Part 30

153 10 0
                                    

"Latihan aja sono sama pacar lu!" Ucapnya lalu pergi keluar kelas

Karin yang mendengar itu spontan langsung shock. Dia tak menyangka bahwa David akan mengatakan itu kepada dirinya. Dia tau David marah kepadanya, tapi David tak seharusnya berkata seperti itu kepada Karin.

Karna Karin dan Adi tidak mempunyai hubungan apapun. Ya walau Karin mulai menyukai Adi.

"Daviddd!" Teriak Karin

Tapi David langsung saja pergi ntah kemana.

Karin berusaha mengejar David. Dia celingak-celinguk mencari keberadaan David.

Saat Karin ingin berjalan menuju rooftop, tiba-tiba saja guru BP menegur Karin.

"Hei kamu!" Panggil ibu Sri yang merupakan guru BP di SMANTIG.

"I-iya Bu" jawab Karin gugup

"Kamu mau kemana? Kamu mau bolos di jam pelajaran ya!?" Tanya ibu Sri dengan tatapan tajamnya.

"Eh.. hm.. bu-bukan gitu buk" jawab Karin dengan gugup

"Jadi ngapain kamu diluar kalo bukan mau bolos jam pelajaran!! Udah masuk ke kelas sana!" Perintah ibu Sri

"Baik Bu" ucap Karin lalu berlalu dari hadapan buk Sri

Karin berjalan menuju kelasnya. Niatnya untuk mengejar David diurungkan dia.

~

David sekarang berada di rooftop. Hatinya merasa panas. Dia benci situasi ini.

Arghhhhhh!!

Kenapa gue jadi gini sihhh!? Batin David

David mengambil ponselnya dari saku celananya. Dia mengambil headset dan mulai menyumbatkan di telinganya. David duduk dan mulai menghayati setiap lirik dari lagu yang dia dengar Last child-pedih.

David mulai tertidur di atas rooftop.

~

Lonceng jam istirahat sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Karin masih berada di kelas.

"Gy, Lo gak kantin?" Tanya Ara ke Karin

Karin hanya diam. Dia bingung menghadapi masalah nya sendiri. Bentar lagi audisi akan dimulai. Sedangkan Karin dan David sudah lama tidak latihan. Padahal buk Nunung sudah memberikan kepercayaan kepada mereka berdua. Bahkan mereka berdua sudah di kasih kesempatan.

Karin tau Karin salah, selama ini dia menolak ajakan David untuk latihan.

"Rin, kok malah bengong sihh?" Kali ini Vero yang membuka suara nya.

"Oh kenapa tadi?" Tanya Karin.

"Lo mikirin apaan sih Rin?" Tanya Vero

"Kalo Lo punya masalah Lo cerita sama kita kita" ucap Tiara

"Gue gak papa kok. Kita kantin yokk" ujar Karin sambil mengalihkan topik pembicaraan.

"Ya udah kalo Lo gak mau cerita, kita paham kok. Udah buruan berdiri, kita kantin"

~

Seusai makan dari kantin, Karin pamit duluan ke dalam kelasnya.

Karin berjalan menuju kelasnya, sedangkan Tiara dan Vero masih nongkrong di kantin.

Saat Karin berjalan, tiba-tiba saja Karin tidak sengaja bertemu dengan Doni Farel.

Karin yang melihat gerak-gerik Doni, Karin langsung mempercepat langkah kakinya.

"Rin!! Karin!!" Teriak Doni

Tapi Karin tidak peduli. Karin mengacuhkan panggilan dari Doni.

"Rin!! Pliss dengerin gue dulu!!" Teriak nya sekali lagi.

Teriakan Doni mampu mengalihkan pandangan siswa-siswi yang masih berkeliaran di koridor.

Buru-buru saja Karin berbalik arah menemui Doni dan menarik pergelangan tangannya. Karin menarik Doni ke arah belakang sekolah.

"Lo apa-apaan sih!! Ngapain teriak-teriak!??" Dengus Karin kesal

Doni yang melihat Karin seperti itu langsung saja senyum sekilas.

"Rin plis dengerin gue dulu. Kasih gue  waktu buat ngejelasin semuanya." Tutur Doni

Karin tampak berpikir. Karin dua tahun ini memang selalu menghindar dari Doni. Bahkan jika kedua sahabatnya tidak sengaja menyebut nama Doni mampu membuat mood Karin rusak.

Tapi tidak ada salahnya mendengar penjelasan dari seseorang bukan? Terkadang apa yang kita dengar dan apa yang kita lihat, belum tentu buruk. Setiap orang melakukan sesuatu pasti ada alasan di balik semuanya.

Karin mulai memberikan ruang kepada Doni agar menjelaskan semuanya.

"Oke gue bakal denger penjelasan dari lo, tapi gak sekarang" jawab Karin

Doni tampak bingung maksud Karin.

"Kita ketemu nanti sore di Cafe yang ada dekat rumah gue jam 4," ucap Karin "tapi ingat Don! Lo cuma ngejelasin aja, jadi Lo gak usah berharap banyak"

Akhirnya Doni lega mendengar ucapan Karin. Setelah sekian lama Doni menantikan hal ini. Doni sebenarnya masih berharap banyak dengan Karin, tapi mendengar ucapan Karin yang tadi..
Doni sadar bahwa dia memang sudah tidak pantas lagi berada di sisi Karin.

"Makasih Rin karna Lo masih ngasih gue kesempatan buat ngejelasin semuanya. Tenang aja Rin, gue gak bakal berharap lagi sama Lo. Gue sadar, gue gak pantas lagi ada disisi Lo. Habis gue ngejelasin semuanya, gue gak bakal ganggui Lo lagi kok" ucap Doni sembari memberikan seulas senyuman tipis.

Semua sungguh bohong! Sebenarnya Doni masih ingin sekali dekat dengan Karin. Bukan ingin menjadi pacarnya lagi, tapi Doni berharap masih bisa berteman dengan Karin.

Tapi Doni sudah merasa lega. Apapun keputusan Karin nantinya, Doni akan terima semuanya.

*****

See you next part! 👋

Cinta idiot ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang