Jealousy.

111 4 5
                                    

Niall Pov

"Yaudah, pergi sana." Friska menatapku aneh, Willow nggak bilang apa-apa lagi langsung balik badan dan bergegas masuk.

"Will, jangan kayak anak kecil ah." Aku menarik tangannya pelan, Willow nggak mau melihatku.

"Yaudah deh, ayo ikut!" Aku gandeng Willow ke mobil, Friska cuma geleng kepala.

"Yeeee! Dasar aneh, udah sana. Take care," ucapnya tersenyum dan melambaikan tangan. Willow terus memperhatikan jalanan selama hampir setengah jam, sampai kita berhenti di perumahan yang benar-benar tenang.

"Ini rumah siapa? Bagus..." Willow duduk di kursi kayu yang masih dibungkus plastik begitu kita masuk, aku duduk di lantai depan Willow dan menggengam tangannya.

"Gue mau ngomong penting, tapi janji, lo nggak boleh nangis, K?" Willow mengangguk cepat, biasanya kalo kayak gini, dia pasti nangis.

"Jadi, rumah ini titipan Nyokap lo kalo terjadi apa-apa sama mereka. Besok lo bakalan tinggal di sini, tanpa Bodyguard dan pengurus rumah. Nyokap lo mau lo mulai hidup normal, ikut test buat masuk kuliah." Willow tersenyum kecil, dia menatap sekitar rumah berlantai dua dengan model minimalis dan cute.

"Tapi ini terlalu besar buat gue sendiri..." Willow mulai nahan nangis,

"Bad news, gue diwasiatin buat jagain lo sampai ada laki-laki yang bisa bertanggung jawab sama hidup lo dan masa depan lo. Ya... Sampai lo nikah kali, kali..." Willow tersenyum dan memelukku sampai kita jatuh,

"Thanks, Yell... Gue nggak bisa bayangin kalo nggak ada lo, nggak kebayang." Yah, Will... Jangankan lo, gue aja nggak bayangin kalo nggak ada lo hari-hari gue bakal segelap apa?!

Aku dan Willow mulai merapihkan barang-barang yang udah ada di dalam rumah, cuma buka cover penutup sama bersihin debu. Nggak terasa udah jam makan siang, pantesan lapar!

"Makan, yuk?" Ajakku menarik Willow keluar,

"Kita kapan pindah ke sini? Udah excited!" Willow mengguncang pundakku dan tersenyum,

"Secepatnya, makanya beresin barang-barang lo." Aku membuka pintu mobil untuk Willow, sepanjang jalan Willow senyum-senyum sambil ngetik-ngetik iPhonenya.

"Ngapain?"

"SMS Kak Zayn, katanya dia tau daerah sini." Sahutnya tersenyum, Zayn?

Baru mau bicara, iPhoneku bunyi.

"Iya, sebentar lagi kok. Sabar, tunggu aja. Iya, oke bye." Aku mematikannya dan fokus mengemudi lagi,

"Loh? Katanya mau makan? Kok malah puter balik? Kok... Ini kan arah rumah Friska? Yell?!"

"Gue lupa, ada janji sama orang." Aku berhenti tepat di depan rumah Friska lagi,

"Nanti gue jemput, kalo nggak Om Paul yang jemput." Aku langsung menutup kaca mobil dan bergegas ke tempat tujuanku, Mall.

Sampai di Mall, aku langsung mencari seseorang yang udah menungguku. Aku melihatnya duduk di Restoran Fast Food,

"Sorry lama." Ucapku sambil menyalaminya,

"Iya, gue kayak nunggu gebetan aja." Sahutnya tertawa, dan memberi aba-aba untuk duduk.

"Hahaha, gebetan lo cowok?" Ledekku sambil bangun dan berjalan ke antrian pemesanan, dia udah pesan makanan duluan, jadi aku pesan buatku sendiri.

"Gimana lo sama Willow? Ada kemajuan?" Uhuk! Aku buru-buru meminum Cola karna ada Kentang Goreng yang membuatku tersedak,

"Selow, hahahaha nggak usah salah tingkah." I rolled my eyes, damn you!

The Keeper Of Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang