Kedai kopi Pak Jaka

116 10 1
                                    


Pertemuan dengan pria itu.. Eh maksud ku ody... Sungguh berhasil membuat hari ku jadi lebih berwarna.

Orang bilang, cinta dapat membuat semuanya indah. Tunggu sebentar, cinta? Ah aku terlalu cepat mengatakan ini.

Tapi, aku jadi teringat pesan ibu untuk mulai mencari pasangan. Yah maklum saja sih, aku sudah berumur 24 tahun tapi tidak dekat dengan 1 pria pun.

Bukannya aku tidak laku ya, tapi aku hanya sedang memantaskan diri. Menunggu pasangan halal.

Bukankah, pacaran setelah menikah itu lebih baik dari pada sebelum menikah yang hanya akan menimbulkan fitnah?.

'Duhh aku bicara apa sihhh.... '

Tiap kali membicarakan pasangan pasti aku jadi malu malu. Semua teman temanku sudah menikah, bahkan ada yang sudah memiliki anak. Dan setiap kali aku pergi ke pernikahan teman temanku pasti mereka akan menanyakan hal yang sama yaitu "lis, kapan nyusul?". Yasudah deh aku pasrah saja lah, mungkin Allah sedang menunggu waktu yang pas untuk mempertemukanku dengannya.

Hari ini hari minggu, jadi aku tidak pergi kerja. Kira kira hari ini ngapain ya?.

Seketika aku teringat akan kedai kopi yang ada dekat tempat kerjaku. Itu adalah kedai kopi yang lumayan populer.

Aku segera berganti pakaian dan pergi menuju kedai itu. Siapa tau aku akan mendapat inspirasi menulis novel. Walau sebenarnya aku tidak suka kopi sih.

Sesampainya di kedai, aku disambut baik oleh seorang lelaki paruh baya yang mengenakan name tag bertuliskan 'Jaka'.

"Selamat pagi, mau pesan apa mba? " Tanya nya ramah padaku.

"Saya mau pesan kopi yang ga terlalu pahit pak. Ada? " Tanyaku

"Mau coba menu white coffee kami? "

"Nah iya itu boleh pak"

"Ok siap, silahkan duduk dulu ya"

Mataku pun mulai mencari bangku yang kosong. Hampir semua bangku penuh kecuali yang ada di depan seorang pria yang sedang mengetik sesuatu di laptopnya.

Tunggu.

Ku perhatikan kembali pria tersebut lekat lekat. Seketika jantungku berdebar tak karuan. Apa aku tak salah liat?. Aku pun berjalan mendekati pria tersebut. Belum sampai aku tiba di depannya, ia langsung menengok ke arahku.

"Eh hy lisa, sini duduk sini" Katanya seraya tersenyum dan menunjuk kursi kosong di depannya.

'E-e-e-hhh..  Dia menyadari keberadaanku.... '

"Hy juga dy, aku boleh duduk sini? " Tanya ku. Sesungguhnya jantungku berdetak hebat serasa ingin melompat keluar dari tempatnya.

"Ya boleh lah, masa ga boleh" Ia pun tertawa kecil.

' Senyumnya...... Luar biasa '

Setelah hening slama 10 menit akhirnya ody pun membuka pembicaraan. "By the way,  kamu suka kopi? " 

"Ah... Hmm.. Ga terlalu sih.  Aku lebih suka yang manis manis" Jawab ku menunduk demi menyembunyikan wajahku yang terasa mulai memerah.

"Manis?  Kayak aku?  Hehehehe bercanda kok" Ody pun tertawa dan tersenyum lembut.  Ku perhatikan wajahnya.  Ternyata ia memiliki lesung pipi,  manis sekali.

"Dih..  Kamu kepedean hehehe aku tuh kesini buat nyari inspirasi buat nulis novel"

"Kamu nulis novel?  Wow,  that's amazing.  Buku mu sudah pernah diterbitkan? "

"Alhamdulillah sudah.  Ada 3 buku ku yang sudah dicetak" Jawab ku dengan nada bangga namun juga diiringi tawa.

"That's great.  Well,  congratulation.  Ternyata kamu berbakat ya.  Aku boleh minta kontakmu? "

'Apa?  Ody meminta kontakku.  Ya Tuhan.......  Apa yang harus kulakukan.  Aku senang,  namun aku sangat gugup'.

"Ya,  tentu saja boleh" Kemudian aku mengambil tissue dan pulpen yang dibelikan oleh ody kemarin. Kutuliskan nomer telfon ku diatas tissue tersebut. Coret demi coretan tinta ini benar benar membuat ku gugup. Setelah selesai,  aku pun memberikannya pada ody.

"Well thanks" Jawabnya kemudian dilanjutkan dengan ia menyeruput kopi hitamnya yang masih hangat.

Tak lama kemudian...

"1 white coffee? " Tanya seorang pelayan saat berada di samping ku.

"Iya benar mba". Sang pelayan pun menaruh kopi ku diatas meja dan pergi meninggalkan ku dengan ody.

Setelah itu kami berbicara tentang banyak hal. Bahkan kamipun  sempat membicarakan  tentang kekasih. Dan berdasarkan pengakuan ody,  ternyata ia belum memiliki istri ataupun pacar.

Waktu demi waktu berlalu,  tanpa sadar ternyata sudah 3 jam lamanya kami berbincang bincang disini.  Karna berfikir kami sudah terlalu lama,  akhirnya kami pun memutuskan untuk pulang.

Aku merogoh tas merah ku dan mengeluarkan handphone untuk memesan ojek online (lagi).

"Kamu pulang naik apa lis? " Tanya ody dengan suara yang super lembut.

"Aku pesen ojek online dy" Jawabku.

"Gimana kalau aku antar? " Ia pun langsung mengambil kunci mobil yang berada di saku jaket Adidas hitam nya.

"Aku bisa pulang sendiri kok dy ,  gak apa apa"

"Udah sama aku aja,  hitung hitung hemat ongkos dan aku pun jadi punya teman bicara"

Aku pun menyetujuinya dan kami segera masuk kedalam mobil.

Mobil melaju menembus rintik rintik hujan  yang sudah mulai turun.

Slama di perjalanan,  ody slalu mengajak ku berbicara mengenai apa saja.  Pekerjaan,  hobi,  makan kesukaan,  bahkan menyinggung sedikit tentang cinta.

'Cinta dapat membuat dunia mu makin berwarna. Semua terlihat indah'.

1 jam perjalanan menuju apaterment benar benar tak terasa. Kini mobil putih milik ody sudah berada tepat didepan lobby utama apaterment.

"Maaf ya aku ga bisa mampir dulu,  masih ada yang harus ku urus " Katanya lembut sebagai kata perpisahan kali ini.

"E-e-e-h...  Iya gak apa apa kok dy,  makasih ya udah nganterin aku balik"

"Iya sama sama"

Aku pun turun dari mobil nya seraya melambaikan tangan melepas kepergiannya. Wait,  kepergian?  Ah maksudku keberangkatannya.

Dengan langkah sedikit melompat aku berjalan menuju lift dan segera menekan tombol menuju lantai 12.

Ternyata sesuatu yang aku tidak sukai yaitu kopi,  dapat menuntunku padamu. Kini aku mendapatkan inspirasi untuk novel ku. Berhubung aku tidak punya teman dekat untuk curhat,  maka laptop kesayanganku ini saja lah yang akan menjadi saksi bisu kisah cinta ku yang baru.

Ku ketik kata demi kata yang tertuju pada mu ini. Halaman demi halaman dan bab demi bab tak terasa sudah aku ketik dengan cepatnya hanya dalam 1 malam.

Ia datang tiba tiba,  menyelinap masuk ke dalam hatiku dan tanpa permisi ia juga tlah berhasil mengambil alih hatiku.

Ody, dengan tatapannya yang tajam namun hangat, senyum manis yang disertai lesung pipi,  tubuh tinggi sekitar 188 cm,  kini ia berhasil masuk ke dalam hatiku.

Mungkin terlalu cepat untuk mengatakan ini,  tapi...

'Aku ingin bertemu dengan mu lagi secepatnya. Aitakatta'.

°°°°°

Next chapter: 
'Hati yang kini tlah dicuri'

Segurat TINTA untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang