03

7.3K 81 2
                                    

********

Everything Will Say Goodbye
Jason [Advance Bravely]

********

[Al POV's]

"Hallo, dengan Al disini." Aku mengangkat telepon itu dan langsung mengucapkan kalimat yang biasa aku ucapkan.

"Oh hai, Al. Aku kira yang akan mengangkat telfon adalah Sean. Aku Banasta." Jawab seseorang di sebrang telepon. Aku sepertinya mengenal orang ini.

"Banasta? Banasta dari G-Corp?" Tanyaku langsung padanya. Aku masih ingat bahwa dia adalah orang yang sering bertemu dengan Sean.

"Ya, langsung saja. Apakah kau sudah menanda tangani surat kontrak yang aku kirimkan?"

"Sudah. Aku akan menjadi support role dalam film itu, bukan?" Aku memang hanya menjadi tokoh pendukung dalam film itu.

"Tidak lagi. Kau kan menjadi main role dalam film itu. Bagaimana, menarik bukan?"

Pemeran utama ya? Sepertinya menarik. Aku akan mencobanya. Lagi pula, menjadi pemeran utama tidaklah buruk. "Hm, baiklah."

"Okay, sampai jumpa lusa nanti." Dia sudah mengucapkan sebuah kalimat mutiara. Kalimat ingin mengakhiri telepon.

"Ya." Aku langsung menutup telepon sesaat setelah selesai mengucapkan satu kata itu. Sungguh sopan.

Aku berjalan ke dalam ruang santai. Aku hanya ingin bersantai untuk saat ini. Jadwal pemotretan yang sangat padat selama tiga hari yang lalu sangat menyiksa. Selain harus bergonta-ganti tempat dan pasangan, aku juga harus bergonta-ganti pakaian dan riasan. Sungguh.

Selama dua hari dari sekarang aku bebas. Jadwal pemotretan sudah kosong. Jadi, aku akan menghabiskan waktuku di rumah saja. Entah untuk menonton televisi, bermain PS, atau yang lain.

Aku mengambil remote tv dan mencari acara kesukaanku. Kalian tahu animasi kartun Spongeboob Squarepants? Itu adalah acara kesukaanku. Jangan salah, aku masih seperti anak-anak jika berhubungan dengan acara kesukaan.

Sudah dua jam lebih aku berkutat pada televisi. Aku mulai bosan. Sungguh. Aku akan pergi ke pusat kota. Disana sedang ada festival tahunan. Ya, benar.

Aku segera bangkit dari dudukku dan menyambar kunci mobilku yang ada di meja dekat jendela ruang santai. Segera bergegas sebelum festival mulai dipadati pengunjung. Aku sangat tidak menyukai keramaian kecuali saat aku ingin minum.

Aku sampai di tempat festival kurang dari setengah jam. Jarak rumahku ke tempat festival memang tidak terlalu jauh. Bahkan, jika aku mau, aku bisa menggunakan sepeda kayuh milikku.

Aku melihat jam tangan yang ada di tangan kiriku. Masih pukul 2 siang dan suasana sudah sangat ramai. Aku benci ini. Aku berniat pulang tapi ada seseorang yang memanggilku.

"Al!" Teriak orang itu. Rupanya jarak kami memang sedikit berjauhan. Aku menoleh untuk melihat siapa yang memanggilku.

Dih. Malas sekali. Itu Lolita. Mantan kekasihku yang sangat-sangat matre dan sedikit gila dalam bercinta. Dia sangat suka seks. Dasar jalang.

Greed LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang