Manhattan, New York City
Seorang gadis menatap layar televisi itu tanpa berkedip. Dia melihat semuanya. Melihat bagaimana gelang itu terputus begitu saja. Dia melihat bagaimana terlukanya seorang pemuda yang tengah berbicara pada layar kotak itu. Terlihat sangat tersiksa.
"Maaf aku terlambat." Jihyo memejamkan matanya. Membiarkan cairan bening itu mengalir jatuh melalui pipinya. Membuang semua rasa sesak yang telah lama tertanam dihatinya.
Gadis ini memang menyadari jika dia sudah pergi terlalu lama dengan ketidakpastian yang dia berikan pada Jungkook. Ini memang salahnya yang menghilang hingga tujuh tahun lamanya tanpa pernah memberi kabar pada pemuda itu.
Dirinya terlalu takut, takut memberi harapan palsu kepada semua orang yang menyayanginya. Beberapa kali mengalami kegagalan operasi membuat nyalinya seketika menciut. Dia takut jika dia memeberi kabar akan semakin membuat kehidupan yang sudah berjalan damai kembali rusak karenanya.
"Maafkan aku yang sudah membuatmu menunggu sejauh ini Jungkook. Maaf atas keegoisanku hingga membuat dirimu terluka. Maaf karena perjuanganku membutuhkan waktu yang cukup lama. Hingga membuatmu seperti ini." Jihyo memegang dadanya yang berdenyut nyeri. Masih jelas terasa bagaimana pisau bedah beberapa kali mengiris kulitnya. Rasanya sungguh menyakitkan. Tapi, entah kenapa melihat Jungkook terpuruk seperti itu justru membuatnya semakin sakit.
Dering ponsel mengagetkan Jihyo, dia menghapus air matanya. Terlihat nama Mina tertera di layar ponselnya. Dia tahu pasti gadis ini akan menelponnya. Jihyo mengangkat panggilan tersebut.
"Ha...." Belum sempat Jihyo berbicara, teriakan kencang sudah terdengar dari sebrang sana.
"Yak!! Kapan kau kembali? Kau tidak lihat dia sekarang sudah menyerah!"
"Aku tahu, aku sudah melihat semuanya. Tapi aku rasa aku belum siap Mina."
"Apa lagi yang perlu kau siapkan? Tidak cukupkah waktu selama ini?"
"Entah.. Kurasa aku begitu takut saat ini. Aku takut bertemu dengannya kembali."
"Dasar bodoh!! Sungguh ini pertama kalinya aku mengumpat. Tapi kau benar-benar sangat bodoh. Karena ketakutanmu kau jadi kehilangan dirinya."
"Ya, aku menyadari itu. Tapi mungkin ini pilihan terbaik untuk Jungkook. Aku akan menghargainya. Dia pantas bahagia."
"Terserah kau saja. Yang jelas aku ingin kau secepatnya kembali. Aku sudah mengirimkan sesuatu untukmu. Awas saja kalau kau tidak datang."
Jihyo ingin menjawab tapi sambungan telepon itu sudah terputus secara sepihak. Jihyo menghela nafasnya panjang. Ini sungguh berat. Bagaimana dia harus menghadapi ini. Sekarang dia harus kembali ke Korea sedangkan dirinya bahkan belum siap menghadapi segala situasi yang ada.
Tapi jika tidak, dia akan melewatkan hari penting bagi saudara sepupu satu-satunya. Jihyo memandang paket kiriman yang telah Mina kirimkan padanya. Sebuah undangan pernikahan. Mina bahkan telah merancang pesta khusus supaya Jihyo bisa datang. Mina merancang pesta topeng agar Jihyo bisa datang tanpa perasaan tertekan. Itu makin membuat Jihyo dilema. Jihyo tidak ingin membuat Mina kecewa.
"Are you sure will be back to South Korea Jihyo?" Sebuah suara mengagetkan Jihyo. Carol, teman sekaligus perawat pribadi Jihyo muncul dari balik pintu. Dia berjalan mendekati gadis itu dan duduk disebelahnya.
"Not really sure. But I should." Jawab Jihyo pada gadis berambut pirang itu.
"It's because this invitation?" Carol menunjuk surat undangan yang ada ditangan Jihyo.
"Yeah, It's all about him. My cousin is getting married. I had to come."
"Are you okay? I mean your heart?" Tanya Carol hati-hati. Dia telah mengetahui semuanya. Dia mengetahui apa yang sedang terjadi disana. Dia takut jika itu akan membuat Jihyo kembali terluka dan akan membuat kondisi Jihyo kembali memburuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE ( Jeon Jungkook ) - END
Hayran KurguJihyo gadis dengan reputasi sebagai playgirls disekolah yang suka memutuskan kekasihnya setelah seminggu berpacaran harus berurusan dengan pria mesum dan tukang bully Jeon Jungkook yang ternyata menaruh dendam pribadi dengan Jihyo. " Aku ikuti perm...