Back for you.

145 4 9
                                    

Zayn Pov

"Nggak bisa apa?! Kamu nggak bisa ngimbangin rasa aku ke kamu karna Niall? Iya?!" Aku memotong ucapan Willow,

"Nggak gitu, kamu tuh kenapa sih?! Kenapa selalu bawa-bawa Nayell setiap kita berantem gini? Kamu nggak suka aku deket sama Nayell?" Willow malah balik sewot, aku jadi makin sebel sama Niall! Dia ngapain sih? Sampai-sampai Willow selalu belain dia?!

"I get jealous! I'm so jealous when he be with you everyday! When he talks sweet things with you!" Bentakku, Willow menatapku takut, ini salah!

"Kenapa sih? Kenapa kamu bisa semarah ini sama aku? Cuma karna Nayell... Nggak adil! Aku nggak pernah bisa marah sama kamu kayak gini! Sekalipun gara-gara perempuan lain, yang kamu cium depan aku! Aku nggak bisa! Dan kamu gampang banget bentak-bentak aku! Seolah aku anak kecil yang ngelawan orangtuanya! Kamu nggak ngerti, nggak akan pernah ngertiin aku!" Percuma jelasin atau minta maaf, Willow lari dan masuk ke dalam mobil yang udah nunggu di parkiran dari tadi.

Kalo pulang, Mom pasti nanya kenapa aku kusut banget gini. Kalo ke studio, anak-anak pasti malah minta ajarin ini-itu yang mereka belom ngerti soal Seni, Kalo ke rumah Melani... Aku ke rumah dia aja, kalo emang harus kusut, biar kusut sekalian!

"Mel..." Aku ketuk pintu rumahnya, kawasan perumahan ini tumben sepi. Aku berdiri cukup lama, beberapa kali ketuk pintu ulang, pegel.

"Zayn? Sorry, aku tadi lagi di dapur, masuk." Melani senyum kayak biasanya, aku masuk dan ngikutin Melani balik lagi ke dapur. Ternyata dia lagi praktek masak, wow!

"Kamu bikin apa?" Aku memeluknya dari belakang, Melani membalik badannya ke arahku dan tersenyum.

"Cuma iseng, penasaran sama resep Macaroon, kamu tumben ke sini mendadak? Ada apa? Pasti Willow lagi?" Melani mengusap pipiku pelan, aku mendengus panjang, penuh keputusasaan.

"Aku sama dia putus," ucapku pelan, Melani kelihatan kaget dan megangin mukaku.

"Zayn! Kamu harus perjuangin dia dong! Ajak balikan lagi, aku tau kamu sayang sama di..." Aku melepas pelukanku dan menjauh dari Melani,

"Balikan? Perjuangin? Sayang? Mel! Buka deh mata kamu! Aku pernah perjuangin kamu! Memohon, ngemis demi balikan lagi, dan aku sampai saat ini masih sayang sama kamu! Aku cinta sama kamu dan itu kenyataan! Kamu mungkin sadar kalo aku udah Moved dari 'Kita', tapi kamu yang narik aku ke belakang lagi, kamu... Kenapa sih? Kenapa kamu mainin perasaan aku kayak gini? Nggak adil saat satu orang berusaha menjalani lagi hidupnya ke depan, tapi orang yang pernah ada di hidupnya narik dia supaya tinggal di belakang. Kamu nggak pernah kasih alasan kenapa kita putus, kamu nggak pernah kasih aku kesempatan buat memperbaiki semuanya, dan saat aku mau mulai semua tanpa kamu, kamu dateng. Itu jahat, Mel!" Aku duduk lemas di lantai dapur, Melani yang dari tadi berdiri diam menatapku, sekarang duduk perlahan di depanku.

"Aku..."

"Kamu punya laki-laki lain yang lebih baik dari aku? Iya?!" Melani menggeleng cepat,

"Nggak! Kamu kenapa mikir kayak gitu?!" Melani nunduk,

"Aku sakit... Aku nggak mau ngerepotin kamu, aku nggak mau bikin kamu kecewa! Kanker Payudara... Dan aku nggak mau bikin kamu malu sama kekurangan aku setelah berobat! Rambut aku mulai rontok, warna kulit aku mulai berubah, dan efek obatnya selalu nyiksa aku! Aku pindah ke sini karna nggak mau orang rumah aku tau, aku nggak mau mereka sedih! Aku nggak mau kamu sedih!" Aku diam, pengakuan Melani benar-benar bikin aku bungkam.

"Ssshhhh... Kenapa kamu nggak bilang? Aku nggak akan biarin kamu nangung sakit ini sendirian, aku janji." Aku meluk Melani, tapi dia menggeleng pelan,

The Keeper Of Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang