O6. Reason

4.3K 596 13
                                    

"Tapi, aku mencintainya."

.
.
.

"Huh? Serius?" Suara Ten diseberang sambungan telepon sana menyiratkan rasa penasaran yang amat sangat. Pikirnya sahabatnya ini sangat membenci Jaehyun.

Hening beberapa saat, Ten masih diamㅡ menunggu jawaban yang akan keluar dari mulut Doyoung.

Terdengar suara helaan nafas di sana, sebelum akhirnya dilanjut dengan suara Doyoung. "Ya tidak, lah. Itu tidak mungkin terjadi."

"Yah! Jangan bercanda!"

"Ya makannya jangan bertanya pertanyaan yang sama terus!" Jawab Doyoung dengan cepat.

"Sudahlah, aku matikan dulu, ya. Bye." Tanpa menunggu balasan dari Ten, Doyoung sudah lebih dulu mematikan sambungan telepon mereka dan melemparkan ponselnya tepat ke arah samping kepalanya.

Ia kemudian menyamankan posisi berbaringnya. Kedua tangannya bergerak untuk membuka dua kancing teratas seragam sekolahnya, merasa gerah. Matanya menerawang ke atas, memikirkan perkataan yang baru saja ia ucapkan kepada Ten, sahabatnya.

.
.
.

Doyoung adalah orang yang rajin belajar dan pintar, semua tahu itu. Ia juga lebih memilih untuk menghabiskan harinya di rumahnya (selain sekolah, studio, dan acara penting tentunya). Maka dari itu ia hanya memiliki sedikit teman. Bukan, bukan karena tidak ada yang mau berteman dengannyaㅡ buktinya ia bersahabat dengan Ten. Tapi lebih tepatnya ia malas untuk memulai sebuah pertemanan, pikirnya hanya mengenal saja sudah cukup.

Namun, malam hari ini berkebalikan dari semua fakta itu, rupanya.

Kini Doyoung terjebak di salah satu pesta ulang tahun salah seorang kenalannya di sebuah apartemen. Sebenarnya berada di sini bukanlah kemauannya. Ia diajak oleh Ten yang sekarang menghilang entah kemana. Padahal beberapa menit sebelumnya Ten berjanji akan menemaninya di pesta ini. Tapi lihatlah sekarang, itu hanya bualan semata.

'Ten sialan.'

Doyoung menyandarkan punggungnya pada sofa empuk yang berada di belakangnya, berusaha menyamankan dirinya. Di tempatnya berada sekarang sebenarnya sangat ramai; musik yang keras dan membuat telinganya sakit, ada yang sedang menari, bermain game, dan bahkan ada yang seperti.... mabuk?

Kening Doyoung mengernyit saat ia melihat orang yang sedang mabuk itu. Kemudian matanya tertuju pada sebuah meja yang berada di depannya; ada alkohol.... Vodka? Atau sampanye? Entahlah, Doyoung tidak tahu, ia sama sekali tidak pernah mencobanya karena mempunyai pengalaman buruk dengan alkohol. Ia juga sedikit heran, mengapa kenalannya ini bisa menyiapkan alkohol seperti ini? Tapi karena penasaran, Doyoung akhirnya mengambil satu gelas tinggi yang berisi cairan bening.

Matanya menyipit dan keningnya semakin mengernyit sesaat setelah merasakannya; aneh!

Namun ada sensasi yang menarik di dalamnya, jadi Doyoung kembali meminumnya, mencoba merasakannya kembali sampai satu gelas tinggi yang di pegangnya itu kosong.

Mungkin karena sama sekali belum pernah mencoba alkohol sebelumnya, ia menjadi mempunyai toleransi yang sedikit pada alkohol. Maka dari itu matanya mulai tidak fokus. Tapi lagi lagi tangannya bergerak; mengambil kembali satu gelas yang berisi sama seperti sebelumnya.

Hate You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang