#3

13 7 1
                                    

Seorang gadis kecil sedang menangis disebuah ruangan sambil melihat kedua orang tuanya yang tertutup kain putih sepenuhnya.

" Hey gadis manis. Siapa namamu? "

" na-nama s-saya Garla. Garla anastasia "

" nama kamu cantik "

" T-te-terima k-kasih "

" perkenalkan nama tante Dinda lestari dan paman ini namanya Bima nugroho"

Garla membuka matanya. Dia sering bermimpi tentang orang tua kandungnya. Beruntung ada tante Dinda dan paman Bima yang membesarkannya sampai saat ini. Garla telah menganggap mereka seperti orang tua sendiri.

***

Garla Berjalan sendiri dikoridor sekolah menuju kelasnya.

" pagi galak " Adit tiba-tiba datang sambil merangkul pundak Garla

" lo apaan sih? Nggak ada kerjaan lain selain ngagetin orang ya? " Garla mendorong tangan Adit dari pundaknya

" kerjaan gue banyak sih. Gue kan orang sibuk. Cuman... gangguin lo kayaknya udah jadi kerjaan favorit gue "

" kerjaan favorit lo ubah deh jadi yang lain atau ubah jangan gue deh "

" ih nggak mau. Soalnya gue cuman suka wajah kaget lo bukan orang lain "

" besok oplas deh gue atau nggak pakai topeng biar nggak dikagetin lo terus "

" daripada repot-repot dan buang duit mending lo biarin gue aja kan? "

" serah lo deh. Bodo amat "

" si amat keselek air tuh "

" biarin. Emang lo temen amat? Sok tau lo "

" amat emang teman gue kok. Temen waktu gue SD "

" sabar Garla!!! Sabar!!! "

Adit ketawa-tawa ngeliat Garla yang membelai dadanya beberapa kali
Adit memang tipe cowok yang banyak bicara dan suka meledek temannya
Hanya bermaksud untuk becanda

***

Istirahat tiba. Guru yang berada di kelas xi-2 mengakhiri pelajaran dan keluar kelas.

" gue mau ke kantin. Lo mau ikut nggak la? " -Avisha

" gue mau kelapangan basket aja hari ini. Soalnya gue lagi pingin main " -Garla

" yaudah gue kekantin dulu ya sama Aqila " -Avisha

" iya " -Garla

Garla pergi menuju lapangan basket indoor sekolah. Sesampainya disana. Terlihat seorang laki-laki sedang bermain basket sendirian. Tanpa ada seorang pun. seakan-akan tempat itu adalah miliknya sendiri.

" dia kan si cowok kasar. Kok dia sendirian? "

Garla memperhatikan Dirga dari kejauhan.

" jago juga dia main basket "

Dirga berhenti bermain. Dia melepaskan bola basket yang semula dipegangnya. Kemudian terjatuh begitu saja di lantai.
Garla yang melihat kejadian itu langsung berlari menghampiri Dirga.

" woy! Cowok kasar! Bangun! Bangun! "

Garla menggerak-gerakkan tubuh Dirga berkali-kali tapi tetap tidak ada respon dari Dirga. Garla pun segera mengangkat Dirga perlahan menuju UKS

~UKS~

Dirga membuka matanya perlahan. dinding putih adalah hal yang pertama kali dia lihat. Hal yang kedua dilihatnya adalah seorang wanita berambut sebahu berwarna hitam. Wanita yang diselamatkannya kemaren.

" lo nggak papa? "

" lo? Ngapain lo disini? "

" gue yang bawa lo ke sini. Soalnya gue lihat lo pingsan di lapangan basket tadi "

" kenapa lo sih? "

" ya karna cuma gue yang ada disana dan ngeliat lo pingsan. Gue nggak suka sama lo karna lo kasar sama perempuan. Tapi walaupun gitu, gue nggak tega biarin lo pingsan dilantai kayak tadi. Lo juga sama kan? Mungkin lo juga nggak suka sama gue. Tapi lo juga nggak tega kan gue ditabrak dan pulang malam kehujanan? Gue tau kok. Walaupun sikap lo kasar, tapi didalam diri lo masih ada sisi baiknya "

" banyak omong lo " Dirga tidur memunggungi Garla

" hm... makasih ya. Gue rasa gue belum ngucapin terima kasih gue secara baik-baik ke lo. Gue nggak tau lo siapa. Bahkan nama lo aja gue nggak tau. Cuman... andai saat itu gue ketabrak dan mati. Pasti nggak ada juga yang merasa sangat-sangat kehilangan. Tapi kayaknya tuhan berkata lain. Dia ngirim lo buat memperpanjang hidup gue. Pasti semua ini ada alasannya. Sekali lagi terima kasih banyak "

Hening~

Dirga tak mengeluarkan suara sedikitpun juga tidak banyak bergerak

" udah tidur ya? Padahal gue harap lo denger ucapan terima kasih gue yang panjang lebar. Dasar. gue cabut kekelas duluan " Garla pergi meninggalkan Dirga di UKS

Beberapa detik kemudian Dirga membenarkan posisi tidurnya ke telentang. Dirga membuka matanya.
Dia mendengar semua yang Garla ucapkan. Tapi dia hanya diam. Dirga terlalu bingung tentang apa yang ingin dia ucapkan pada Garla. Tapi ternyata dia lebih memilih diam dan hanya mendengarkan saja


TBC
Tinggal jejak setelah baca yaaaaa
Komen atau vote bintang
Thanks ;););)

DIRGARLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang