Satu

851 102 39
                                    

¦¦Senin, 18.59¦¦

Ryan's POV

Setiap hari pukul tujuh malam, aku harus mengikuti les. Orang tuaku memang benar-benar pemaksa. Mereka menyuruhku untuk selalu belajar, belajar, dan belajar. Sekali saja aku tidak mendapat nilai sempurna, maka mereka akan mengurungku untuk belajar seharian.

Pintar enggak, gila iya.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul tujuh. Aku pun memasukkan buku les dan PR ke dalam tas ransel kecil yang selalu kubawa untuk les. Aku tidak peduli jika terlambat masuk les. Toh, orang tuaku bekerja sampai tengah malam. Mereka tidak akan tahu.

Setelah siap, aku mengunci pintu unitku. Ah, aku lupa bilang jika aku tinggal di apartemen.

Saat aku berjalan menuju lift, aku bertemu dengan seorang perempuan. Namanya Kyla—teman sekelasku—murid paling pendiam yang pernah kutemui selama aku hidup. Ia membawa sekantung plastik. Sepertinya dia baru saja pulang dari minimarket.

Kyla juga mengetahui keberadaanku. Saat melihatku, wajahnya seakan sangat terkejut. Beberapa detik kemudian, ia menjatuhkan sesuatu.

Kertas?

Setelah menjatuhkannya, ia segera berjalan melewatiku. Aku baru tahu jika dia satu apartemen denganku. Dan satu lantai.

Aku menatap kertas yang ia jatuhkan tadi. Apa aku harus mengembalikan kertas itu? Bagaimana jika kertas itu penting? Tetapi, aku melihat dia menjatuhkan kertas itu dengan sengaja.

Apa jangan-jangan ... dia modus padaku?

Ia sengaja menjatuhkan kertas itu agar aku mengejarnya?

...

Tidak mungkin.

Sudahlah, lebih baik aku pergi les saja.

***

¦¦Selasa, 06.45¦¦

Aku menghampiri meja Kyla. "Hei, yang kemarin apa maksudnya?"

Aku memang tidak suka berbasa-basi. Aku lebih suka bicara langsung ke point. Basa-basi itu hanya menghabiskan waktu. Ditambah lagi, aku orang yang penasaran. Aku tidak bisa diam saja jika aku ingin mengetahui sesuatu.

Kyla hanya melihatku bingung. "Kemarin?"

"Lu menjatuhkan kertas dengan sengaja, kan?" tanyaku yang lebih menjurus ke menuduh.

"Kertas apanya? Gila," jawab Kyla lalu menenggelamkan kepalanya di lipatan tangannya. Ia tidur. Sial.

Aku benar-benar tidak habis pikir dengan orang ini. Sudah kemarin tidak menyapa saat bertemu, sekarang menghinaku "gila". Apa dia tidak tahu jika aku murid paling teladan seantero sekolah?

"Hei," panggil Fiora—teman sebangkuku.

"Apa?"

"Ngapain lu bicara sama dia?" tanyanya.

"Gue hanya penasaran," jawabku.

"Penasaran? Dengan orang seperti dia?" Fiora menunjuk Kyla lalu tertawa.

"Gue merasa ada sesuatu," gumamku.

"Jangan bilang kalo ..."

"Nggak, gue gak suka dia," potongku cepat.

"Gak ada yang bilang kalo lo suka sama dia," ucap Fiora.

"Terus lu nebaknya apa?"

"Jangan bilang kalo lu mau ngutang sama dia," jawab Fiora. "Lu kan sering ngutang. Gue tahu."

Aku hanya memasang ekspresi datar kepada Fiora.

Melihat reaksiku, Fiora pun segera melanjutkan ucapannya. "Memangnya ada apa?"

"Gak ada apa-apa. Lupakan saja," jawabku lalu mengikuti perjalanan Kyla yang sudah lebih dulu di alam mimpi.

"Tadi katanya ada sesuatu. Sekarang bilangnya gak ada apa-apa. Gue tampol juga lu," ucap Fiora.

"Aku ga denger aku pake headset," jawabku yang langsung dibalas dengan pukulan di punggung.

"Weh, weh!" teriak salah satu murid.

"Napa?" tanya yang lain.

"Yang kasus orang hilang beberapa hari yang lalu itu muncul lagi!" serunya.

"Hah?!"

"Kayaknya kita harus hati-hati deh. Targetnya selalu remaja."

"Oh yang korbannya selalu hilang tepat pukul delapan malam, ya? Jam segitu gue ada kerja, lagi. Jadi takut," sahut yang lain.

Aku pun harus rela bangun dari tidur. Jujur, kasus ini sangat menarik bagiku. Jika dihitung dari pertama kali kasus ini muncul, sudah terjadi lima kali.

Yang membuatku tertarik adalah ketepatan waktu si pelaku. Tepat pukul delapan malam, korban akan hilang. Hal itu diketahui dari terakhir kali korban membalas pesan atau menggunakan ponselnya.

Beberapa teman atau kerabat korban sudah melihatnya sendiri. Kelima-lima korban itu memiliki status yang sama: last seen yesterday at 8.00 PM.

***

Anne's POV

Kasus orang hilang pun kembali terjadi. Menurut orang tua korban, korban pergi ke luar rumah sekitar pukul delapan malam kemarin. Sampai sekarang, belum ada kabar dari korban sama sekali. Polisi masih terus mencari korban di sekitar lokasi terakhir korban terlihat.

Pelaku kali ini diduga orang yang sama dengan pelaku kasus orang hilang beberapa hari yang lalu. Kami menyarankan agar Anda tidak keluar rumah saat malam hari dan pastikan jangan berjalan kaki sendirian.

Aku mendengarkan berita di televisi sambil mengurus buku-buku untuk kuliah. Aku merasa sedikit takut. Mengingat bahwa aku bekerja pada shift malam, aku selalu pulang malam hari dan berjalan kaki sendirian.

Aku memang mengambil shift malam sejak dulu. Aku berusaha untuk mengatur waktu sebaik mungkin. Pagi, siang, dan sore untuk kuliah. Malam untuk bekerja. Saat libur kuliah, aku akan full bekerja di minimarket.

Jika kasus ini berantai, harusnya setiap hari ada korban. Tetapi, selalu ada selisih beberapa hari di setiap kasus. Aku harus waspada setiap hari. Pelakunya bisa melakukannya kapan saja ia mau.

Setelah selesai mengurus buku dan perlengkapan lainnya, aku pun berangkat menuju kampus.

Saat aku menutup pagar rumah, aku merasa ingat sesuatu. Tetapi, aku tidak tahu pasti apa itu.

Sepertinya aku tahu apa yang ada di balik kasus kemarin malam.

========

07-01-2018

The BillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang