Aku masih yang nakal

60 2 0
                                    

Aku rindu sama mam and dad. Mereka sudah lama nggak pulang. Orangtua aku bekerja di Amerika dan mereka menyuruh Bi Ira untuk merawat aku. Aku nakal karena aku tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang penuh dari orangtua. Mereka sangat sibuk dengan karir hingga melupakan kewajibannya terhadap anak sendiri. Oh ya aku  mau kenalin kakak aku. Namanya Daeng Afiq tapi aku manggilnya fifiq. Dia kuliah di UNHAS Makassar.
Siang ini aku masih saja mengeluarkan air mata karena rasa rindu yang tiada berujung pada kedua orangtuaku. Juga kepada kakakku. Kak Fifiq pernah bilang kalau perubahan harus dimulai dari hal yang terkecil tapi sampai sekarang aku belum mengerti maksud perkataannya.

"Non, ada tamu" ucap Bi Ira yang membuatku langsung mengusap air mata rinduku. "Siapa bi?" Tanyaku. "Katanya teman non" jawab Bi Ira. Aku bergegas ke ruang tamu dan kudapati Keysya duduk di sofa sambil menangis tersedu-sedu. "Eh Keysya udah dari tadi disini?" Tanyaku. "Baru aja" jawab Keysya. "Kamu kenapa? Kok nangis"
"Pak Irwan.... dia ternyata sudah punya pacar dan minggu depan dia akan menikah dengan pacarnya" jawab Keysya dengan berlinang air mata. "Dasar... tidak tau diri. Dia tuh cuma mau enaknya aja. Liat... kamu udah hamil dan sekarang dia mau ninggalin kamu gitu aja. Hello... kita masih SMA Keysya. Masa depan kamu akan suram kalau sampai mama papa kamu tau kalau kamu itu hamil" celotehku menambah kesedihan Keysya.
"Aku juga nggak habis fikir, karena pak Irwan udah janji sama aku" sahut Keysya dengan wajah yang mulai mengerut karena tangisan. 
"Pokoknya kita harus temuin pak Irwan sekarang" ucapku.
"Nggak usah" sahut Keysya.
"Key.... kita tuh nggak boleh diamin ini semua tau nggak" sahutku. "Tapi syil" Keysya mencoba menghentikan keinginanku. "Pokoknya kita temuin pak Irwan sekarang" kataku. Keysya hanya bisa memangguk pelan mendengar perkataanku. Kami akhirnya memutuskan untuk mendatangi rumah pak Irwan. Setelah sampai di rumah pak Irwan, kami heran mendapati seorang wanita yang memang sedari tadi menunggu kami.
"Pak Irwan ada?" Tanyaku.
"Iya, dia ada didalam" jawab wanita itu.
"Em....kamu yang bernama Keysya?" Tanya wanita itu sambil mengarahkan wajahnya ke Keysya. "Iya. Ada apa yah?" Tanya Keysya kebingungan. "Aku Irma, sepupunya Irwan. Hhh... sebenarnya yang kemarin kamu liat itu salah. Aku sama Irwan cuma sepupu. Kami memang dekat dari dulu jadi aku harap kamu nggak salah paham yah" ucap wanita itu panjang lebar menjelaskan statusnya dengan pak Irwan. "Tapi nikah?" Tanya Keysya yang masih menampakkan raut wajah kebungungan. "Hem... itu maksud dia mau nikah sama kamu bukan sama aku" jawab Irma. "Kamu masuk gih temuin Irwan"
"Iya, makasih yah karena kalau kamu nggak jelasin aku pasti udah salah paham" sahut Keysya.
Kami lantas memasuki rumah Pak Irwan.
"Keysya" sahut Pak Irwan sambil memeluk mesra Keysya. Keysya hanya tersenyum bahagia. "Maafin aku yah... aku udah salah paham" sahut Keysya. "Aku juga minta maaf, nggak seharusnya aku sedekat itu sama Irma" ucap Pak Irwan. "Nggak apa-apa kok" sahut Keysya. Pak Irwan kemudian melepaskan pelukannya dan tersenyum tipis pada Keysya begitupun Keysya membalas senyumannya. "Ehm... aku dilupain nih.." sahutku.
"Eh Syila..." sahut Pak Irwan. Kami kemudian mengobrol selama beberapa menit kemudian aku dan Keysya pamit pulang.
Sesampai di rumah, aku langsung disambut oleh kak Fifiq. "Sore adikku tercinta" sahut kak Fifiq."eh kakak. Kapan datang" tanyaku. "Baru aja" jawab kak Fifiq. "Gimana sekolahnya?" Tanya kak Fifiq. "Baik kak. Aku kekamar dulu yah"
"Iya"

Pagi menjelang dan matahari mulai menampakkan sinarnya. Aku kemudian bersiap untuk berangkat sekolah. Aku diantar oleh kak Fifiq sampai depan sekolah. "OMG... aku udah telat" sahutku. "Cepat masuk nanti dihukum lagi"
"Iya kak" aku kemudian berlari dan langsung masuk kekelas. Untung saja guru mata pelajaran belum masuk.
Aku dan teman-teman mengisi jam pertama dengan berbagai aktifitas. Ada yang main hp, pacaran, nonton. Pokoknya macam-macam deh. Termasuk aku salah-satunya yang pacaran.
"Kamu datang yah dipertandingan besok" ucap Rian padaku.
"Ok pacar"
"Aku mau tanya? Kenapa aku sayang banget yah sama kamu" tanya Rian.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman.

Tak terasa jam pelajaran kedua sudah dimulai. Kini guru yang amat menakutkan masuk ke kelas untuk memberikan materi.
"Atom adalah unit terkecil suatu unsur yang sudah tidak dapat di bagi lagi. Ada beberapa teori tentang atom yang di jelaskan oleh beberapa pakar" Ibu Guru menjelaskan panjang lebar. Tapi aku tidak begitu memperhatikan sih. Aku cuma sibuk main Facebook. Semoga aja aku nggak diberi pertanyaan. Kalau aku sampai di kasih pertanyaan, huh mampus aku. Aku nggak perhatikan penjelasan Guru dari tadi.
"Syila....itu apa" sahut Ibu Guru sambil melototiku. "Ehm... nggak ada apa-apa bu" sahutku sambil menyembunyikan ponselku di bawah meja. Tina-tiba pak Ivan masuk ke kelas dan langsung menggertak seisi kelas. "Syila, Rian, Fadel dan Nesa. Ikut saya sekarang" sahut pak Ivan dengan wajah memerah. Aku tak kuasa menolak panggilan pak Ivan karena kalau sampai aku nolak pasti aku di skors lagi 1 minggu. Enggak ah.....
Aku dan ketiga temanku yang dipanggil oleh pak Ivan melangkah mengikuti langkah pak Ivan.
"Kalian itu maunya apa sih hah? Selalu saja membuat keributan bahkan saya dengar kalian habis tawuran sama siswa SMA BUNGA BANGSA. Betul?" Tanya pak Ivan kepada kami. "Hah? Kami nggak pernah tawuran pak" jawab Rian. "Jangan mengelak" sahut Pak Ivan dengan nada tinggi. "Tapi emang kami nggak pernah tawuran pak" jelas Rian. "Saya tidak mau terima alasan. Pokoknya kalian saya skors selama 3 hari" sahut pak Ivan dengan dada naik turun karena kelewatan marah. "Tapi pak" sanggahku. "Nggak ada tapi-tapi sekarang kalian keluar dari ruangan saya dan langsung ambil tas kalian habis itu kalian pulang. Ingat!!! Jangan berani menginjakkan kaki kalian di sekolah sebelum masa skors kalian habis. Paham?" Jelas Pak Ivan. Kami hanya mengangguk pelan dan langsung meninggalkan ruangan pak Ivan. Aku dan ketiga temanku tadi pulang ke rumah dengan eajah cemberut. Bagaimana tidak? Kami difitnah telah melakukan tawuran padahal itu semua tidak pernah kami lakukan.

Malam merayap begitu cepat namun aku masih saja tak bisa tidur. Tiba-tiba Rian menelfonku.
"Kamu sibuk nggak"
"Enggak. Kenapa?"
"Kita ketemuan di kafe alone jam 9 nanti. Aku akan jemput kamu"
"Hhhh"
"Aku mau bicara sesuatu sama kamu"
"Oooo... ok. Aku tunggu"
"Iy. By pacar"
"By....see you"

Tak lama kemudian, Rian datang ke rumahku. Aku langsung pergi ke kafe alone bersama Rian dengan mengendarai motor ninja kesayangannya.

^^Di kafe^^
"Aku mau nawarin sesuatu sama kamu" sahut Rian dengan wajah yang menoleh kekanan dan kekiri. Sepertinya ia takut dilihat orang.
"Apa?"
"Kamu mau nggak ikut sama pak Herman. Kita akan jadi kurir. Keuntuntungannya tuh banyak banget"
"Ok aku mau"
Kami bercerita panjang lebar tentang narkoba yang akan kami pasok ke beberapa daerah. Aku nggak tau kenapa aku senakal ini sampai-sampai aku berhasil masuk kelingkaran hitam narkoba.

Hari pertama menjadi kurir kulalui dengan sukses tanpa rintangan. Hari kedua pun demikian.
Namun hari ketiga aku hampir ditangkap oleh polisi. Mereka mencurigai tasku yang terlihat aneh. Beberapa polisi mencoba menangkapku tetapi aku berhasil melarikan diri dan melemparkan tasku kepada polisi.

"Rian, aku udah nyerah deh. Sumpah.....tadi aku takut banget." Sahutku saat bertemu di jalan dengan Rian."masa pacar aku nyerah" sahut Rian. "Kalau aku sih udah not. Kamu aja kalau mau dan kalau kamu nggak suka aku berhenti jadi kurir kamu boleh putusin aku" sahutku. Aku kemudian melangkah menjauh dari Rian.
"Tapi aku masih sayang sama kamu" Sahut Rian mendekatiku.
"Terserah... aku udah capek dengan semua ini"

hijrah? aku tak tau.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang