"Apa?" Aku membentak Dewi.
"Lo sadar nggak dia cowok yang sebelahan sama kita di perpus?"
"Sadar dan gue nggak peduli," cemoohku.
"Dan lo bilang dia ngikutin lo terus?"
"Kayak orang maniak," tambahku.
"Dan dia minta lo bantuin tugas kuliahnya?"
"Ogah dan gue nggak bakal mau sampai gue mati"
Mendadak Dewi mencengkeram lenganku. Matanya melebar. "Pasti ada apa-apanya."
"Maksud lo, dia mau menyakiti gue? Huh! Awas aja!"
"Bukannn..." seru Dewi gemas.
Aku melihat sorot mata Dewi dan langsung menyadari artinya. Jangan sebut aku sahabatnya kalau aku tidak mengenal sahabatku sendiri. Aku langsung berseru, "Nggak mungkin!"
"Mungkin aja." Dewi berdiri dan menghampiri penjual nasi goreng. Tak lupa menarik tanganku agar aku ikut serta. "Dan dia ganteng lho, Liv."
"Please deh, kayaknya perlu gue ingetin lagi, gue nggak akan jatuh cinta. Gue benci cowok!"
Suaraku cukup keras hingga beberapa orang, yang berjenis kelamin laki-laki, menoleh ke arah kami. Dewi sigap mengajakku berjalan lebih cepat. Dengan suara lincah, dia memesan nasi goreng untuk kami berdua. Sejujurnya aku sudah kehilangan nafsu sarapan. Terutama setelah melihat cowok bernama Jamie.
***
"LIV..."
Tangan berkeriput tertumpang di lenganku, sesaat, agar aku menyadari kehadirannya di tengah kucuran air deras di tempatku mencuci piring.
"Ya, Oma?" jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari cangkir-cangkir dan piring-piring yang sedang kucuci.
"Oma dan Opa duluan. Mau ke dokter."
"Oh, oke." Aku mematikan keran dan mengelap tangan di serbet yang tersampir di pundakku. Hari ini memang jadwal Oma check up ke dokter. Oma sakit jantung dan harus memeriksa kondisi kesehatannya sebulan sekali. Well, sebenarnya tidak harus, tapi tahu sendiri deh Opa Alung. Dia yang memaksa dan mengharuskannya.
"Kamu nggak apa-apa ditinggal sendiri?"
"Ih, si Oma. Kayak baru pertama kali tinggalin aku sendiri aja. Jangan kuatir. Oma langsung pulang saja nanti. Bilang sama dokternya sekalian periksa si Opa ya."
Oma terkekeh pelan mendengar gurauanku. Kalau soal si Opa Alung, aku punya ribuan candaan dan gurauan saking terlalu ekstrem kelakuan lelaki kurus berambut putih tersebut.
"Jangan lupa kunci semua ya, Liv." Oma berpesan lagi.
"Beres, Oma."
Kepergian Oma dan Opa Alung menyisakan kesunyian yang biasa kuhadapi. Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Aku menyalakan televisi. Bukan karena ingin menontonnya, tapi berupaya mengusir kesunyian suasana. Ada satu pekerjaan lagi yang perlu kuselesaikan yaitu mengepel kedai. Untung ukuran kedai tidak terlalu besar sehingga aku cepat menyelesaikannya. Seluruh ototku mulai berontak minta istirahat.
Maklum, aku belum istirahat sejak pagi. Sepulang kuliah aku langsung kemari karena salah satu karyawan yang suka membantu di kedai sedang sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUR GANGSTER GIRL - Christina Juzwar
Roman pour AdolescentsNukilan novel terbaru Christina Juzwar dari #BadGirlSeries. Terbit Januari 2018. *** Namanya Kassandra Olivia, tapi kelakuannya tidak sebagus namanya. Di kampus, Oliv mendapat cap cewek preman, menyebalkan, dan anarkis. Dia tidak suka berteman apala...