Bagian 7

179 8 0
                                    

*Bismillah, jangan lupa vote dan comment nya ya teman-teman

"Sebaik-baik teman ialah yang dapat mengajak kita ke jalan Allah"

*

*

Ara masih berkutat dengan laptopnya dengan tumpukkan buku yang setia menemaninya. Saat ini dia sedang berada di persputakaan fakultas. Dia harus segera mengumpulkan tugas mata kuliahnya yang sudah hampir tiba dead line nya. Ara menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri meregangkan otot-otot lehernya yang tegang. Dia juga meregangkan oto-otot tangannya dengan mengangkat kedua tangannya keatas kepalanya.

"Alhamdulillah akhirnya selesai juga. Tinggal kumpul, deh."

Dia membereskan meja di depannya, mematikan laptopnya dan memasukkan benda tipis itu ke dalam tas punggungnya. Merapikan buku yang ada di mejanya dan mengembalikannya ke tempat awal dia mengambilnya tadi.

Ara melihat jam di pergelangan tangan kanannya kemudian menggendong tasnya. Dia segera bergegas keluar dari perpus. Sudah jam satu dan dia belum sholat dzuhur. Dia segera menuju ke mushola yang ada di samping perpus.

Sudah seminggu setelah pertemuannya dengan mbak Sarah. Semenjak hari itu dia terus teringat dengan perkataan mbak Sarah. Jangan sampai kembali ke nol lagi. Ara sedang berusaha. Dia sedang mempertahankan dirinya agar dia tidak kembali ke nol seperti yang di katakan oleh mbak Sarah.

Dia tidak akan menyerah kali ini. Dia harus memaksakan dirinya jika itu memang perlu.

"Ara?"

Ara menengokkan kepalanya saat mendengar sebuah suara menyebut namanya. Dia melihat seorang gadis cantik sedang tersenyum manis padanya. Siapa? Batin Ara.

"Udah lupa ya sama aku?" tanya gadis itu pada Ara.

"Maaf ya. Aku beneran lupa deh kayak nya," kata Ara tersenyum canggung. Pasalnya Ara memang benar-benar lupa siapa gerangan si gadis itu.

"Yah kamu mah gitu. Ini aku Hana. 7F," kata gadis yang katanya bernama Hana itu menunjuk dirinya sendiri.

Ara sedang memikirkan semua nama Hana yang pernah dikenalnya. Dan tadi gadis itu menyebutkan 7F. Itu adalah salah satu kelas di SMP nya dulu.

"7F? Hana?" kata Ara sambil mengingat-ingat.

"Hana?! Kamu Hana yang tomboy, suka makan di kantin bu Indoria tapi jarang bayar. Hana yang suka bolos pas upacara. Ini kamu?"

Hana tersenyum senang karena Ara ingat padanya.

"Ye... masa yang diingat yang jeleknya doang sih."

"Hahaha... habisnya kamu dulu emang kaya gitu. Kalo aku bilang yang baik-baik berarti aku bohong dong."

"Astaghfirullah... aku dulu juga ada baik nya tau. Biarpun lebih banyak jeleknya sih. Hehehe."

"Kamu sekarang beda banget loh. Udah tobat gini. Tambah cantik aja," kata Ara jujur.

Hana yang mendengar pujian dari Ara tersenyum dengan malu-malu.

Memang benar Hana sekarang sudah berubah. Dari segi penampilannya misalnya. Dulu saat masih SMP, dia hanya memakai rok pendek dan baju yang dikeluarkan. Rambutnya potong pendek seperti laki-laki. Tapi sekarang, dia sungguh sangat anggun dengan gamis berwarna cyan dan jilbab berwarna senada yang menjuntai panjang hingga pergelangan tangannya. Dulu Hana sangat sering membuat ulah saat upacara dan seringkali dia dipanggil untuk maju di depan barisan. Dulu awalnya Ara tidak terlalu dekat dengan Hana karena mereka memang tidak satu kelas. Tapi karena Ika, teman Ara, berada di kelas yang sama dengan Hana, dan Ara sering main ke kelas Ika, Ara jadi kenal juga dengan Hana. Dia adalah anak yang wellcome pada orang lain sehingga dia sangat mudah akrab dengan siapa saja, termasuk Ara.

Kata Hati: Pembelajaran Sebuah PerjalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang