

"Makasih pak." Ucap Fahmi pada pak Tarjo yang membawakan pesanannya dan juga adiknya. "Nih dek makan dulu." Fahmi menggeser mangkuk mie ayam dan es jeruk ke hadapan Azkia.

"Mau nanya." Ucap Azkia di sela-sela makannya, dilihatnya Fahmi mengubah fokusnya ke dirinya. "Fatih tuh siapa?"

Kedua alis Fahmi bertaut mendengar pertanyaan Azkia, "dia adiknya Alka." Jawab Fahmi kemudian dengan entengnya, lalu kembali memakan mie ayamnya.

Azkia merasa gemas dan juga jengkel dengan jawaban Fahmi, "bukan itu maksud gue." Azkia menyeruput es jeruknya terlebih dahulu. "dia mirip sama laki-laki itu."

Mata Fahmi membulat mendengarnya, sangat paham yang dimaksud adalah abi mereka.

"Mungkin itu dia." Kembali Azkia bersuara.

Fahmi terdiam, enggan menjawab pertanyaan ataupun pernyataan adiknya. Dia lebih memilih menghabiskan mie ayamnya saat itu juga.

*****

"Lo siapa?" tanya Azkia to the point pada laki-laki di hadapannya itu.

"Adiknya kak Alka." jawab Fatih setelah terkejut sekejap. Merasa heran dengan Azkia yang tiba-tiba menghampirinya dan bertanya seperti itu.

"Kita pernah ketemu?" sungguh, Azkia sangat penasaran dengan sosok Fatih ini. Namun yang ditanya hanya menjawabnya dengan senyum. Azkia bingung kenapa Fatih tak berniat menjawabnya, malah merapikan lembaran-lembaran kertas ke sebuah buku yang kemudian dimasukkannya ke dalam tas.

"Gue nanya." kekeh Azkia. Lagi, Fatih hanya tersenyum lalu mengucapkan salam dan pergi begitu saja meninggalkan Azkia yang tengah kesal.

Fahmi pasti tau sesuatu, batin Azkia.

"DOR!!"
Azkia tersentak mendapat tepukan di bahunya yang cukup kencang disertai suara yang mengejutkan. Dilihatnya Nilo yang tengah tercengir lebar. Azkia memberikan tatapan tajamnya pada Nilo.

Nilo pun beringsut berlindung di balik punggung Evan. "Evan yang nyuruh Kia."

"Enak aja lo." protes Evan. "Lo ngapain ama Fatih tadi?" tanya Evan penasaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AZKIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang