Jihyo menatap kesal pada sosok pemuda didepannya. Sudah hampir seminggu ini Jihyo dibuat menderita oleh kelakuan Jungkook.
Ada saja yang di lakukan pemuda itu untuk membuatnya kesal. Jungkook benar-benar sangat menikmati hal itu. Melihat wajah Jihyo yang marah, kesal dan menderita merupakan sesuatu yang menyenangkan.
Jungkook juga dengan gampang mematahkan gelar Jihyo sebagai playgirls yang gemar memutuskan kekasihnya setelah seminggu berpacaran. Ini sudah hari kedelapan artinya sudah lewat satu hari dan mungkin akan terus berlanjut. Hanya Jungkook yang bisa memutuskan kapan permainan ini akan berakhir.
" Kau suapi aku sekarang". Jungkook duduk di depan Jihyo. Membuka mulutnya lebar-lebar. Menunggu makanan yang akan masuk kemulutnya.
Jihyo berdecak kesal." Kau punya dua tangan dan sepuluh jari tapi kau masih ingin disuapi layaknya se ekor anak burung?"
" Hemmm.. Sepertinya perlu ku ingatkan lagi apa kesepakatan kita nona Park. Bukankah kau sudah sepakat jika kau kalah kau akan menuruti kemauanku hem?". Jungkook tersenyum miring.
" Tapi kau bermain curang tuan kelinci. Kau harusnya malu berbuat curang hanya untuk mengalahkanku. Itukah reputasi seorang kapten tim basket?". Jihyo sepertinya mulai terpancing membalas ucapan pria itu.
Jungkook yang mendengarnya kini menyeringai tipis. " Sepertinya kau harus dihukum lagi karena sudah berani melawanku".
Jungkook mencondongkan badannya kearah Jihyo mencoba mencium gadis itu. Tapi Jihyo sudah lebih dulu mengangkat sendok yang sudah berisi makanan.
" Cepat buka mulutmu". Jihyo memutar bola matanya malas. Jungkook yang melihat itu tersenyum dan menuruti permintaan gadis itu.
Bukan tanpa alasan Jihyo mau menuruti kemauan Jungkook hari ini. Mengingat beberapa kali dia membantah perintah Jungkook pemuda itu tak segan-segan untuk menciumnya meski di depan umum. Jihyo tak ingin kejadian itu terulang kembali. Mengingat saja membuatnya bergidik ngeri.
Dasar buaya mesum....
Tak salah para penggemarnya memberi predikat itu padanya. Tapi anehnya gadis-gadis itu masih memuja sang pria meski mengetahui sifat buruk dari idolanya itu.
Setelah selesai menyuapi Jungkook, Jihyo dengan cepat berdiri dan berlari menjauh dari Jungkook. Dia tak menghiraukan panggilan pemuda itu. Jihyo terus berlari menuju rooftop sekolah ini. Itu adalah tempat favoritnya jika sedang disekolah.
Dia menghempaskan tubuhnya pada bangku kayu yang tersedia disana. Angin berhembus pelan menyapu rambut Jihyo. Gadis itu memejamkan matanya.
Hari ini sangat melelahkan Jihyo...
Pikirannya melayang mengingat kejadian seminggu belakangan ini. Jungkook yang terus mengganggu nya dengan teriakan-teriakan yang menyebalkan. Dia masih mengingat dengan jelas suara Jungkook saat menyuruhnya melakukan sesuatu.
Yak!! Park Jihyo tolong ikatkan tali sepatuku,...
Park Jihyo bawakan tasku,....
Park Jihyo ayo temani aku main basket,....
Park Jihyo temani aku makan,...
Park Jihyo cepat salinkan tugasku,
Park Jihyo,Park Jihyo, Park Jihyo, Park Jihyo, dan Park Jihyo.
Rasanya pemuda itu tak bosannya menyebut namanya. Jihyo meringis pelan mengingat itu semua. Gadis itu menghela nafas kasar, lalu dia menengadahkan kepalanya menghapap langit masih dengan mata terpejam. Tiba-tiba sesuatu benda kenyal menempel pada bibirnya. Jihyo membuka matanya terkejut. Lagi-lagi Jungkook mencuri ciumannya hari ini.
" Itu hukuman karena kau mengabaikan panggilan ku tadi nona Park".,
Jihyo mendengus. Tidak bisakah sedetik saja pemuda itu jauh-jauh darinya.
" Ada apa lagi tuan kelinci? Kau tak bosan mengangguku ya"?
" Siapa suruh kau pergi begitu saja, aku baru mau menyuruhmu untuk makan. Tapi kau malah lari begitu saja. Aku tahu kau belum makan dari tadi. Jadi makanlah".
Jungkook menyerahkan sebuah kotak yang berlogo kantin sekolah pada Jihyo. Jihyo yang melihatnya hanya menatap dengan tatapan bingung.
" Yaa.. Kk...kau tak perlu berpikir yang aneh Nona Park. Aku hanya ingin kau punya stamina untuk melakukan apa yang aku minta. Aku tak ingin kau nanti pingsan. Itu akan merepotkan ku saja." Jungkook berkata panjang lebar sambil mengusap lehernya yang tak gatal. Sebenarnya dia juga tak mempunyai alasan khusus kenapa tiba-tiba iya terpikir untuk membelikan gadis ini makanan.
Jihyo yang mendengar itu hanya menatap Jungkook datar. " Maaf Jungkook, tapi aku tak makan makanan seperti itu. Lagipula aku sudah bawa bekal sendiri". Kata Jihyo sambil melirik kotak bekal di sampingnya.
Jungkook menatap bekal yang dibawa Jihyo dan seketika mengerutkan alisnya. Dia hanya melihat ada nasi dan sayuran berwarna hijau yang dia tak tahu namanya.
" Kau hanya makan makan seperti itu"?
" Hemmm". Jihyo menjawab singkat.
" Ckk...pantas saja kau terlihat lemah, apa kau sedang diet? Tubuhmu sudah kurus begini kau masih melalukan diet. Hentikan saja program dietmu itu dan sekarang makanlah makanan ini".
Jihyo tak menjawab pertanyaan Jungkook. Kepalanya tiba-tiba saja terasa pusing.
Sial.. Kenapa saat bersamanya tubuh ini seperti kehilangan tenaga. Ku mohon bertahanlah sebentar lagi...
Jihyo mengerjapkan matanya berkali-kali. Rasa pusingnya semakin bertambah saja.
Jungkook melihat tingkah aneh Jihyo, kini menatapnya penuh selidik." Kau tak apa Jihyo?"
" Jungkook, bisakah aku meminjam sesuatu padamu sebentar saja"? Jihyo tiba-tiba bertanya pada pemuda itu.
" Huhh? Kau ingin pinjam apa"?
" Kau tinggal jawab boleh atau tidak"? Jungkook yang mendengar itu hanya mengangguk bingung.
Melihat persetujuan Jungkook, Jihyo mendekatkan tubuhnya pada Jungkook dan merebahkan kepalanya di bahu pemuda itu. Jungkook sedikit terkejut. Dia ingin bertanya tapi suara gadis itu mengurungkan niatnya.
" Biarkan seperti ini, sebentar saja. Ku mohon Jungkook". Jungkook yang mendengar itu hanya terdiam pasrah.
Jihyo merasakan kepalanya semakin berat. Tapi ini lebih baik daripada dia menahan dengan cara seperti tadi. Kesadarannya kian lama kian menjauh. Dan akhirnya diapun tertidur di bahu pemuda itu.
Jungkook yang merasakan nafas teratur gadis ini menoleh sekilas. Dia menaikkan satu tangannya, merangkul tubuh gadis itu dan memberikan kenyamanan dalam tidurnya.
Entah kenapa suhu terasa sangat panas. Jungkook mengibas-ibaskan tangannya. Dengan jarak sedekat ini dia dapat merasakan hembusan nafas Jihyo menyapu tekuk lehernya. Dadanya berdegup kencang
Siall.... Bagaimana aku bisa membalas perbuatannya padaku jika hanya seperti ini saja aku sudah kalah...
Jungkook mengumpat dalam hati. Rasa ibanya muncul begitu saja mengalahkan rasa dendam yang sudah dia patri selama 10 tahun pada gadis di sampingnya ini. Tapi melihat wajah gadis ini yang terlihat sangat damai dalam tidurnya, entah mengapa hatinya berdesir hangat. Dia tak pernah merasakan seperti ini dengan wanita manapun yang pernah menjadi kekasihnya.
Kau membuatku gila Park Jihyo....
****
Akhirnya finish juga..
Maaf partnya terlalu pendek....
Happy reading...
Jangan lupa vomentnya..Oh ya...
Sekalian mau ngingetin kembali...
Kalau yang belum baca cerita aku yang lainya yang berjudul FORGOTTEN silahkan di cek ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ( Jeon Jungkook ) - END
FanficJihyo gadis dengan reputasi sebagai playgirls disekolah yang suka memutuskan kekasihnya setelah seminggu berpacaran harus berurusan dengan pria mesum dan tukang bully Jeon Jungkook yang ternyata menaruh dendam pribadi dengan Jihyo. " Aku ikuti perm...