04

5.4K 86 5
                                    


" Biarkan anjing menggonggong,
Mungkin mereka haus akan
kesengsaraan kita "

♣♣♣♣♣

[Al POV's]

Aku menjadi tidak fokus dengan kegiatan syuting ku kali ini. Entah kenapa, pikiranku berkutat kembali pada masa laluku yang mungkin dapat dikatakan menyedihkan. Sangat menyedihkan, mungkin.

Aku pernah dekat dengan seseorang bernama Aston Titov. Dia hadir disaat aku merasa bahwa tidak ada wanita manapun yang benar-benar tulus mencintaiku. Aku bahkan berfikir jika tidak ada yang namanya cinta. Disaat aku berfikir jika tidak ada yang namanya cinta, dia mendekat.
Aston merangkulku dan membawaku ke dalam kehidupannya. Usia kami tidak terpaut jauh, dia lebih tua satu tahun dariku.

Banyak harapan yang diberikan dan banyak pula yang ia janjikan kepadaku. Oh ayolah, saat itu aku sedang dalam masa galau dan butuh kasih sayang orang lain. Bagaimana bisa aku menolak semua janji manis yang ia ucapkan?

Aku percaya. Aku yakin. Aku mempercayai bajingan itu dan berakhir sama seperti sebelumnya. Aston meninggalkan aku sendiri dan memilih orang lain untuk menjadi kekasihnya. Felix Al Dema.

Felix Al Dema atau Dema Davidson. Aku sebenarnya sudah mengetahui bagaimana dia sebelum aku bertemu dengannya. Jangan heran, aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Di pertemuan pertama kami, aku hanya berpura-pura tidak mengenalnya. Kenyataan membuatku harus berbuat baik pada kekasih Aston itu.

Aku tahu jika Aston yang menghancurkan hubunganku dengan Lolita. Aston pula yang membuatku buta akan adanya cinta. Aku tahu setelah dia menjalin kasih dengan aktor tampan itu. Sungguh, aku tidak percaya hal ini.

"Al!" Panggil seseorang. Aku tidak begitu hafal dengan suaranya, tapi jelas dia adalah seorang laki-laki.

Aku menoleh untuk melihat siapa yang memanggilku yang sedang duduk di bawah pohon rindang di dekat lokasi syutingku.

"Ada apa, Von?" Aku bertanya pada Devon-teman lamaku. Kini dia sudah berada di sebelahku. Berdiri dan menunduk untuk melihatku.

"Aku ingin menemanimu, Al. Kau terlihat sedang ada masalah, benar?" Devon bertanya balik padaku. Jika aku mengenal dia dengan dekat pasti aku akan cerita. Tapi, dia hanya sebatas temanku di kampus dulu.

"Tidak. Aku tidak ada masalah." Aku berbohong. Aku hanya tidak ingin membagi bebanku ke orang yang menurutku asing.

"Cerita saja, aku akan menjadi sahabatmu." Menggiurkan sekali tawarannya itu. Aku memang tidak memiliki sahabat.

"Baiklah. Aku akan bercerita, tapi sebaiknya kau jaga ucapanmu tadi."

"Baik, Al. Aku berjanji." Balasnya dengan mantab sambil duduk di sebelahku untuk mendengarkan ceritaku.

♠♠♠


[Dema POV's]

Aku sedang berada di kantor milik Aston. Aku ingin meluruskan sebuah hal. Kenapa dia bisa mencintaiku? Atau, apakah dia mencintaiku? Hanya itu, tidak lebih. Aku tidak ingin kepalaku pecah hanya karena memikirkan kemungkinan-kemungkinan tidak pasti mengenai Aston. Aku harus menanyakannya.

"Ada apa, sweetheart?" Aston bertanya dengan santainya. Dia memanggilku dengan panggilan manis. Tapi untuk saat ini aku tidak membutuhkannya.

"Apa kau mengenal Alejandro Rojas?" Tanyaku langsung saja. Aku tidak ingin berbasa-basi, sungguh sangat tidak berguna.

Aston diam. Dia terkejut mendengar perkataanku. Jadi, yang dibicarakan oleh Al itu benar. Aston memang pernah memiliki hubungan-entah sebagai apa-dengan Al.

"Siapa itu? A-aku tidak mengenalnya." Dia gelapan menjawab pertanyaanku. "Apa kau lapar?" Tanyanya mengalihkan topik bahasan.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, Aston! Jawab saja pertanyaanku! Jawab dengan jujur!" Aku marah. Nada bicaraku tadi naik satu oktaf.

Aston hanya diam. Selama lebih dari sepuluh menit, dia bungkam seribu bahasa. Tatapannya tertuju pada majalah yang tadi dibacanya. Oh, ayolah.

"Jawab aku atau kita berakhir." Ujarku. Aku menekankan suaraku di kata terakhir ucapanku tadi, sengaja.

"Baik! Dia adalah orang yang pernah aku janjikan untuk selalu melindunginya. Aku sudah menghancurkan hubungannya dengan kekasihnya dulu, Lolita. Aku ingin dia, aku mencintai dia. Tapi disaat aku mulai bisa mendapatkannya, Daddy melarangku. Melarangku, hanya karena keluarga kami saling bermusuhan. Kau puas sekarang?!" Jelasnya panjang lebar.

"Kau.. masih mencintainya?" Entah kenapa aku malah bertanya hal itu. Seakan mulutku ini sudah menyiapkan pertanyaan itu sejak tadi.

"Ya. Itu akan selalu ada di hatiku. Aku akan selalu mencintainya, aku tidak pernah mencintaimu." Jawabnya santai.

"Keparat! Kau... argh!" Aku geram. Aku menampar Aston dengan sekuat tenagaku. Aku langsung keluar dari kantornya dan bergegas menuju lokasi syuting. Aku akan membatalkan kontrak kerjaku dengan mereka. Aku tidak ingin beradu akting dengan Al.

♠♠♠

Greed LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang