06

4.5K 80 1
                                    


"Bulan tidak akan pernah menginggalkan bumi-nya. Bintang tak akan meninggalkan langit tempat ia berada "

♣♣♣♣♣


[Author POV's]

Al membawa Dema menuju ke mobilnya. Membawa kekasih orang yang pernah dicintainya dulu ke rumahnya. Entah karena apa, Al hanya ingin membawa Dema menuju rumahnya untuk menenangkannya.

"Bagaimana kejadiannya tadi?" Al bertanya pada Dema dengan nada sedikit khawatir. Dia masih fokus pada jalanan.

"Aku tidak ingin menceritakannya." Dema menjawab dengan juteknya. Dia masih syok dengan kejadian tadi.

"Tapi, kenapa kamu menolongku? Bukankah kamu membenciku karena kamu anggap sebagai perebut pria yang kamu sayangi?" Dema kembali bersuara.

Al mengeratkan genggaman tangannya pada kemudi mobil. Dia sekuat tenaga untuk tidak marah dengan pertanyaan dari Dema.

Al memelankan laju mobil. Semakin pelan hingga mobil mustang ini berhenti di depan sebuah rumah mewah milik keluarga Rojas.

Mobil tersebut kemudian melaju kembali setelah dua orang penjaga membukakan pagar untuk mobil mewah itu masuk. Kembali berhenti setelah mencapai garasi.

"Aku akan menjelaskannya nanti. Sebaiknya kamu tenangkan dirimu dulu." Suruh Al pada Dema.

Sudah hampir semenit setelah Al berucap, Dema belum juga berkutik. Dia masih setia menatap lurus kedepan. Al yang melihatnya langsung melepas sabuk pengaman miliknya dan mencondongkan dirinya ke bangku sebelah untuk melepas sabuk pengaman milik Dema.

Setelah itu, Al langsung keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah. Sedangkan Dema, dia bergegas mengikuti Al masuk ke dalam setelah sadar apa yang terjadi.

Dema meyakinkan pada dirinya sendiri jika Al masih orang yang dia benci. Dia yang membuat hubungannya dengan Aston kandas di tengah jalan. Setidaknya, itu yang ada di dalam pikirannya saat ini.



"Aku akan menjelaskan kenapa aku berbuat baik kepadamu." Al membuka suara terlebih dahulu.

Mereka–Al dan Dema–sedang duduk di sofa empuk yang ada di ruang santai. Sean, adik Al, pergi entah kemana. Pembicaraan serius yang akan dibicarakan membuat mereka sama sekali tidak menyentuh jus jeruk yang dihidangkan untuk mereka.

~~~ FLASHBACK ~~~

[Al POV's]

"Jadi kejadiannya seperti itu, Von. Aku tidak tahu apakah jalan pikiranku saat ini benar atau tidak. Tapi satu hal yang aku tahu pasti, Aston sudah tidak perduli denganku." Ucapku setelah mengakhiri ceritaku.

"Izinkan aku bertanya padamu. Apa kamu menyalahkan Dema atas kepergian Aston?" Ucap Devon.

Aku mengangguk pelan. Aku memang belum sepenuhnya yakin, tapi jika di persentasekan, banyaknya perasaanku yang setuju jika ini adalah salah Dema adalah 51%.

"Dema mengenalmu sebelum berhubungan dengan Aston? Atau mungkin, Aston pernah dekat dengan Dema sebelum meninggalkanmu?"

Aku menggeleng. Aku tidak mengenal Dema sebelumnya, dan sebaliknya. Sedangkan Aston, aku tahu satu hal. Dia pernah berkata bahwa dia tidak pernah berhubungan dengan pria manapun kecuali denganku. Dalam artian sahabat atau lebih, dia belum pernah.

"Jadi, Dema tidak bersalah. Benar begitu bukan, Al?" Tanyanya. Aku terdiam. Aku mencerna ucapan sekaligus pertanyaan yang dilontarkan oleh Devon.

Greed LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang