Jihyo dan Jimin berjalan melewati beberapa gundukan tanah sebelum langkah mereka terhenti pada sebuah makam dengan balutan batu marmer diatasnya.
Jihyo meletakkan sebukect bunga mawar merah disana. Dia membungkukkan badannya memberi penghormatan.
" Hai.. Aku datang. Tapi aku tak sendirian kali ini. Aku membawa Jimin." Jihyo menoleh pada Jimin yang juga melakukan penghormatan nya.
" Halo kak, bagaimana kabarmu? Maaf baru bisa mengunjungimu sekarang. Kau tahu aku terlalu sibuk menjaga adik tersayangmu ini. Dia sekarang sudah besar. Aku benar-benar dibuat kesulitan mengaturnya." Jimin merangkul pundak Jihyo dan tersenyum padanya.
" Berhentilah menjelekkan ku di depan Kak Chanyeol Chim. Dia akan berpikir aku yang merepotkanmu. Padahal sebenarnya kau yang selalu merepotkanku."
Jimin hanya terkekeh mendengar celoteh Jihyo. " Benarkah Ji? Apa aku merepotkanmu selama ini?"
" Tentu saja. Taukah kau kak, Jimin sekarang menumpang ditempatku, dia juga sering menumpang mobil ku. Selain menumpang dia juga merusak semua barangku." Jihyo tertawa di depan makam kakaknya. Ini 11 tahun peringatan kematian kak Chanyeol. Daripada memperingatinya dengan air mata, Jihyo dan Jimin memilih memperingati hari ini dengan tawa. Makanya sedari tadi mereka mencoba menceritakan hal konyol yang ada di otak mereka.
Mereka terus melontarkan candaan konyol. Mengenang kembali masa kecil ketiganya. Langit berubah menjadi senja. Menandakan hari sudah sore.
" Ayo Ji, kita pulang. Ini sudah sore." Ajak Jimin karena mereka sudah menghabiskan waktu terlalu lama disini.
" Tunggu sebentar, bisa kau antar aku mengunjungi seseorang?"
" Kemana lagi Ji? Ini sudah sore, aku ada janji lain." Gerutu Jimin.
"Hanya sebentar saja. Janji tak akan lama. Ayolah Chim?" Jihyo merengek mengeluarkan jurus aegyo nya.
Kalau sudah seperti itu Jimin tak akan bisa berkata apapun selain menuruti perkataan gadis ini.
Jihyo tersenyum penuh kemenangan. Dia menarik pelan tangan Jimin menuju kearah makam lain disana.
" Hai bibi? Apa kabarmu? Maaf kemarin aku hanya mengunjungimu sebentar. Jadi aku putuskan mengunjungimu lagi kali ini." Jihyo meletakkan sekuntum bunga lotus pada makam itu.
" Ini makam ibunya Jungkook?" tanya Jimin saat melihat nama yang tertulis pada batu nisan itu.
" Hemm..." Jihyo bergumam mengiyakan pertanyaan Jimin.
" Kau sering kesini?"
" Tidak, hanya dihari peringatan kematiannya saja."
" Apa Jungkook tahu?"
" Entah... Mungkin tidak. Karena aku tak pernah bertemu dengannya ditempat ini. Sekalipun bertemu pasti aku akan menghindarinya. Kau mengertikan maksudku?" Jelas Jihyo.
Jimin hanya mengangguk mengerti.
" Baik, kurasa cukup hari ini. Ayo kita pulang, bukannya kau bilang ada acara setelah ini?"
Ucapan Jihyo membuat Jimin menepuk jidatnya. " Ah.. Kau benar. Aku hampir saja melupakannya." Jimin melirik jam di pergelangan tangannya. Matanya membulat. Dia hanya punya waktu 20 menit lagi.
Mereka segera berjalan cepat meninggalkan makam itu. Tanpa mereka sadari, sedari tadi Jungkook melihat semuanya. Akhirnya dia tahu siapa yang selalu meletakkan bunga lotus saat peringatan kematian ibunya. Bukan ayahnya, melainkan gadis itu. Jihyo, gadis itu bahkan sudah melakukannya sejak lama. Seolah sadar dari rasa terkejutnya Jungkook beranjak pergi dan kembali membuntuti mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ( Jeon Jungkook ) - END
FanficJihyo gadis dengan reputasi sebagai playgirls disekolah yang suka memutuskan kekasihnya setelah seminggu berpacaran harus berurusan dengan pria mesum dan tukang bully Jeon Jungkook yang ternyata menaruh dendam pribadi dengan Jihyo. " Aku ikuti perm...