DARK VALENTINE 10

236 4 0
                                    

 Valentine berjalan di depanku dan aku memperhatikannya dari belakang. Valentine ternyata mengalami perubahan pada bentuk tubuhnya. Tubuh indahnya menjadi padat dan semakin menggiurkan, bokongnya sedikit terangkat dan montok, pinggangnya masih kecil seperti tidak pernah melahirkan. Aku rasa ia merawat tubuhnya habis-habisan.

Aku tidak berbicara banyak, karena aku yakin tanpa aku mengatakannya pun, Valentine sudah tahu dimana letak kamar hotelku. Kami masuk ke dalam elevator dan berdiam diri. Aku memperhatikan Valentine yang menyisir rambut panjangnya ke belakang dan menunjukan leher putihnya yang kurindukan.

Kami sampai di lantai tujuh dan Valentine segera melangkah meninggalkanku. Ia tidak banyak bicara setelah bertemu denganku dan aku sedikit kecewa. Aku mengikutinya hingga tiba di depan kamar hotelku.

"Mommy, kita sudah sampai?" suara mengantuk yang dikeluarkan Timmy membuatku menoleh. Valentine menurunkan Timmy dan tanpa sengaja Timmy menarik baju bagian atas Valentine hingga tertarik ke bawah dan menampakan bra hitam miliknya. Aku menelan ludahku dan Valentine dengan cepat memperbaiki pakaiannya.

"Yo, dude!" Aku mendengar suara Scooter dan Timmy segera masuk ke dalam pelukan Scooter."Kau tidur bersamaku, oke? Aku sudah membelikannya. Kita akan bermain sepanjang malam," Scooter melihat Valentine dan cengegesan tidak jelas."Hei, Valentine."

Valentine tersenyum dan mencium pipi Scooter. Oh, mengapa ini terasa panas?

"Hei, Scoot. Tidak ada kata bermain sepanjang malam. Ini sudah pukul delapan dan Timmy paling lambat harus tidur jam sepuluh. Kau dengar Mommy, Timmy?"

"Yes, Mommy. Kalau begitu, Uncle Scoot, sebaiknya kita cepat ke kamarmu dan bermain!"

"Tentu saja. Ayo, ayo!"

Scooter segera membuka pintu kamarnya yang berjarak dua pintu dari kamarku. Aku membuka pintu kamarku dan berniat memanggil Valentine saat wanita itu sudah berjalan menuju elevator. Aku mendecak sebal tak mengerti apa yang ia lakukan.

Aku mengejarnya dan tanpa basa-basi menggangkat tubuhnya hingga kepalanya terbalik di belakangku. Valentine memukul punggungku berulang kali.

"Lepaskan aku, bodoh!" teriaknya dengan kesal. Aku mendengus.

"Melepasmu lagi setelah enam tahun kau meninggalkanku? Berharaplah akan hal itu namun aku tidak akan mewujudkannya."

Aku masuk ke dalam kamarku dan melempar tubuh mungil Valentine ke atas tempat tidurku.

"Kau tidak tahu betapa aku...merindukanmu." Aku naik ke atas tempat tidur dan mencium bibirnya langsung. Valentine sedikit meronta namun aku menahan tubuhnya. Lama kelamaan ia membalas ciumanku dan memeluk leherku. Lalu aku melepasnya.

"Kau gila. Ini terlalu tiba-tiba." Valentine berniat turun dari tempat tidurku. Aku kembali menariknya saat ia menendang tubuhku dan berniar kabur dariku. Ia sudah sampai di depan pintu dan aku memeluk tubuhnya lantas mendesaknya ke dinding.

"Aku gila? Aku rasa kau benar karena aku memang gila karena menantikan ini." Aku kembali mencium Valentine dan mengangkat tubuhnya. Valentine membalas ciumanku namun ia segera melepasnya.

"Tidak. Ini salah." Valentine mendorongku dan aku segera melempar tubuhnya ke tempat tidur.

"Sialan, aku tak menyangka kau akan senakal dan seliar ini. Aku harus kembali menjinakkanmu." bisikku dan berusaha memeluknya saat Valentine dengan lincah kabur dariku sambil memegang bantal.

DARK VALENTINE oleh VIVIAN GEOVANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang