Her Habits
"(Name), apa kau sudah terbiasa untuk bolos kelas?" tanya Kaminari saat mereka berdua baru keluar dari game center, membawa tiga kantong hasil permainan mereka di dalam, dengan (Name) membawa satu dan Kaminari membawa dua.
"Pertanyaan macam apa itu," sahut (Name) tertawa, "kau membuatku terdengar seperti anak nakal."
"Tapi aku hanya mengambil asumsi kalau kau sering bolos—dari ucapan Aizawa-sensei dan Recovery Girl," balas Kaminari.
"Hei, tidak sering kok," protes (Name), "aku hanya bolos saat aku tidak suka pelajaran itu," gumamnya kemudian.
"Oh ya?" tanya Kaminari, "apa saja itu?"
(Name) membatu, kemudian membuang pandangan, "...tidak banyak kok."
"Bohong! Pasti banyak!" sahut Kaminari tertawa.
"JANGAN TERTAWA!" sahut (Name) mengembungkan kedua pipinya, "lagipula aku bolos bukan karena aku mau."
"Hah? Kenapa begitu?" tanya Kaminari.
"Kau tahu Quirk-ku, kan?" sahut (Name) mengangkat tangan kanannya, yang tidak memegang kantong.
(Name) kemudian mengepalkan tangan kanannya, yang kemudian membukanya kembali.
"Efek samping Quirk-ku itu bertolak belakang dengan efek samping obaa-chan," ucap (Name) mengelus kepalanya.
"Huh, bertolak belakang?"
"Ya, jika dampak kelelahan dari penyembuhan obaa-chan berdampak pada korban, maka efek kelelahan penyembuhanku justru berdampak padaku—membuatku cepat lelah, jika semakin parah lukanya," jawab (Name), "dan setiap kali aku berangkat sekolah, ada saja orang ataupun hewan yang terluka—seperti anak kecil yang terjatuh karena terlalu bersemangat pergi sekolah, ataupun kucing yang terluka karena dilukai anak jahil," kemudian (Name) tertawa kecil, "aku tidak bisa meninggalkan mereka, kau tahu."
Kaminari terdiam melihat (Name), yang kemudian Kaminari mengerti.
"Jadi itu sebabnya kau sering berada di UKS—"
"Alasan bodoh jika awal masuk pelajaran aku sudah kelelahan," potong (Name), "akan lebih logis jika kubilang aku benci pelajarannya, kan? Walaupun sebenarnya aku tidak mau bolos semua pelajaran."
Kaminari berhenti, dengan pegangannya pada dua tas hadiah semakin erat.
"(Name), sebenarnya kau tidak mau bolos, ya? Sebenarnya kau suka semua pelajarannya, kan?"
(Name) ikut berhenti, lalu mengangguk kecil.
"Walaupun kedengarannya tidak mungkin—tapi aku ingin menjadi Pro-Hero, Denki."
Iris mata Kaminari sedikit melebar saat melihat pundak (Name) sedikit bergetar, hendak melangkah dan memeluk perempuan itu sampai tiba-tiba (Name) menoleh ke arah Kaminari dengan senyum kecilnya.
"Oleh karena itu, rahasiakan dari siapapun mengenai kebenaran dari kebiasaan bolosku, ya?"
Kaminari diam, tidak menjawab permintaan (Name).
—Dan (Name) menyadari itu.
"Kumohon, Denki."
Kaminari tak suka melihat (Name) harus memohon seperti ini—memohon pada dirinya untuk menyembunyikan sebuah kenyataan yang mengejutkan, yang juga menyakitkan.
"Baiklah," ucap Kaminari akhirnya, "tapi gantinya, kau harus cerita semuanya padaku—"
Kaminari tidak bisa menyelesaikan ucapannya karena tiba-tiba (Name) memeluknya, menjatuhkan kantong yang (Name) bawa dan juga menjatuhkan yang Kaminari bawa.
"Terima kasih, Denki."
Awalnya Kaminari ragu untuk membalas pelukan (Name), namun akhirnya dia membalas pelukan (Name) dengan merangkul (Name) dengan kedua tangannya. Kaminari sedikit terkejut, ternyata tubuh (Name) lebih mungil saat dipeluk seperti ini.
"Sama-sama, (Name)."
Kaminari tidak suka melihat (Name) menyentuh laki-laki lain, dan Kaminari tidak suka melihat (Name) dalam keadaan seperti ini.
—Saat itu Kaminari sadar, kalau dia menyukai (Name).
KAMU SEDANG MEMBACA
My Powerful Crush (Kaminari Denki)
Fanfic• Kaminari × Powerful!Reader • Aku menyukainya dan aku selalu memperhatikannya. Tapi, kenapa ia kuat sekali!? (Kaminari Denki version) (My Powerful Crush Series) (Reader Inserts) (Drabbles Collections)