DARK VALENTINE 8

181 3 0
                                    

***

Valentine Swansea's Point of View

Tidak mungkin aku membawanya ke Cina.

Aku menatap pria yang aku cintai yang sedang tertidur lelap di atas pangkuanku. Jet ini sudah mendarat di sebuah tempat yang akan membuat Justin tersenyum. Aku mengelus kepalanya dengan lembut dan mencium pipinya berulang kali.

Aku merasakan ponselku bergetar dan melihat bahwa Simon lah yang sedang melakukan panggilan kepadaku. Aku segera mengangkatnya.

"Ada apa, Simon?" tanyaku setengah berbisik karena takut membangunkan priaku.

"Apakah keputusan Anda sudah bulat, Miss?" Aku menelan ludahku dan menggeser kepala Justin dengan lembut lantas berdiri sedikit jauh dari sofa tempat ia berbaring.

"Ya, Simon. Aku sudah membawanya kemari. Pernikahannya akan dilaksanakan lusa dan aku masih memiliki otak untuk berpikir rasional."

"Bagus, Miss. Karena, keluarga besar Justin sudah tahu bahwa Selena mengandung anak dari Mr. Bieber." Aku menutup mulutku dan tubuhku gemetar.

"Ya," aku berdeham karena isakanku terdengar begitu jelas."Aku akan segera menghapus semua ingatannya tentang diriku."

"Memang sudah seharusnya begtitu, Miss. Kuatkan hati Anda. Anda pasti bisa."

Aku tersenyum saar air mataku mengalir di pipiku.

"Tidak, Simon. Aku tidak bisa menguatkan hatiku. Aku tidak bisa melakukan ini. Namun, kau tahu apa? Aku akan melakukannya karena aku mencintainya, Simon. Ini sangat...menyiksa." Aku belutut dan menahan suaraku agar tidak terdengar oleh Justin. Aku membekap mulutku dengan kuat agar tidak bersuara. Aku menarik napasku dalam-dalam.

"Kau pasti bisa Miss. Bila memang Mr. Bieber ditakdirkan untukmu, ia akan kembali kepadamu. Bagaimanapun caranya."

"Terima kasih, Simon."

"Siapa, Val?" suara Justin membuatku terkejut dan dengan cepat mengelap air mataku.

"Kau sudah bangun?" tanyaku sambil tersenyum lebar kepadanya. Justin menatapku sedikit berbeda dari biasanya. Seolah-olah aku melakukan kesalahan fatal. Namun, aku berusaha tidak peduli.

"Kita sudah berada di Cina?" tanya Justin sambil bangkit dan berjalan ke arahku. Aku menyambutnya sambil mengalungkan tanganku di lehernya.

"Tidak. Aku membatalkan perjalanan ke Cina. Sebaliknya, kita berada di Atlanta. Kau tahu, tempat tinggalmu dulu." Aku tersenyum kepadanya.

"Aku bosan dengan Atlanta. Mengapa kita tidak bepindah negara saja?" tanyanya datar.

"Tidak. Aku sedang ingin berkencan denganmu di kota ini."

"Namun aku tidak suka dengan kota kecil ini."

"Aku mencintaimu, Justin"

"Aku juga. Maka dari itu aku tidak ingin berada di kota ini."

Aku menggeleng pelan.

"Ayolah, demi diriku?"

Justin mendengus dan menarik wajahku lantas menciuminya dengan berkali-kali. Aku tak mengerti mengapa ia menjadi seperti ini. Namun, aku menerima perlakuannya. Justin mengangkat tubuhku dan meletakkan tubuhku di atas sofa. Ia menarik gaunku hingga separuh dan memperlihatkan braku.

DARK VALENTINE oleh VIVIAN GEOVANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang