Siapa dia?

91 7 0
                                    

Ketika hati ku penuh dengan amarah dan rasa cemas,  hanya kamu lah yang dapat meredakan semua itu...

°°°°°

Dengan setengah sadar aku terbangun dari mimpi indah ku dan segera melangkah menuju kamar mandi.

Kutatap wajah ku di cermin yang bisa dibilang ukurannya sangat besar.

Tak ada yang special dari wajahku. Hanya wajah biasa. Yang membuatku terlihat blasteran hanya lah kulit putih dan mata yang agak sipit.

'Apa yang membuat ody menyukaiku?  Dari mana sisi kawaii (imut) dariku ini? '

Aku bahagia ketika mengingat bahwa aku dan ody sekarang ini sudah berpacaran. Namun,  dilain sisi aku juga sedikit merasa sedih karna tak bisa mengabarkan ini secara langsung kepada orang tuaku.

Ah ya orang tua.

Aku baru ingat bahwa beberapa hari lagi aku akan pulang kampung. Dan kabar baik nya adalah,  ody ikut pulang bersamaku. Yap,  dia bilang ingin bertemu dengan orang tuaku.

Semenjak hari itu. Maksudku semenjak aku pergi dari rumah ody,  ia slalu rajin mengantar jemput ku. Saat pagi hari ke kampus ku,  dan saat sore hari ke tempat kerjaku.

Bahkan di tempat kerja pun ia sering membawakan ku makan malam saat sedang istirahat shalat maghrib.

Ody juga slalu mengontrol kegiatanku dan memastikan agar aku tak kelelahan. Saat hijab ku berantakan di tempat kerja,  bahkan ia segera merapihkan nya dan mengatakan,  "tutupi mahkotamu hime-sama (tuan putri),  aku tak ingin ada orang yang merebutmu dariku". Wanita macam apa yang tidak melting saat ditegur seperti itu oleh pacar, apalagi kalau pacarnya adalah cogan (cowo ganteng).

Oke sudah cukup menghayalnya.

Aku masuk ke kamar mandi segera untuk mandi dan wudhu. Setelah itu seperti biasa ku jalankan shalat subuh dan bersiap menuju kampus dan tentu saja,  dijemput oleh ody.

°°°°°

Tak terasa waktu sudah berjalan 1 minggu. Kini aku harus pulang kampung.

Aku menarik travel bag biru ku menuju ke dalam bandara. Disampingku pun ada ody yang juga menarik travel bag hitam sambil menggandeng tanganku.

"Nanti disana gue bakal cari hotel ya,  jadi ga dirumah lu" Katanya membuka pembicaraan.

"Oh iya gak apa apa,  nanti tunggu waktu yang tepat juga untuk bilang ke ibuku"

"Oke,  tenang saja. Hotelnya ku cari yang tak jauh dari rumah mu kok".

Ody menaruh tangannya di bahuku dan mengarahkanku jadi berhadapan dengannya.

Dengan lembut pun ia mengecup keningku dan tersenyum.

" Maaf ya aku ga berhasil dapet tiket pesawat yang sama kayak kamu" Katanya pelan.

"Well,  see u".kami pun berpisah saat ingin masuk ke pesawat masing masing.

Yap aku sendiri.

Duduk diantara ratusan penumpang lain di pesawat yang sama. Well,  setidaknya itu tak terlalu buruk ketika ku lihat ada 5 buah majalah yang tersusun rapih di depanku.

Segurat TINTA untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang